Pawang Senior yang Mengabdi dari Nol
Halaman 1 dari 1
Pawang Senior yang Mengabdi dari Nol
PERISTIWA tragis yang menimpa Mahmud (52), pawang binatang Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS) Banjarnegara, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekannya.
Hingga kemarin, rumah duka masih ramai dikunjungi para kerabat, tetangga maupun kenalan. Rekan-rekan kerja almarhum pun masih menunggu di rumah duka, bahkan Kepala Dinbudpar Banjarnegara, Suyatno, juga masih berada di rumah duka untuk menerima para pelayat dan berkumpul bersama keluarga.
Dari penuturan adik almarhum, M Sodikun, kakaknya memang dikenal senang memelihara binatang. Karena lahir dari keluarga petani, maka memelihara sapi atau kerbau sudah tidak asing lagi. Beberapa kali juga pernah memelihara biawak.
Adapun kariernya sebagai pawang di TRMS, dimulai dari nol atau dari awal proses pendirian objek wisata yang sudah menjadi ikon Kabupaten Banjarnegara tersebut.
''Ya dimulai dari nol, dari awal pendirian. Yaitu ketika mulai menanami pohon, saat binatangnya baru ada dua ekor kera hingga bertambah banyak dan beragam seperti saat ini. Etos kerjanya sangat bagus dan dikenal senang membantu meski dalam kondisi capek,'' kenangnya.
Dikatakan, kejadian yang menimpa kakaknya itu kemungkinan karena lupa belum mengunci kandang macan, setelah memberi makan. Seperti biasa, setiap sore setelah memberi makan maka kandang dan sekitarnya dibersihkan. Termasuk di area dalam tempat macan-macan biasa dilepas dari kandang untuk berjemur.
Memang ada semacam pantangan, jika menghadapi macan jangan membelakangi tetapi dihadapi muka ketemu muka. Kalau dibelakangi dia akan menerkam dengan mudah. ''Selain itu, kakak saya memang sudah mulai berkurang pendengarannya karena kecelakaan. Jadi saat nyapu di kandang mungkin tidak mendengar suara macan saat mengorek-ngorek pintu kandang,'' paparnya.
Setelah kejadian tersebut, yang menjadi pikiran baginya adalah nasib anaknya ke depan. Saat ini anak almarhum yakni Afit, masih duduk di bangku SMK, sehingga masih butuh dukungan dana demi menyelesaikan atau melanjutkan sekolahnya.(M Syarif SW-17)
sumber: suaramerdeka.com
Hingga kemarin, rumah duka masih ramai dikunjungi para kerabat, tetangga maupun kenalan. Rekan-rekan kerja almarhum pun masih menunggu di rumah duka, bahkan Kepala Dinbudpar Banjarnegara, Suyatno, juga masih berada di rumah duka untuk menerima para pelayat dan berkumpul bersama keluarga.
Dari penuturan adik almarhum, M Sodikun, kakaknya memang dikenal senang memelihara binatang. Karena lahir dari keluarga petani, maka memelihara sapi atau kerbau sudah tidak asing lagi. Beberapa kali juga pernah memelihara biawak.
Adapun kariernya sebagai pawang di TRMS, dimulai dari nol atau dari awal proses pendirian objek wisata yang sudah menjadi ikon Kabupaten Banjarnegara tersebut.
''Ya dimulai dari nol, dari awal pendirian. Yaitu ketika mulai menanami pohon, saat binatangnya baru ada dua ekor kera hingga bertambah banyak dan beragam seperti saat ini. Etos kerjanya sangat bagus dan dikenal senang membantu meski dalam kondisi capek,'' kenangnya.
Dikatakan, kejadian yang menimpa kakaknya itu kemungkinan karena lupa belum mengunci kandang macan, setelah memberi makan. Seperti biasa, setiap sore setelah memberi makan maka kandang dan sekitarnya dibersihkan. Termasuk di area dalam tempat macan-macan biasa dilepas dari kandang untuk berjemur.
Memang ada semacam pantangan, jika menghadapi macan jangan membelakangi tetapi dihadapi muka ketemu muka. Kalau dibelakangi dia akan menerkam dengan mudah. ''Selain itu, kakak saya memang sudah mulai berkurang pendengarannya karena kecelakaan. Jadi saat nyapu di kandang mungkin tidak mendengar suara macan saat mengorek-ngorek pintu kandang,'' paparnya.
Setelah kejadian tersebut, yang menjadi pikiran baginya adalah nasib anaknya ke depan. Saat ini anak almarhum yakni Afit, masih duduk di bangku SMK, sehingga masih butuh dukungan dana demi menyelesaikan atau melanjutkan sekolahnya.(M Syarif SW-17)
sumber: suaramerdeka.com
Similar topics
» Pawang Tewas Diterkam Macan
» Bangunan Tua yang Sarat Nilai
» Sosok Muda yang Mumpuni
» Wujudkan Banyumas yang Sehat dan Mandiri
» Atlet Jogja Banyak yang Absen
» Bangunan Tua yang Sarat Nilai
» Sosok Muda yang Mumpuni
» Wujudkan Banyumas yang Sehat dan Mandiri
» Atlet Jogja Banyak yang Absen
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|