warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Warga Pandanarum, Purbalingga, Berkulit Tanpa Pori-pori

Go down

Warga Pandanarum, Purbalingga, Berkulit Tanpa Pori-pori Empty Warga Pandanarum, Purbalingga, Berkulit Tanpa Pori-pori

Post  tahenk Tue Aug 09, 2011 8:46 pm

*Tugrin dan Dua Saudaranya

Oleh Rujito

NAMANYA Tugrin (14). Anak pasangan Sinarja (61) dan Misnem (55) warga Desa Sinduaji RT 2 RW I, Kecamatan Pandanarum, Purbalingga itu sepintas layaknya bocah pada umumnya. Tidak terlihat keterbatasan yang selama ini menyiksa dirinya.

"Saya mulai merasa minder dan sadar memiliki kekurangan sejak kelas dua SD. Kulit saya juga busik (kasar dan kering)," kata Tugrin yang baru saja lulus dari SDN 1 Sinduaji tersebut sambil menunjukkan tangannya kepada Suara Merdeka.

Saat kelas III, anak ketiga dari empat bersaudara itu bahkan kerap pingsan. Tugrin tidak tau pasti apa sebabnya. Dia hanya merasa kepalanya berat dan kunang-kunang sebelum hilang ingatan.

"Mungkin karena kepanasan, dan tidak bisa keluar keringat. Saat kelas tiga, saya sering diantar pulang oleh guru ke rumah," kisahnya.

Sejak kelas III itu pula, Tugrin mulai memiliki ”ritual” untuk mendinginkan kulit atau tubuhnya yang kepanasan. Maklum, panas matahari menjadi pantangan utama bagi bocah berambut ikal tersebut.

"Kalau kepanasan sepulang sekolah biasanya mampir ke kalen (sungai kecil) yang saya lewati sekadar untuk membasahi kepala agar tidak kepanasan," katanya menyebut ritual yang hingga kini masih dia lakukan.

Tidak Sekolah

Meski memiliki keterbatasan, tidak membuat Tugrin malas atau putus asa. Sehari-hari dia menyibukkan diri mencari pakan ternak.

"Kalau kepanasan kadang saya mencari air di hutan. Kalau tidak, pulang dulu mandi, setelah itu baru mengambil rumput yang sudah siap dibawa pulang," kata dia yang kulit di sekujur tubuhnya tidak memiliki pori tersebut.

Dia lulus SD dengan nilai rata-rata 7,1, tapi keinginannya melanjutkan ke SMPN 3 Satu Atap Rembang, Purbalingga harus dia pendam. Ayahnya yang berprofesi sebagai penyadap getah pinus ”angkat tangan”.

Tidak hanya kulit yang tidak berpori, Tugrin juga minder karena tidak memiliki gigi. Sehingga, dengan tegas dia mengaku ingin bekerja dan membeli gigi supaya terlihat normal. Padahal, ijazah SD hingga saat ini belum juga dia peroleh.

"Masih ada biaya yang harus saya bayar, tetapi belum mampu. Saya kepengin kerja, untuk beli gigi. Katanya biayanya Rp 700.000," ujarnya lagi.

Ternyata, dari empat bersaudara tiga di antaranya memiliki kelainan sama. (68)

sumber: Suara Merdeka
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik