Purbalingga hanya untuk Hotel Kecil
Halaman 1 dari 1
Purbalingga hanya untuk Hotel Kecil
PURBALINGGA- Sebagai daerah yang memiliki objek wisata menarik, Kabupaten Purbalingga ditarget mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin. Namun, sepertinya usaha kurang didukung kebijakan dari pemerintah.
Pasalnya, Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko membuat kebijakan bahwa hotel berbintang dan mal tidak diizinkan berdiri di Kota Perwira tersebut. Padahal, hotel menjadi salah satu akomodasi dalam perkembangan pariwisata di satu daerah.
Ia hanya mengizinkan para investor yang akan membangun hotel kelas kecil seperti penginapan atau cottage.
‘’Kita melindungi yang kecil, karena dengan dilindungi, semacam homestay, hotel biasa, dan UKM, maka akan menyentuh langsung pada masyarakat,’’ katanya.
Kebijakan itu juga dinilai akan membuat mundur para investor yang akan membuat hotel megah di Purbalingga. Hal itu berbeda dengan kebijakan yang diambil para bupati di kabupaten tetangga seperti Banyumas, Cilacap, dan Wonosobo.
Kepala Pusat Penelitian (Kapuslit) Budaya dan Pariwisata Lembaga Penelitian dan Pengamdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Rawuh Edy Priyono, mengatakan kebijakan yang diambil Bupati Purbalingga merupakan pilihan ketika pariwisata digeliatkan.
‘’Jika ingin berkembang dengan semangat ingin melayani semua tamu, tentunya kebijakannya tidak seperti itu. Adapun tamu sendiri berlapis mulai dari golongan menengah ke bawah dan ke atas,’’ katanya.
Bila memang pembangunan hotel di Purbalingga hanya diperuntukkan untuk kelas menengah ke bawah, katanya, hal itu tidak masalah. Namun, jika ada tamu dari golongan menengah ke atas, mereka akan lari dan menginap di Purwokerto yang memiliki banyak hotel dengan kualitas terbaik.
‘’Atau memang Purbalingga hanya menyiapkan hotel yang merakyat yang biayanya terjangkau?’’
Kabid Pariwisata pada Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga (Dinbudparpora), Titi Setyawati, mengatakan berkembangnya pariwisata di suatu daerah didukung oleh usaha lainnya termasuk hotel. ‘’Kualitas hotel yang ada tentunya berpengaruh terhadap pariwisata. Apalagi jika tarafnya sudah internasional, wisatawan asing akan lebih memilih hotel dengan kualitas dan pelayanan terbaik,’’ jelasnya.
Meski lingkup pariwisata Purbalingga masih lokal, namun beberapa kali wisatawan asing datang. Dua tahun sekali wisatawan asing dari Yayasan Pikulan Belanda dipastikan datang.
Bulan depan beberapa wisatawan dari Malaysia juga sudah dipastikan datang untuk mengikuti jelajah wisata alam di Mrebet.
Akomodasi baik yang diberikan oleh pengusaha hotel tentunya akan menambah daya tarik wisatawan untuk datang. Efeknya tentu bertambahnya PAD daerah itu sendiri.
Untuk diketahui, hingga saat ini dari sektor pariwisata PAD sudah tercapai 40 persen dari total yang ditargetkan.
‘’Sebenarnya (Bupati) bukan melarang (pembangunan hotel mewah), namun membatasi. Kebijakan itu memang untuk melindungi usaha kecil,’’ katanya.
Kasi Investasi pada Kantor Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (KPMPT) Purbalingga, Purnawan Setiadi, mengatakan hingga saat ini para investor belum ada yang mengajukan proposal ke mejanya yang berniat membangun hotel mewah.
‘’Meski demikian, untuk hotel kecil atau penginapan sudah ada yang masuk. Antara lain adalah pengembangan penginapan di Restoran Plajan dan terakhir Wisma Davos,’’ katanya.(H82-17)
#suaramerdeka.com
Pasalnya, Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko membuat kebijakan bahwa hotel berbintang dan mal tidak diizinkan berdiri di Kota Perwira tersebut. Padahal, hotel menjadi salah satu akomodasi dalam perkembangan pariwisata di satu daerah.
