Seminggu, 32 Desa Mengalami Bencana
Halaman 1 dari 1
Seminggu, 32 Desa Mengalami Bencana
BANJARNEGARA: Dalam kurun waktu satu minggu terakhir, sebanyak 32 desa yang ada di Kabupaten Banjarnegara mengalami bencana.
Bupati Banjarnegara H Sutedjo Slamet Utomo SH MHum saat tinjauan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke lokasi bencana longsor di Dukuh Siwaru Desa Tanjungtirta Kecamatan Punggelan, Minggu (29/12) mengtakan, dalam kurun waktu satu minggu terakhir terdapat 60 titik kejadian di 32 desa dan 13 kecamatan.
Akibat kejadian tersebut, 22 unit rumah rusak berat, 21 rusak sedang dan 56 unit rusak ringan, sedangkan yang terancam longsor tercatat 135 unit rumah. “Ada 1 orang meninggal dunia dan mengakibatkan 38 KK tinggal di pengungsian yang disediakan pemerintah yaitu di Desa Wanadri dan Watuurip Kecamatan Bawang, Tanjungtirta Kecamatan Punggelan, Metawana Kecamatan Pagentan dan di Kecamatan Batur,” tutur Sutedjo.
Akibat bencana tersebut, kerugian diperkirakan sebesar Rp 1.420.000.000 yang meliputi kerusakan infrastruktur di 23 titik berupa kerusakan jalan, irigasi, jembatan, sekolahan, masjid dan lahan pertanian.
Gubernur Ganjar Pranowo pada kesempatan tersebut mengatakan, selain Banjarnegara, bencana juga terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah. Khusus untuk Banjarnegara, Ganjar meminta Kades bersama warga bergotong royong membangun kembali desanya. Bagi yang warga yang harus direlokasi, gubernur meminta agar segera dicarikan tempat yang aman dari ancaman longsor.
Selain itu BNPB pusat melalui gubernur menyerahkan dana siap pakai bencana longsor dan banjir dalam bentuk cek senilai Rp 153 juta. Bantuan diserahkan gubernur kepada Bupati Banjarnegara.
Seperti diketahui, akibat bencana yang terjadi di Desa Tanjungtirta, sebanyak 16 kepala keluarga atau 54 jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Akibat bencana longsor, empat rumah di Dukuh Siwaru rusak sementara 12 rumah lainnya terancam longsor. Meski tidak menimbulkan korban jiwa namun warga ketakutan sehingga dilakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman karena mata air baru keluar dari dalam rumah warga,” kata Kepala BPBD Kabupaten Banjarnegara, Tursiman.
Selain Dukuh Siwaru, ancaman longsor juga terjadi di Desa Tanjungtirta pada 20 Desember lalu, tepatnya di Dusun Krincing. Sebanyak 30 KK terancam longsor dan terjadi rekahan tanah di ladang seluas 5 hektare yang menyebabkan tanah terus bergerak selama tiga hari.
Sementara jalan Desa Doglek juga longsor. Separo lebih jalan terbawa longsor yang mengakibatkan arus lalu lintas terganggu karena jika jalan putus warga dimungkinkan terisolir karena hanya akses jalan menjadi satu-satunya akses jalan. (drn/sus)
SUMBER: RADAR BANYUMAS
Bupati Banjarnegara H Sutedjo Slamet Utomo SH MHum saat tinjauan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke lokasi bencana longsor di Dukuh Siwaru Desa Tanjungtirta Kecamatan Punggelan, Minggu (29/12) mengtakan, dalam kurun waktu satu minggu terakhir terdapat 60 titik kejadian di 32 desa dan 13 kecamatan.
Akibat kejadian tersebut, 22 unit rumah rusak berat, 21 rusak sedang dan 56 unit rusak ringan, sedangkan yang terancam longsor tercatat 135 unit rumah. “Ada 1 orang meninggal dunia dan mengakibatkan 38 KK tinggal di pengungsian yang disediakan pemerintah yaitu di Desa Wanadri dan Watuurip Kecamatan Bawang, Tanjungtirta Kecamatan Punggelan, Metawana Kecamatan Pagentan dan di Kecamatan Batur,” tutur Sutedjo.
Akibat bencana tersebut, kerugian diperkirakan sebesar Rp 1.420.000.000 yang meliputi kerusakan infrastruktur di 23 titik berupa kerusakan jalan, irigasi, jembatan, sekolahan, masjid dan lahan pertanian.
Gubernur Ganjar Pranowo pada kesempatan tersebut mengatakan, selain Banjarnegara, bencana juga terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah. Khusus untuk Banjarnegara, Ganjar meminta Kades bersama warga bergotong royong membangun kembali desanya. Bagi yang warga yang harus direlokasi, gubernur meminta agar segera dicarikan tempat yang aman dari ancaman longsor.
Selain itu BNPB pusat melalui gubernur menyerahkan dana siap pakai bencana longsor dan banjir dalam bentuk cek senilai Rp 153 juta. Bantuan diserahkan gubernur kepada Bupati Banjarnegara.
Seperti diketahui, akibat bencana yang terjadi di Desa Tanjungtirta, sebanyak 16 kepala keluarga atau 54 jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Akibat bencana longsor, empat rumah di Dukuh Siwaru rusak sementara 12 rumah lainnya terancam longsor. Meski tidak menimbulkan korban jiwa namun warga ketakutan sehingga dilakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman karena mata air baru keluar dari dalam rumah warga,” kata Kepala BPBD Kabupaten Banjarnegara, Tursiman.
Selain Dukuh Siwaru, ancaman longsor juga terjadi di Desa Tanjungtirta pada 20 Desember lalu, tepatnya di Dusun Krincing. Sebanyak 30 KK terancam longsor dan terjadi rekahan tanah di ladang seluas 5 hektare yang menyebabkan tanah terus bergerak selama tiga hari.
Sementara jalan Desa Doglek juga longsor. Separo lebih jalan terbawa longsor yang mengakibatkan arus lalu lintas terganggu karena jika jalan putus warga dimungkinkan terisolir karena hanya akses jalan menjadi satu-satunya akses jalan. (drn/sus)
SUMBER: RADAR BANYUMAS
Similar topics
» Kuatno dan Topan Mengalami Retardasi Mental
» 2 Desa Dapat Program DME
» Membangun Desa ala Mahasiswa
» 79 desa terancam kekeringan
» 6 desa tolak pengeboran PT GDE
» 2 Desa Dapat Program DME
» Membangun Desa ala Mahasiswa
» 79 desa terancam kekeringan
» 6 desa tolak pengeboran PT GDE
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|