Mahasiswa KKN UNSOED Kembangkan Alat Pengering Efek Rumah Kaca
Halaman 1 dari 1
Mahasiswa KKN UNSOED Kembangkan Alat Pengering Efek Rumah Kaca
PURBALINGGA (banyumasnews.com) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Jendral Soedirman (UNSOED) yang berlokasi di Desa Karangcegak Kecamatan Kutasari berhasil mengembangkan Alat Pengering Efek Rumah Kaca Hybrid Biomassa. Alat yang menghabiskan dana sekitar Rp. 7 juta ini bermanfaat untuk mengeringkan bahan makanan olah tanpa tergantung dengan cuaca.
”Masyarakat Karangcegak biasa mengolah singkong menjadi tepung. Sebelum
pengolahan itu perlu dikeringkan dulu. Sayangnya pengeringan itu sangat
tergantung cuaca. Kalau mendung, pengeringan jadi kurang optimal dan membuat sawut singkong cepat rusak,” ujar Ketua Tim Pelaksana KKN PPM Isti Handayani, S.TP, MP di sela-sela Acara Pelepasan Mahasiswa KKN PPM UNSOED di Kecamatan Padamara, Selasa (24/.
Penanggung jawab pengembangan Alat Pengering Efek Rumah Kaca Hybrid Biomassa, Christoforus Diemas D.A mengatakan desain alat yang telah dibuat menghasilkan alat pengering dengan bentuk kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 m yang dibuat dari kerangka kayu dan alat pengering dengan ukuran 1.3 x 1 x 1.5 dari kerangka berbahan besi.
“Dengan alat ini, paparan sinar matahari disimpan dalam tabung yang telah
disambungkan ke pipa-pipa yang masuk di dalam kubus. Saat mendung atau hujan, di dalam kubus tetap kering dan bahkan dalam suhu yang tetap karena masih ada simpanan panas. Jadi bahan olah yang dimasukkan ke dalamnya akan kering dengan sempurna,” ujar mahasiswa Teknik Pertanian UNSOED ini kepada wartawan.
Di kesempatan yang sama, Bupati Drs. Heru Sudjatmoko, M.Si dalam sambutannya menyambut baik kontribusi para mahasiswa KKN PPM UNSOED ini dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengenalan teknologi hasil pertanian, salah satunya Alat Pengering Efek Rumah Kaca Hybrid Biomassa.
Selain mengenal teknologi pertanian, bupati yang menghabiskan masa kecilnya di desa ini menghimbau kepada para pegawai Pemkab Purbalingga untuk memotivasi masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan sesempit apapun. Menurut Bupati, kesejahteraan masyarakat juga bisa bersumber dari pemanfaatan pekarangan sekitar rumah.
”Terutama bagi masyarakat miskin. Dorong mereka untuk memanfaatkan
pekarangtannya. Masa mau nyambel saja harus beli lombok. Padahal, kalau
memanfaatkan pekarangan untuk ditanami lombok di pot misalnya, mau nyambel tinggal metik. Kan lebih irit,” jelasnya. (BNC/tgr/cie)
”Masyarakat Karangcegak biasa mengolah singkong menjadi tepung. Sebelum
pengolahan itu perlu dikeringkan dulu. Sayangnya pengeringan itu sangat
tergantung cuaca. Kalau mendung, pengeringan jadi kurang optimal dan membuat sawut singkong cepat rusak,” ujar Ketua Tim Pelaksana KKN PPM Isti Handayani, S.TP, MP di sela-sela Acara Pelepasan Mahasiswa KKN PPM UNSOED di Kecamatan Padamara, Selasa (24/.
Penanggung jawab pengembangan Alat Pengering Efek Rumah Kaca Hybrid Biomassa, Christoforus Diemas D.A mengatakan desain alat yang telah dibuat menghasilkan alat pengering dengan bentuk kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 m yang dibuat dari kerangka kayu dan alat pengering dengan ukuran 1.3 x 1 x 1.5 dari kerangka berbahan besi.
“Dengan alat ini, paparan sinar matahari disimpan dalam tabung yang telah
disambungkan ke pipa-pipa yang masuk di dalam kubus. Saat mendung atau hujan, di dalam kubus tetap kering dan bahkan dalam suhu yang tetap karena masih ada simpanan panas. Jadi bahan olah yang dimasukkan ke dalamnya akan kering dengan sempurna,” ujar mahasiswa Teknik Pertanian UNSOED ini kepada wartawan.
Di kesempatan yang sama, Bupati Drs. Heru Sudjatmoko, M.Si dalam sambutannya menyambut baik kontribusi para mahasiswa KKN PPM UNSOED ini dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengenalan teknologi hasil pertanian, salah satunya Alat Pengering Efek Rumah Kaca Hybrid Biomassa.
Selain mengenal teknologi pertanian, bupati yang menghabiskan masa kecilnya di desa ini menghimbau kepada para pegawai Pemkab Purbalingga untuk memotivasi masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan sesempit apapun. Menurut Bupati, kesejahteraan masyarakat juga bisa bersumber dari pemanfaatan pekarangan sekitar rumah.
”Terutama bagi masyarakat miskin. Dorong mereka untuk memanfaatkan
pekarangtannya. Masa mau nyambel saja harus beli lombok. Padahal, kalau
memanfaatkan pekarangan untuk ditanami lombok di pot misalnya, mau nyambel tinggal metik. Kan lebih irit,” jelasnya. (BNC/tgr/cie)
Similar topics
» Unsoed Kembangkan Biofortifikasi Padi
» Mahasiswa Unsoed Nanggap Sintren
» 351 Mahasiswa Unsoed Selesai KKN Posdaya dan Vokasi
» 83 Mahasiswa Unsoed Raih Predikat Cumlaude
» 37 Mahasiswa FE Unsoed Lolos Beasiswa Unggulan
» Mahasiswa Unsoed Nanggap Sintren
» 351 Mahasiswa Unsoed Selesai KKN Posdaya dan Vokasi
» 83 Mahasiswa Unsoed Raih Predikat Cumlaude
» 37 Mahasiswa FE Unsoed Lolos Beasiswa Unggulan
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|