Ia hanya mengizinkan para investor yang akan membangun hotel kelas kecil seperti penginapan atau cottage.
‘’Kita melindungi yang kecil, karena dengan dilindungi, semacam homestay, hotel biasa, dan UKM, maka akan menyentuh langsung pada masyarakat,’’ katanya.
Kebijakan itu juga dinilai akan membuat mundur para investor yang akan membuat hotel megah di Purbalingga. Hal itu berbeda dengan kebijakan yang diambil para bupati di kabupaten tetangga seperti Banyumas, Cilacap, dan Wonosobo.
Kepala Pusat Penelitian (Kapuslit) Budaya dan Pariwisata Lembaga Penelitian dan Pengamdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Rawuh Edy Priyono, mengatakan kebijakan yang diambil Bupati Purbalingga merupakan pilihan ketika pariwisata digeliatkan.
‘’Jika ingin berkembang dengan semangat ingin melayani semua tamu, tentunya kebijakannya tidak seperti itu. Adapun tamu sendiri berlapis mulai dari golongan menengah ke bawah dan ke atas,’’ katanya.
Bila memang pembangunan hotel di Purbalingga hanya diperuntukkan untuk kelas menengah ke bawah, katanya, hal itu tidak masalah. Namun, jika ada tamu dari golongan menengah ke atas, mereka akan lari dan menginap di Purwokerto yang memiliki banyak hotel dengan kualitas terbaik.
‘’Atau memang Purbalingga hanya menyiapkan hotel yang merakyat yang biayanya terjangkau?’’
Kabid Pariwisata pada Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga (Dinbudparpora), Titi Setyawati, mengatakan berkembangnya pariwisata di suatu daerah didukung oleh usaha lainnya termasuk hotel. ‘’Kualitas hotel yang ada tentunya berpengaruh terhadap pariwisata. Apalagi jika tarafnya sudah internasional, wisatawan asing akan lebih memilih hotel dengan kualitas dan pelayanan terbaik,’’ jelasnya.
Meski lingkup pariwisata Purbalingga masih lokal, namun beberapa kali wisatawan asing datang. Dua tahun sekali wisatawan asing dari Yayasan Pikulan Belanda dipastikan datang.
Bulan depan beberapa wisatawan dari Malaysia juga sudah dipastikan datang untuk mengikuti jelajah wisata alam di Mrebet.
Akomodasi baik yang diberikan oleh pengusaha hotel tentunya akan menambah daya tarik wisatawan untuk datang. Efeknya tentu bertambahnya PAD daerah itu sendiri.
Untuk diketahui, hingga saat ini dari sektor pariwisata PAD sudah tercapai 40 persen dari total yang ditargetkan.
‘’Sebenarnya (Bupati) bukan melarang (pembangunan hotel mewah), namun membatasi. Kebijakan itu memang untuk melindungi usaha kecil,’’ katanya.
Kasi Investasi pada Kantor Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (KPMPT) Purbalingga, Purnawan Setiadi, mengatakan hingga saat ini para investor belum ada yang mengajukan proposal ke mejanya yang berniat membangun hotel mewah.
‘’Meski demikian, untuk hotel kecil atau penginapan sudah ada yang masuk. Antara lain adalah pengembangan penginapan di Restoran Plajan dan terakhir Wisma Davos,’’ katanya.(H82-17)
#suaramerdeka.com
Similar topics
» Purbalingga Kucurkan Rp 93,2 M untuk Perbaikan Jalan dan Jembatan
» Serunglingmas Salurkan Zakat untuk Warga Purbalingga
» Tumor Kecil Tersebar di Badan
» Ketika Kota Kecil Berulang Tahun
» Hanya Angin Surga
» Serunglingmas Salurkan Zakat untuk Warga Purbalingga
» Tumor Kecil Tersebar di Badan
» Ketika Kota Kecil Berulang Tahun
» Hanya Angin Surga
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik