Gandeng UGM, Banyumas Panen Perdana Padi SRI
Halaman 1 dari 1
Gandeng UGM, Banyumas Panen Perdana Padi SRI
BANYUMAS (KRjogja.com) - Lahan sawah di desa Danaraja Kecamatan Banyumas, Selasa (13/3) terlihat meriah. Pasalnya disitu Bupati Banyumas, Drs Mardjoko MM bersama rombongan berbaur dengan petani setempat melaksanakan panen perdana padi yang dibudidayakan menggunakan metode SRI (System of Rice Intensification).
Lahan yang dipanen baru pada sawah seluas 0,5 Ha sebagai uji coba utama. Keberhasilan panen padi budidaya yang menggunakan metode SRI tersebut terlaksana karena hasil kerjasama antara Pemkab Banyumas melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM), dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu OPAC dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Anggota Tim Teknis FTP UGM yang hadir dalam panen padi tersebut, Nur Yanto, mengatakan, budidaya padi dengan sistem SRI adalah pemilihan benih dari padi berjenis Inpari 13. Kemudian menggunakan sistem pemupukan semi organik, dengan ketentuan penggunaan pupuk organik sebanyak 50 kw/ha, Urea 2 kw/ha, Ponska I kw/ha dan SP 36 1 kw/ha. Umur bibit 14 hari dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Dengan metode ini hasil panen mencapai 11.440 kg/ hektar.
Menurut Nur Yanto, dibandingkan dengan pola konvensional, metode SRI mampu menghemat benih hingga sepertiga. Selain itu metode ini juga dinilai sangat bermanfaat untuk mengatasi masalah ketersediaan air yang semakin hari semakin berkurang tersebut. "SRI merupakan upaya untuk memberdayakan para petani, karena bisa menghemat biaya dan air, hasilnya pun lebih bagus. “Padi bukanlah tanaman air tetapi membutuhkan air untuk proses pertumbuhannya” katanya.
Kepala Dinas SDABM Kabupaten Banyumas, Ir Irawadi CES di sela-sela acara panen tersebut mengatakan, pelaksanaan uji coba penanaman padi metode SRI pertamakali di Kabupaten Banyumas adalah di Desa Tinggarjaya Kecamatan Jatilawang tahun 2010. Sedangkan untuk tahun 2012 mulai dikembangkan ke daerah lain, seperti yang sekarang ini, yaitu di Desa Danaraja Kecamatan Banyumas dan Desa Wangon Kecamatan Wangon, masing-masing seluas 0,5 hektar.
Bupati Banyumas, Drs H Mardjoko MM dalam acara tersebut mengharapkan, keberhasilan demplot di desa Danaraja dapat dijadikan motivasi kepada petani lain di Kabupaten Banyumas. "karena ternyata hasilnya menggembirakan, dan metode ini dapat menjawab tantangan kondisi pengairan sawah yang makin sulit. Ini patut dicontoh dan dikembangkan petani lainnya" paparnya. (Ero)
sumber: krjogja.com
Lahan yang dipanen baru pada sawah seluas 0,5 Ha sebagai uji coba utama. Keberhasilan panen padi budidaya yang menggunakan metode SRI tersebut terlaksana karena hasil kerjasama antara Pemkab Banyumas melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM), dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu OPAC dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Anggota Tim Teknis FTP UGM yang hadir dalam panen padi tersebut, Nur Yanto, mengatakan, budidaya padi dengan sistem SRI adalah pemilihan benih dari padi berjenis Inpari 13. Kemudian menggunakan sistem pemupukan semi organik, dengan ketentuan penggunaan pupuk organik sebanyak 50 kw/ha, Urea 2 kw/ha, Ponska I kw/ha dan SP 36 1 kw/ha. Umur bibit 14 hari dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Dengan metode ini hasil panen mencapai 11.440 kg/ hektar.
Menurut Nur Yanto, dibandingkan dengan pola konvensional, metode SRI mampu menghemat benih hingga sepertiga. Selain itu metode ini juga dinilai sangat bermanfaat untuk mengatasi masalah ketersediaan air yang semakin hari semakin berkurang tersebut. "SRI merupakan upaya untuk memberdayakan para petani, karena bisa menghemat biaya dan air, hasilnya pun lebih bagus. “Padi bukanlah tanaman air tetapi membutuhkan air untuk proses pertumbuhannya” katanya.
Kepala Dinas SDABM Kabupaten Banyumas, Ir Irawadi CES di sela-sela acara panen tersebut mengatakan, pelaksanaan uji coba penanaman padi metode SRI pertamakali di Kabupaten Banyumas adalah di Desa Tinggarjaya Kecamatan Jatilawang tahun 2010. Sedangkan untuk tahun 2012 mulai dikembangkan ke daerah lain, seperti yang sekarang ini, yaitu di Desa Danaraja Kecamatan Banyumas dan Desa Wangon Kecamatan Wangon, masing-masing seluas 0,5 hektar.
Bupati Banyumas, Drs H Mardjoko MM dalam acara tersebut mengharapkan, keberhasilan demplot di desa Danaraja dapat dijadikan motivasi kepada petani lain di Kabupaten Banyumas. "karena ternyata hasilnya menggembirakan, dan metode ini dapat menjawab tantangan kondisi pengairan sawah yang makin sulit. Ini patut dicontoh dan dikembangkan petani lainnya" paparnya. (Ero)
sumber: krjogja.com
Similar topics
» Dirjen PLA Panen Perdana Padi SRI
» Musim Kemarau, Panen Padi di Banyumas 'Anjlok'
» Wapres akan Panen Padi Organik
» Pelatihan Perdana di BLK Kabupaten Banyumas
» Hasil Panen Wilayah Banyumas Dijual ke Jabar
» Musim Kemarau, Panen Padi di Banyumas 'Anjlok'
» Wapres akan Panen Padi Organik
» Pelatihan Perdana di BLK Kabupaten Banyumas
» Hasil Panen Wilayah Banyumas Dijual ke Jabar
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|