warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Jedhoran, 'Meriam Jowo' Ala Banyumas

Go down

Jedhoran, 'Meriam Jowo' Ala Banyumas Empty Jedhoran, 'Meriam Jowo' Ala Banyumas

Post  tahenk Sun Jul 29, 2012 9:04 pm

JEDHORAN, bagi sebagian masyarakat, terutama anak-anak Banyumas adalah tradisi yang marak dilakukan saat bulan Ramadan. Jedhoran adalah sejenis mercon melalui media bambu dan masih menjadi alternatif permainan menjelang buka puasa.

Sebatang bambu besar dengan panjang sekitar 1,5 meter ditotos berlobang, lalu dikasih lobang kecil padha bongkot (ruas terbesar) bambu untuk sumbu. Ketika lobang sumbu dikasih air berikut karbit kemudian ditutup seluruh lobang yang ada, maka begitu dibuka, kemudian sumbu disulut dengan api, pasti akan berbunyi keras mirip mercon besar.

Seperti di Desa Banjarsari, Kecamatan Ajibarang, Banyumas pada bulan puasa sekarang ini, anak-anak masih banyak yang suka bermain jedoran sebagai pengganti main mercon. "Saya main jedoran karena sebagai pengganti mercon. Suaranya lebih kenceng dari mercon, tetapi tidak berbahaya" kata Yanto Suian, siswa Kelas II SDN Banjarsari, kepada KR, Jumat (27/7).

Jedhoran miliknya selalu stanby di depan rumahnya, dan siap dibunyikan kapanpun waktunya. "Ayah saya, Ristam yang membuatkan jedhoran ini. Main jedoran tidaklah berbahaya, karenanaya aku tidak takut saat menabuh jedhoran. "Bahan peledak jedoran ini menggunakan karbit yang ditaruh pada lubang di batang bambu, kemudian disulut pakai api, menggunakan sebilah bambu yang ujungnya diiket kain yang dicelupkan minyak tanah," jelas Ristam.

Bukan hanya Yanto Suian saja yang bermain jedhoran. Warga lainnya juga saling membuat jedoran. Tak heran, di kesunyian perdesaan jadi sering terdengar suara 'jedar-jedor' dari berbagai tempat seperti sedang ada pertempuran perang. "Kami buat jedhoran begini, lebih murah dan mantap daripada membeli mercon. Modalnya hanya beli karbit Rp 1.000 bisa digunakan sepuluh kali jedoran yang bunyi kerasnya melebihi suara mercon sebesar jempol kaki" kata Bowo Kartiko (13) pemain jedhoran lainnya.

Kata Bowo, agar suara jedhoran lebih keras dan bergema, arah bambu jedhoran harus menghadap ke tanah lapang atau persawahan, dengan demikian suara 'dor' akan lebih menggema kemana-mana. Disebutkan, untuk membuat jedhoran, harus pandai-pandai memilih bambu di hutan. "Memilihnya bambu yang ukuran besar dan terasa sudah kuat. kadangkala ada yang baru dipakai sekali sudah hancur," ujarnya. Setelah menemukan bambu yang ukuran besar dan kuat, lalu dipotong sepanjang sekitar satu setengah meter.

Karena kerasnya bunyi jedhoran, sering digunakan pula untuk menggugah orang untuk bangun makan sahur. Suaranya yang begitu keras, para penabuh jedhoran umumnya mengganjal lobang telinga mereka masing-masing dengan kapas, agar tidak merusak gendhang telinga. Kendati begitu mereka tetap senang main jedoran. "Kan sekarang main mercon dilarang sama polisi. Makanya kami pakai jedoran saja, liburan Ramadan jadi menyenangkan," cetus Ajis, anak lainnya lagi. Tak jarang, begitu suara jedoran keluar, mereka bersorak gembira. (Ero)

#krjogja.com
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik