warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Kisah Pertemuan Kontestan Idola Cilik dengan Adiknya

Go down

Kisah Pertemuan Kontestan Idola Cilik dengan Adiknya Empty Kisah Pertemuan Kontestan Idola Cilik dengan Adiknya

Post  tahenk Wed Mar 26, 2008 4:10 am

Hilang Empat Tahun, Sempat Jadi Anak Jalanan

SUASANA haru melingkupi ruang pertemuan Tabloid Nyata, Graha Pena, sore kemarin.–Ahmad Sobirin, 11, yang hilang empat tahun lalu, kembali bertemu keluarganya.
Mamad –panggilan Ahmad Sobirin— adalah adik kandung Siti Nur Qumaria, salah satu kontestan 12 besar Idola Cilik RCTI. Pertemuan tersebut merupakan kejutan bagi Siti.

Sejak berangkat dari rumah mereka di Joyoboyo Timur, kedua orang tua Siti memang merahasiakan tujuan utama kunjungan tersebut. Tri —panggilan Tri Riwayati— hanya mengatakan ada wartawan yang ingin mewawancarai Siti. Gadis 13 tahun itu pun percaya. Maklum, sampai saat ini dia masih bertahan di babak lanjutan acara audisi tersebut.

’’Motivasi utama kami mengikuti audisi itu memang ingin menemukan Mamad yang hilang hampir empat tahun lalu,’’ kata Tri. ’’Dengan tampil di televisi, saya harapkan adiknya bisa melihat Siti, kemudian pulang,” lanjut Tri.

Mamad menghilang dari rumah pada 2004 menjelang bulan puasa.
’’Waktu itu Mamad pamit hendak main playstation. Saya izinkan. Pokoknya jangan pulang larut malam,’’ kata Tri. Namun, Mamad, yang saat itu berusia tujuh tahun tak pernah kembali ke rumah.

Ketika Siti masuk babak 12 besar Idola Cilik, profil gadis kelas IV SDN Sawunggaling itu muncul di Tabloid Nyata. Di situ Siti mengungkapkan keinginannya bertemu adiknya. Artikel itu juga memuat ciri-ciri fisik Mamad.

Tulisan tersebut dibaca Umar Ragil, salah seorang alumni Pondok Pesantren Ittaqu, Menanggal. Dia teringat seorang anak tanpa asal usul yang dibawa ke pondoknya beberapa tahun lalu. Dia pun mengirim pesan pendek pada teman-temannya di pondok agar membeli Tabloid Nyata. ’’Mas Umar bilang ciri-ciri yang ditulis di tabloid itu mirip sekali dengan Mamad,’’ kata Mohammad Hasan, salah seorang yang merawat Mamad di pondok.

’’Awalnya dia menyangkal itu keluarganya. Tapi, lama-lama dia mengaku,’’ tutur Hasan.
Santri senior itu kemudian menelepon redaksi Nyata, yang segera mengirim fotografer ke pondok tersebut. Mamad difoto, kemudian menunjukkannya pada Tri. Melihat foto itu, Tri yakin itu adalah anak yang dicarinya selama ini. Maka, diaturlah pertemuan tersebut dengan pesan memberi kejutan buat Siti.

Dua jam berada di kantor Nyata, Siti mulai jenuh. Untuk mengusir kejenuhan, dia mendendangkan beberapa lagu. Seusai menyanyi, Siti dikerumuni wartawan yang memadati ruangan tersebut. Tiba-tiba, dari belakang kerumunan, Didit Hape dari Sanggar Alang-Alang menggandeng seorang anak yang memakai baju koko dan kopyah hijau.

Ketika bertemu Tri mereka berpelukan. Air mata mereka bercucuran. ’’Lho Bu, itu siapa,’’ tanya Siti pada ibunya. Ketika tahu bahwa bocah tersebut adiknya, Siti pun ikut larut dalam keharuan. Dia memeluk ibu dan adiknya. Tak ada kata terucap. Hanya tangis. Mata Mamad pun sembab.
’’Yang penting semuanya kembali berkumpul,’’ kata ibu enam anak itu sambil menahan isak tangis. Setelah tenang, Siti, yang juga anggota Sanggar Alang-alang mendendangkan lagu khas kelompok itu berjudul Subhanallah. (aga/cfu)
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik