Semua Pasar Bobrok
Halaman 1 dari 1
Semua Pasar Bobrok
CILACAP - Sebanyak 33 pasar tradisional milik Pemkab Cilacap saat ini semuanya dalam kondisi rusak. Sejumlah pedagang yang dihubungi terpisah menyatakan terpaksa berjualan meski ada kekhawatiran jika terjadi sesuatu.
”Tidak nyaman. Selain takut ada yang jatuh dari atap, kalau hujan bocor,” kata Koordinator Pedagang Pasar Kroya, Kusnanto, kepada Suara Merdeka, kemarin.
Pasar Kroya termasuk yang kerusakannya paling ringan. Itu saja membahayakan, seperti atap yang kapan pun bisa runtuh. Bisa dibayangkan pasar lain yang mengalami kerusakan parah.
Menurut Kusnanto, kerusakan di Pasar Kroya sudah terjadi sejak bertahun-tahun. Meski keluhan kerap disampaikan ke Pemkab, belum juga ada perhatian. Pedagang hanya pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Sangat Parah
Keluhan kerusakan pasar juga disampaikan pedagang di Pasar Adipala. Salah satu pedagang, Edi Sutanto, mengatakan sama dengan pasar lain, kondisi di Pasar Adipala sangat parah.
Apalagi, katanya, saat musim hujan air bisa menggenang sampai mata kaki dan sulit surutnya. Gorong-gorong pembuangan air tidak berfungsi.
”Atap pasar banyak yang berlubang. Bila hujan turun, pedagang susah mencegah masuknya curahan air dari atap.”
Data yang ada menyebutkan, dari pasar-pasar yang rusak, tujuh di antaranya rusak parah. Ke tujuh pasar itu adalah Pasar Banjareja (Kecamatan Nusawungu), Pasar Sikampuh (Kroya), Pasar Sarwodadi, Pasar Hewan Sidareja, Pasar Hewan Majenang, Pasar Maos dan Pasar Panimbang (Kecamatan Cimanggu).
Sementara yang memiliki kerusakan paling ringan adalah Pasar Gede, Pasar Sidodadi Cilacap, Pasar Kroya, Pasar Adipala, dan Pasar Sampang.
Di luar yang rusak parah dan rusak ringan, ada 22 pasar lain yang kerusakannya dalam tingkat sedang. Semua kerusakan terletak pada bagian atap, lantai, gorong-gorong maupun bangunan yang sudah rapuh.
Rusaknya sebagian besar pasar milik pemkab dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Cilacap, Yayah Sobriah.
Dikatakan, kerusakan karena rata-rata berusia di atas 20 tahun. Faktor usia menyebabkan kondisi semakin rapuh.
Dikatakan, setiap tahun pihaknya sudah mengajukan anggaran di atas Rp 600 juta untuk perbaikan, namun karena minimnya anggaran pembangunan maka jumlah yang turun tidak lebih dari Rp 400 juta. Akibatnya, tidak banyak yang bisa diperbaiki. (G21-17)
sumber: suramerdeka.com
”Tidak nyaman. Selain takut ada yang jatuh dari atap, kalau hujan bocor,” kata Koordinator Pedagang Pasar Kroya, Kusnanto, kepada Suara Merdeka, kemarin.
Pasar Kroya termasuk yang kerusakannya paling ringan. Itu saja membahayakan, seperti atap yang kapan pun bisa runtuh. Bisa dibayangkan pasar lain yang mengalami kerusakan parah.
Menurut Kusnanto, kerusakan di Pasar Kroya sudah terjadi sejak bertahun-tahun. Meski keluhan kerap disampaikan ke Pemkab, belum juga ada perhatian. Pedagang hanya pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Sangat Parah
Keluhan kerusakan pasar juga disampaikan pedagang di Pasar Adipala. Salah satu pedagang, Edi Sutanto, mengatakan sama dengan pasar lain, kondisi di Pasar Adipala sangat parah.
Apalagi, katanya, saat musim hujan air bisa menggenang sampai mata kaki dan sulit surutnya. Gorong-gorong pembuangan air tidak berfungsi.
”Atap pasar banyak yang berlubang. Bila hujan turun, pedagang susah mencegah masuknya curahan air dari atap.”
Data yang ada menyebutkan, dari pasar-pasar yang rusak, tujuh di antaranya rusak parah. Ke tujuh pasar itu adalah Pasar Banjareja (Kecamatan Nusawungu), Pasar Sikampuh (Kroya), Pasar Sarwodadi, Pasar Hewan Sidareja, Pasar Hewan Majenang, Pasar Maos dan Pasar Panimbang (Kecamatan Cimanggu).
Sementara yang memiliki kerusakan paling ringan adalah Pasar Gede, Pasar Sidodadi Cilacap, Pasar Kroya, Pasar Adipala, dan Pasar Sampang.
Di luar yang rusak parah dan rusak ringan, ada 22 pasar lain yang kerusakannya dalam tingkat sedang. Semua kerusakan terletak pada bagian atap, lantai, gorong-gorong maupun bangunan yang sudah rapuh.
Rusaknya sebagian besar pasar milik pemkab dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Cilacap, Yayah Sobriah.
Dikatakan, kerusakan karena rata-rata berusia di atas 20 tahun. Faktor usia menyebabkan kondisi semakin rapuh.
Dikatakan, setiap tahun pihaknya sudah mengajukan anggaran di atas Rp 600 juta untuk perbaikan, namun karena minimnya anggaran pembangunan maka jumlah yang turun tidak lebih dari Rp 400 juta. Akibatnya, tidak banyak yang bisa diperbaiki. (G21-17)
sumber: suramerdeka.com
Similar topics
» Siagakan Semua Dokter
» Tak Semua Ibu-ibu Nikmati Hari Ibu
» Menunggu Aksi Nyata Semua Pihak
» Menembus Pasar Ekspor
» 5 Pasar Tradisional Ternama di Indonesia
» Tak Semua Ibu-ibu Nikmati Hari Ibu
» Menunggu Aksi Nyata Semua Pihak
» Menembus Pasar Ekspor
» 5 Pasar Tradisional Ternama di Indonesia
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|