Pedagang Tiban Ramadan Sehari Mampu Menjual 1 Ton Blewah
Halaman 1 dari 1
Pedagang Tiban Ramadan Sehari Mampu Menjual 1 Ton Blewah
BULAN Puasa dimanfaatkan masyarakat untuk memperoleh rezeki dengan menjadi pedagang tiban. Kebanyakan yang dijual adalah bahan makanan dan minuman pelengkap buka puasa blewah atau semangka.
Pedagang tiban tidak jarang dari kota lain. Seperti Sulahi (51), warga Demak yang sehari-harinya menjadi petani bawang merah, kini berganti pekerjaan menjadi pedagang blewah di Jl MT Haryono, Purwokerto Timur atau di sebelah timur Pasar Wage. Ia dibantu kedua anaknya berjualan sejak pekan lalu hingga menjelang Lebaran nanti di dua titik.
Menjadi pedagang tiban di Purwokerto setia dijalaninya sejak tahun 2003 karena menurutnya rezeki yang bisa didapatkan cukup menjanjikan. Dalam sehari, ia mampu menjual sekitar 1 ton blewah yang didatangkannya dari Demak.
Buah dijual secara eceran dan grosiran. Harga eceran Rp 2.500-Rp 3.000/kg, sedangkan kalau dijual per biji Rp 1.500 untuk blewah dengan berat sekitar 6 ons. Harga grosir dipatoknya Rp 170.000/kuintal.
”Saya berjualan sejak pukul 05.00 sampai 18.00. Sebagian pedagang yang mengambil dari saya datangnya pagi. Kalau dari siang sampai sore biasanya pembeli eceran,” katanya.
Blewah didatangkannya langsung dari Demak oleh anaknya yang nomer dua. Kulakan dilakukan tiap 5 hari sekali dengan menggunakan truk, sekali angkut 5-6 ton. Selama di Purwokerto , mereka tinggal di rumah kontrakan tidak jauh dari tempatnya jualan.
Selain pedagang tiban dari luar kota, banyak juga pedagang pasar yang menjadi pedagang tiban khusus untuk bahan makanan pelengkap berbuka puasa, seperti Solehah (27). Sayuran yang biasa dijualnya di Pasar Wage untuk sementara diganti dengan satu ember besar kolang-kaling, beberapa kaleng cincau dan rumput laut.
Solehah mengatakan, jualan itu dilakukan setiap tahun karena bahan makanan tersebut lebih laris dibanding sayuran. Kolang-kaling dibelinya langsung dari Tasikmalaya sebanyak 1 ton yang diperkirakan habis dalam 10 hari. Kolang-kaling tersebut dijual dengan harga Rp 6.000/kg, cincau Rp 3.000/kg dan rumput laut Rp 10.000/kg. ”Keuntungannya lumayan. Bisa untuk persiapan Lebaran,” katanya. (Aniek Hadi Puspitosari-55)
Pedagang tiban tidak jarang dari kota lain. Seperti Sulahi (51), warga Demak yang sehari-harinya menjadi petani bawang merah, kini berganti pekerjaan menjadi pedagang blewah di Jl MT Haryono, Purwokerto Timur atau di sebelah timur Pasar Wage. Ia dibantu kedua anaknya berjualan sejak pekan lalu hingga menjelang Lebaran nanti di dua titik.
Menjadi pedagang tiban di Purwokerto setia dijalaninya sejak tahun 2003 karena menurutnya rezeki yang bisa didapatkan cukup menjanjikan. Dalam sehari, ia mampu menjual sekitar 1 ton blewah yang didatangkannya dari Demak.
Buah dijual secara eceran dan grosiran. Harga eceran Rp 2.500-Rp 3.000/kg, sedangkan kalau dijual per biji Rp 1.500 untuk blewah dengan berat sekitar 6 ons. Harga grosir dipatoknya Rp 170.000/kuintal.
”Saya berjualan sejak pukul 05.00 sampai 18.00. Sebagian pedagang yang mengambil dari saya datangnya pagi. Kalau dari siang sampai sore biasanya pembeli eceran,” katanya.
Blewah didatangkannya langsung dari Demak oleh anaknya yang nomer dua. Kulakan dilakukan tiap 5 hari sekali dengan menggunakan truk, sekali angkut 5-6 ton. Selama di Purwokerto , mereka tinggal di rumah kontrakan tidak jauh dari tempatnya jualan.
Selain pedagang tiban dari luar kota, banyak juga pedagang pasar yang menjadi pedagang tiban khusus untuk bahan makanan pelengkap berbuka puasa, seperti Solehah (27). Sayuran yang biasa dijualnya di Pasar Wage untuk sementara diganti dengan satu ember besar kolang-kaling, beberapa kaleng cincau dan rumput laut.
Solehah mengatakan, jualan itu dilakukan setiap tahun karena bahan makanan tersebut lebih laris dibanding sayuran. Kolang-kaling dibelinya langsung dari Tasikmalaya sebanyak 1 ton yang diperkirakan habis dalam 10 hari. Kolang-kaling tersebut dijual dengan harga Rp 6.000/kg, cincau Rp 3.000/kg dan rumput laut Rp 10.000/kg. ”Keuntungannya lumayan. Bisa untuk persiapan Lebaran,” katanya. (Aniek Hadi Puspitosari-55)
denmasgoesyono- Jumlah posting : 127
Join date : 27.01.08
Similar topics
» Pengusaha Pilih Menjual Angkot
» Sehari Purwokerto Hasilkan 300 Meter Kubik Sampah
» Guru Tak Mampu Susun Kurikulum
» Tarling Mampu Memutus Jarak Rakyat dan Birokrat
» PNPM Bukateja Bantu 255 Siswa Tidak Mampu
» Sehari Purwokerto Hasilkan 300 Meter Kubik Sampah
» Guru Tak Mampu Susun Kurikulum
» Tarling Mampu Memutus Jarak Rakyat dan Birokrat
» PNPM Bukateja Bantu 255 Siswa Tidak Mampu
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik