Kondisi Tugu Pejuang Masyarakat Purbalingga di Desa Blater, Jauh dari Perawatan dan Mulai Dilupakan
Halaman 1 dari 1
Kondisi Tugu Pejuang Masyarakat Purbalingga di Desa Blater, Jauh dari Perawatan dan Mulai Dilupakan
PURBALINGGA – Bagi Anda yang pernah bertandang ke Desa Blater, Kecamatan Kalimanah pasti tidak akan asing dengan nama sate ayam Blater. Sebaliknya ketika ditanya mengenai kisah ataupun letak sebuah tugu perjuangan yang ada di desa tersebut dimungkinkan Anda tidak mengetahuinya.
Sejarah mencatat, Desa Blater pernah menjadi sebuah saksi bisu perjuangan para pejuang Kota Perwira ketika menghadapi serangan dari penjajah. Kala itu, Blater pernah menjadi ajang perang. Tepatnya di tahun 1947, antara pasukan TNI dengan Serdadu Belanda. Sehingga gugurlah 14 orang prajurit di sana.
“Sebagai penanda, dibangunlah tugu peringatan di sana,” kata warga Desa Blater, Irfan.
Dari data Disbudparpora Purbalingga, Tugu Blater diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1960 dengan sebuah rentetan cerita. Awalnya pada tanggal 10 Juli 1960 atau menjelang Hut Proklamasi yang ke 15. Dalam rapat pleno yang pertama di Kecamatan Kalimanah, seorang anggota panitia rapat yaitu Mangun Wiyoto mantan Kepala SD Rabak, mengemukakan gagasannya, agar di Desa Blater didirikan Tugu Peringatan. Pembangunan tugu tersebut ditujukan untuk mengenang jasa-jasa pejuang.
Seketika gagasan Mangun Wiyoto diterima oleh para panitia. Dengan bersemangat warga yang telah terbentuk dalam sebuah kepanitian mencoba membangun tugu tersebut dengan dana sumbangan 25 persen dari para panitia tingkat kecamatan. Selebihnya, pendanaan diambilkan dari pemerintah Desa Blater.
“Saat itu sedang krisis. Kita ambilkan dari dana kas desa sebesar Rp 100 ribu,” kata dia.
Pada tanggal 17 Agustus Tugu Blater diresmikan. Sehingga sejak saat itu setiap hari HUT Proklamasi dan Hari Pahlawan, ditempat tersebut dilakukan mengheningkan cipta, untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur. Sayangnya, seiring berjalananya waktu, perhatian dari warga setempat dan pemerintah terkesan kurang. Sehingga tugu penanda perjuangan yang dibangun dengan perjuangan itupun kini terlihat sangat tidak terawat.
Tidak hanya dipenuhi sampah yang berserak, tugu itupun mulai mengalami retak di beberapa tempat. Selain itu warna cat bangunan tugu pun sudah banyak yang luntur dan terkelupas.(shandi yanuar)
#satelitpost
Sejarah mencatat, Desa Blater pernah menjadi sebuah saksi bisu perjuangan para pejuang Kota Perwira ketika menghadapi serangan dari penjajah. Kala itu, Blater pernah menjadi ajang perang. Tepatnya di tahun 1947, antara pasukan TNI dengan Serdadu Belanda. Sehingga gugurlah 14 orang prajurit di sana.
“Sebagai penanda, dibangunlah tugu peringatan di sana,” kata warga Desa Blater, Irfan.
Dari data Disbudparpora Purbalingga, Tugu Blater diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1960 dengan sebuah rentetan cerita. Awalnya pada tanggal 10 Juli 1960 atau menjelang Hut Proklamasi yang ke 15. Dalam rapat pleno yang pertama di Kecamatan Kalimanah, seorang anggota panitia rapat yaitu Mangun Wiyoto mantan Kepala SD Rabak, mengemukakan gagasannya, agar di Desa Blater didirikan Tugu Peringatan. Pembangunan tugu tersebut ditujukan untuk mengenang jasa-jasa pejuang.
Seketika gagasan Mangun Wiyoto diterima oleh para panitia. Dengan bersemangat warga yang telah terbentuk dalam sebuah kepanitian mencoba membangun tugu tersebut dengan dana sumbangan 25 persen dari para panitia tingkat kecamatan. Selebihnya, pendanaan diambilkan dari pemerintah Desa Blater.
“Saat itu sedang krisis. Kita ambilkan dari dana kas desa sebesar Rp 100 ribu,” kata dia.
Pada tanggal 17 Agustus Tugu Blater diresmikan. Sehingga sejak saat itu setiap hari HUT Proklamasi dan Hari Pahlawan, ditempat tersebut dilakukan mengheningkan cipta, untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur. Sayangnya, seiring berjalananya waktu, perhatian dari warga setempat dan pemerintah terkesan kurang. Sehingga tugu penanda perjuangan yang dibangun dengan perjuangan itupun kini terlihat sangat tidak terawat.
Tidak hanya dipenuhi sampah yang berserak, tugu itupun mulai mengalami retak di beberapa tempat. Selain itu warna cat bangunan tugu pun sudah banyak yang luntur dan terkelupas.(shandi yanuar)
#satelitpost
Similar topics
» Lokasi Lab Site Pemberdayaan Masyarakat Desa
» "Wisanggeni Gugat" Ruwatan Bumi Masyarakat Desa Kedungwuluh
» Gotong Royong Masyarakat 2012, Bupati Purbalingga Masuk 4 Besar
» Sate Blater Purbalingga, Bukan Sate Biasa
» Purbalingga Canangkan Hemat Energi dan Air Mulai Dari Perkantoran
» "Wisanggeni Gugat" Ruwatan Bumi Masyarakat Desa Kedungwuluh
» Gotong Royong Masyarakat 2012, Bupati Purbalingga Masuk 4 Besar
» Sate Blater Purbalingga, Bukan Sate Biasa
» Purbalingga Canangkan Hemat Energi dan Air Mulai Dari Perkantoran
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|