Tak Tahu Harus Mengungsi ke Mana
Halaman 1 dari 1
Tak Tahu Harus Mengungsi ke Mana
CIPARI – Dua bocah terlihat asyik membuang air dari dalam rumah mereka di RT 2 RW 1, Desa Cisuru, Kecamatan Cipari. Gerakan mereka lincah dan sesekali meluncur di atas lantai yang sangat licin diiringi tawa renyah.
Tidak jauh dari tempat anak-anak itu membuang air dan mengepel lantai, seorang perempuan tua duduk di kursi kayu sembari melihat halaman rumahnya yang kebanjiran hingga lutut orang dewasa.
“Mereka berdua cucu saya, sepintas rumah kelihatan bersih, padahal di bagian dalam lumpunya masih sangat tebal dan air cukup tinggi,” ujar perempuan yang memerkenalkan diri sebagai Awiyah itu.
Ia mengatakan, akibat banjir sedari pagi dirinya belum bisa memasak sehingga terpaksa beli di warung. Awiyah mengaku tidak bisa membayangkan bila alat memasaknya masih terbuat dari tanah liat, pasti telah hancur tersapu banjir.
Sementara, warga lain Aminudin bercerita, akibat diterjang banjir dengan kekuatan besar, rumahnya sampai miring ke arah barat dan nyaris roboh. Ia mengatakan tidak tahu lagi harus mengungsi ke mana ketika banjir datang lagi.
“Nek banjir maning enyong turu nang endi, (kalau banjir lagi, saya tidur di mana, red),” ujar Aminudin sembari menggendong anak tetangganya.
Terpisah, Umini mengaku saat banjir, rumahnya digunakan sebagai tempat mengungsi sementara. Itu pun hanya ruang depan yang bisa digunakan sebab kamar dan dapur sudah terendam air setinggi pinggang orang dewasa.
Ia mengungkapkan, pada Kamis (22/11) malam, suara air dari Kali Cipaingan begitu bergemuruh, mirip dengan ombak di lautan. Karena itu, Umini mengaku semalaman tidak bisa tidur karena khawatir air bertambah tinggi.
“Ternak warga juga banyak hilang tersapu banjir, kami berharap tidak hujan lagi. Jika rawa yang berada di barat pemukiman difungsikan lagi, tentu air akan lekas surut,” katanya. (agung lindu nagara)
#satelitpost
Tidak jauh dari tempat anak-anak itu membuang air dan mengepel lantai, seorang perempuan tua duduk di kursi kayu sembari melihat halaman rumahnya yang kebanjiran hingga lutut orang dewasa.
“Mereka berdua cucu saya, sepintas rumah kelihatan bersih, padahal di bagian dalam lumpunya masih sangat tebal dan air cukup tinggi,” ujar perempuan yang memerkenalkan diri sebagai Awiyah itu.
Ia mengatakan, akibat banjir sedari pagi dirinya belum bisa memasak sehingga terpaksa beli di warung. Awiyah mengaku tidak bisa membayangkan bila alat memasaknya masih terbuat dari tanah liat, pasti telah hancur tersapu banjir.
Sementara, warga lain Aminudin bercerita, akibat diterjang banjir dengan kekuatan besar, rumahnya sampai miring ke arah barat dan nyaris roboh. Ia mengatakan tidak tahu lagi harus mengungsi ke mana ketika banjir datang lagi.
“Nek banjir maning enyong turu nang endi, (kalau banjir lagi, saya tidur di mana, red),” ujar Aminudin sembari menggendong anak tetangganya.
Terpisah, Umini mengaku saat banjir, rumahnya digunakan sebagai tempat mengungsi sementara. Itu pun hanya ruang depan yang bisa digunakan sebab kamar dan dapur sudah terendam air setinggi pinggang orang dewasa.
Ia mengungkapkan, pada Kamis (22/11) malam, suara air dari Kali Cipaingan begitu bergemuruh, mirip dengan ombak di lautan. Karena itu, Umini mengaku semalaman tidak bisa tidur karena khawatir air bertambah tinggi.
“Ternak warga juga banyak hilang tersapu banjir, kami berharap tidak hujan lagi. Jika rawa yang berada di barat pemukiman difungsikan lagi, tentu air akan lekas surut,” katanya. (agung lindu nagara)
#satelitpost
Similar topics
» Panik, Warga Mengungsi
» BPBD Tidak Tahu Ada Longsor, Korban Belum Terima Bantuan
» Desa Kalisari Akan Bangun Pasar Sentra Industri Tahu
» Korban Banjir Masih Mengungsi
» Sebagian Warga Enggan Mengungsi
» BPBD Tidak Tahu Ada Longsor, Korban Belum Terima Bantuan
» Desa Kalisari Akan Bangun Pasar Sentra Industri Tahu
» Korban Banjir Masih Mengungsi
» Sebagian Warga Enggan Mengungsi
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|