Di Banyumas, ABG Perempuan Ternyata Laki-Laki
Halaman 1 dari 1
Di Banyumas, ABG Perempuan Ternyata Laki-Laki
BANYUMAS (KRjogja.com) - Kasus "berubahnya" alat kelamin yang dialami seorang bocah terjadi lagi. Setelah beberapa waktu lalu kasus ini terjdi di Kabupaten Tegal, kini kasus ini terjadi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Hal unik ini dialami oleh Mei Purnomo (15), remaja asal Desa Tambak Sari Kidul, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas mengaku berjenis kelamin laki-laki.
Padahal, dalam akte kelahiran dan ijazahnya, Mei Purnomo bernama Maemunah dengan jenis kelamin perempuan. Status jenis kelamin inilah yang membuat Mei Purnomo bingung. Dia yang merasa sebagai laki-laki inipun mendatangi kantor balai desa untuk minta diubah statusnya.
Namun, pihak desa tidak bisa mengubah status Mei Purnomo tanpa adanya keputusan pengadilan. Namun, lagi-lagi kendala ini bertambah rumit saat Mei juga harus diperiksa kromosomnya di Rumah Sakit Kariadi Semarang. Sebagai keluarga tidak mampu, orang tua Mei Purnomo yaitu Tartim Khunaeni (45) dan Sarni (43) hanya bisa pasrah dengan kondisi anak tunggalnya ini.
Menurut pengakuan Mei Purnomo, dirinya merasa sebagai laki-laki sejak dia masih duduk di kelas satu sekolah dasar. Namun oleh ibunya, dia dipaksa menggunakan pakaian wanita. Mei Purnomo mengaku, dia juga sudah mempunyai perasaan suka dan gerogi terhadap perempuan saat berdekatan. Mei juga ingin melanjutkan sekolah menengahnya di pesantren lak-laki.
“Saya sendiri dari kelas satu sekolah dasar merasa sebagai laki-laki. Namun ibu saya memaksa saya memakai baju perempuan. Sedangkan pada alat kelamin saya tumbuh alat kelamin laki-laki. Namun anehnya kalau saya buang air seni, tidak melalui alat kelamin laki-laki ini,” ujar Mei Purnomo, Warga Desa Tambak Sari Kidul ini.
Sementara itu, alasan orang tua Mei Purnomo memberikan baju wanita kepada anaknya karena dia yakin saat dilahirkan anaknya berjenis kelamin perempuan. Hal ini berdasarkan pemberitahuan dari bidan yang membantu proses kelahiran anaknya. Namun dalam perkembangannya, alat kelamin Mei tumbuh layaknya laki-laki.
“Bidan yang membantu saya melahirkan saat itu mengatakan jika anak saya perempuan. Dalam perkembangannya hingga kelas 6 SD saya juga masih yakin kalau anak saya itu perempuan,” ujar Sarni, orang tua Mei Purnomo.
Sementara pihak desa sendiri hingga kini belum bisa merubah akte kelahiran Mei Purnomo. Meski Mei meminta sendiri secara langsung terhadap pihak desa, namun nama Mei Purnomo saat masih tercatat sebagai Maemunah. Namun saat petugas sensus mendata keluarga ini, Mei Purnomo didata sebagai laki-laki berdasarkan pengakuannya.
“Hingga kini nama yang tercatat di desa masih Maemunah, kami menunggu keputusan pengadilan mengani status jenis kelamin ini,” ujar Joko Suryanto, Kepala Desa Tambak Sari Kidul. (okz/yan)
Hal unik ini dialami oleh Mei Purnomo (15), remaja asal Desa Tambak Sari Kidul, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas mengaku berjenis kelamin laki-laki.
Padahal, dalam akte kelahiran dan ijazahnya, Mei Purnomo bernama Maemunah dengan jenis kelamin perempuan. Status jenis kelamin inilah yang membuat Mei Purnomo bingung. Dia yang merasa sebagai laki-laki inipun mendatangi kantor balai desa untuk minta diubah statusnya.
Namun, pihak desa tidak bisa mengubah status Mei Purnomo tanpa adanya keputusan pengadilan. Namun, lagi-lagi kendala ini bertambah rumit saat Mei juga harus diperiksa kromosomnya di Rumah Sakit Kariadi Semarang. Sebagai keluarga tidak mampu, orang tua Mei Purnomo yaitu Tartim Khunaeni (45) dan Sarni (43) hanya bisa pasrah dengan kondisi anak tunggalnya ini.
Menurut pengakuan Mei Purnomo, dirinya merasa sebagai laki-laki sejak dia masih duduk di kelas satu sekolah dasar. Namun oleh ibunya, dia dipaksa menggunakan pakaian wanita. Mei Purnomo mengaku, dia juga sudah mempunyai perasaan suka dan gerogi terhadap perempuan saat berdekatan. Mei juga ingin melanjutkan sekolah menengahnya di pesantren lak-laki.
“Saya sendiri dari kelas satu sekolah dasar merasa sebagai laki-laki. Namun ibu saya memaksa saya memakai baju perempuan. Sedangkan pada alat kelamin saya tumbuh alat kelamin laki-laki. Namun anehnya kalau saya buang air seni, tidak melalui alat kelamin laki-laki ini,” ujar Mei Purnomo, Warga Desa Tambak Sari Kidul ini.
Sementara itu, alasan orang tua Mei Purnomo memberikan baju wanita kepada anaknya karena dia yakin saat dilahirkan anaknya berjenis kelamin perempuan. Hal ini berdasarkan pemberitahuan dari bidan yang membantu proses kelahiran anaknya. Namun dalam perkembangannya, alat kelamin Mei tumbuh layaknya laki-laki.
“Bidan yang membantu saya melahirkan saat itu mengatakan jika anak saya perempuan. Dalam perkembangannya hingga kelas 6 SD saya juga masih yakin kalau anak saya itu perempuan,” ujar Sarni, orang tua Mei Purnomo.
Sementara pihak desa sendiri hingga kini belum bisa merubah akte kelahiran Mei Purnomo. Meski Mei meminta sendiri secara langsung terhadap pihak desa, namun nama Mei Purnomo saat masih tercatat sebagai Maemunah. Namun saat petugas sensus mendata keluarga ini, Mei Purnomo didata sebagai laki-laki berdasarkan pengakuannya.
“Hingga kini nama yang tercatat di desa masih Maemunah, kami menunggu keputusan pengadilan mengani status jenis kelamin ini,” ujar Joko Suryanto, Kepala Desa Tambak Sari Kidul. (okz/yan)
Similar topics
» Jumlah Laki-laki Lebih Banyak Dibanding Perempuan
» Ealah....Dikira Mayat Dalam Karung Ternyata 'Asu'
» Chris John Ternyata Suka Tempe Mendoan
» Enam Cabup Banyumas Tandatangani Ikrar Damai, Pilkada Banyumas 2.654 TPS
» Banyumas Bersholawat Awali Hari Jadi Banyumas ke-430
» Ealah....Dikira Mayat Dalam Karung Ternyata 'Asu'
» Chris John Ternyata Suka Tempe Mendoan
» Enam Cabup Banyumas Tandatangani Ikrar Damai, Pilkada Banyumas 2.654 TPS
» Banyumas Bersholawat Awali Hari Jadi Banyumas ke-430
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|