Menengok Rumah Ajaib Purwokerto
Halaman 1 dari 1
Menengok Rumah Ajaib Purwokerto
*Mendidik Anak lewat Sastra
MINIMNYA pendidikan moral untuk anak sudah menjadi isu beberapa tahun terakhir. Sebaliknya, bahaya tontonan televisi, bacaan yang kurang mendidik sampai pengaruh negatif dunia maya terus mengintai.
Di Purwokerto, ada Komunitas Rumah Ajaib yang memiliki gerakan unik. Yakni mendidik anak melalui karya sastra. Ya, sekitar dua tahun terakhir Rumah Ajaib aktif menggarap dunia anak termasuk dengan membuat cerita atau dongeng anak.
Selain penggagas, Heru Kurniawan, ada empat penghuni lain yang kini aktif menghidupi Rumah Ajaib. Yakni Titik Yayuk Wijayanti, Septi Yulisetiani, Angga Aryo Wiwaha, dan Mulasih Tary.
”Rumah Ajaib fokus pada dunia anak. Salah satu produknya cerita atau dongeng anak. Penghuni wajib membuat itu rutin,” kata Titik, salah satu penghuni yang juga mahasiswi STAIN Purwokerto.
Semangat Menulis
Masing-masing penghuni, kata Titik, saling memberi semangat untuk menulis. Termasuk untuk mengirimkan naskah ke media massa setiap minggunya. ”Komitmen kita mendidik anak melalui sastra. Jadi semua cerita atau dongeng yang dibuat harus mengandung nilai akhlak mulia,” kata gadis asal Banjarnegara tersebut.
Hasilnya, penghuni termasuk berhasil memberi warna dalam jabat sastra anak.
Beberapa karya kerap muncul di media lokal, regional hingga nasional. 21 Maret mendatang komunitas yang diwarnai pasang surut itu genap berusia dua tahun.
Heru Kurniawan, bahkan menyebut sudah ada buku Dido Lebah, kumpulan cerpen anak yang sudah terbit. Buku tersebut ditulis bersama Mulasih yang juga mahasiswi UMP.
”Kado terindah di ulang tahun ke-2, naskah semua penghuni diterima dan mudah-mudahan bisa terbit tahun ini,” kata Heru yang tengah mengejar doktor tersebut.
Naskah Heru dan Mulasih yang diterima Kumpulan Fabel Binatang dan Cerita dari Negeri Buku. Angga Aryo Wiwaha dengan Manisia Alarm, dan Septi Yulisetiani dengan Putri Pudica. Adapun naskah Titik Yayuk Wijayanti Kelas Burung Walet.
Rumah Ajaib bermarkas di Griya Mulawarman Indah Blok B.7 RT 4 RW I, Karangklesem, Purwokerto Selatan. Para penghuni kerap melakukan pertemuan sekadar share dan berbagi semangat. Mengingat semangat kadang kembang kempis dan kendala non teknis untuk berkarya.
”Menulis cerita atau dongeng anak juga butuh keseriusan, sama seperti karya sastra umumnya. Keberadaan komunitas sangat mendorong kita selalu bersemangat berkarya untuk anak bangsa,” kata Mulasih Tary, yang tengah merintis Komunitas Rumah Dongeng di Pemalang.(Rujito-17)
sumber: suaramerdeka.com
MINIMNYA pendidikan moral untuk anak sudah menjadi isu beberapa tahun terakhir. Sebaliknya, bahaya tontonan televisi, bacaan yang kurang mendidik sampai pengaruh negatif dunia maya terus mengintai.
Di Purwokerto, ada Komunitas Rumah Ajaib yang memiliki gerakan unik. Yakni mendidik anak melalui karya sastra. Ya, sekitar dua tahun terakhir Rumah Ajaib aktif menggarap dunia anak termasuk dengan membuat cerita atau dongeng anak.
Selain penggagas, Heru Kurniawan, ada empat penghuni lain yang kini aktif menghidupi Rumah Ajaib. Yakni Titik Yayuk Wijayanti, Septi Yulisetiani, Angga Aryo Wiwaha, dan Mulasih Tary.
”Rumah Ajaib fokus pada dunia anak. Salah satu produknya cerita atau dongeng anak. Penghuni wajib membuat itu rutin,” kata Titik, salah satu penghuni yang juga mahasiswi STAIN Purwokerto.
Semangat Menulis
Masing-masing penghuni, kata Titik, saling memberi semangat untuk menulis. Termasuk untuk mengirimkan naskah ke media massa setiap minggunya. ”Komitmen kita mendidik anak melalui sastra. Jadi semua cerita atau dongeng yang dibuat harus mengandung nilai akhlak mulia,” kata gadis asal Banjarnegara tersebut.
Hasilnya, penghuni termasuk berhasil memberi warna dalam jabat sastra anak.
Beberapa karya kerap muncul di media lokal, regional hingga nasional. 21 Maret mendatang komunitas yang diwarnai pasang surut itu genap berusia dua tahun.
Heru Kurniawan, bahkan menyebut sudah ada buku Dido Lebah, kumpulan cerpen anak yang sudah terbit. Buku tersebut ditulis bersama Mulasih yang juga mahasiswi UMP.
”Kado terindah di ulang tahun ke-2, naskah semua penghuni diterima dan mudah-mudahan bisa terbit tahun ini,” kata Heru yang tengah mengejar doktor tersebut.
Naskah Heru dan Mulasih yang diterima Kumpulan Fabel Binatang dan Cerita dari Negeri Buku. Angga Aryo Wiwaha dengan Manisia Alarm, dan Septi Yulisetiani dengan Putri Pudica. Adapun naskah Titik Yayuk Wijayanti Kelas Burung Walet.
Rumah Ajaib bermarkas di Griya Mulawarman Indah Blok B.7 RT 4 RW I, Karangklesem, Purwokerto Selatan. Para penghuni kerap melakukan pertemuan sekadar share dan berbagi semangat. Mengingat semangat kadang kembang kempis dan kendala non teknis untuk berkarya.
”Menulis cerita atau dongeng anak juga butuh keseriusan, sama seperti karya sastra umumnya. Keberadaan komunitas sangat mendorong kita selalu bersemangat berkarya untuk anak bangsa,” kata Mulasih Tary, yang tengah merintis Komunitas Rumah Dongeng di Pemalang.(Rujito-17)
sumber: suaramerdeka.com
Similar topics
» 29 Rumah Tergusur Pembangunan Rel Ganda di Purwokerto
» Ratusan Rumah di Purwokerto Tidak Layak Huni
» Bayi Ajaib dari Banyumas
» Menengok MIM Penaruban, Masih Anak-anak, Mampu Membuat Robot
» Ratusan Rumah di Purwokerto Tidak Layak Huni
» Bayi Ajaib dari Banyumas
» Menengok MIM Penaruban, Masih Anak-anak, Mampu Membuat Robot
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|