Pemkab Banyumas Siap Selamatkan Lahan Kritis

BANYUMAS - Pemerintah Kabupaten Banyumas, bertekad memperbaiki lahan kritis untuk mencegah longsor dan banjir pada musim hujan, kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan setempat Djoko Wikanto.

"Salah satu upaya memperbaiki lahan kritis tersebut dilakukan melalui kegiatan Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Pohon Indonesia 2011 Tingkat Kabupaten Banyumas hari ini," kata Djoko di Desa Jurangbahas, Kecamatan Wangon, Banyumas, Selasa (6/12).

Menurut dia, kegiatan ini diharapkan menjadi sarana edukasi, peningkatan kepedulian, kemampuan dan kemandirian seluruh komponen bangsa akan pentingnya menanam dan memelihara pohon, serta mengajak seluruh komponen bangsa untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon secara berkelanjutan untuk merehabilitasi hutan maupun lahan.

Ia mengatakan, kegiatan ini ditujukan untuk menambah tutupan lahan guna mencegah longsor dan banjir pada musim hujan, menyerap karbondioksida akibat perubahan iklim, serta penyediaan bahan baku industri pengolahan kayu, pangan, dan energi terbarukan.

"Secara keseluruhan sampai akhir November 2011, di Kabupaten Banyumas telah ditanam sejumlah 2.314.266 pohon terdiri atas 1.741.330 batang bersumber dari APBN, APBD Provinsi Jateng, APBD Kabupaten, dan Perhutani Wilayah Banyumas, 383.800 batang bantuan perbankan, badan usaha milik negara maupun daerah, dan pengusaha kayu, serta 189.127 batang tanaman swadaya masyarakat," katanya.

Sementara dalam kegiatan yang dilaksanakan di Desa Jurangbahas ini, kata dia, dilakukan penanaman sebanyak 6.800 pohon terdiri atas 4.100 batang pohon jati, 1.200 batang albasiah, 500 batang rambutan, 500 batang mangga, dan 500 batang petai di area seluas 14 hektare.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinpertanbunhut Banyumas, luas lahan kritis di Kabupaten Banyumas pada 2011 mencapai 12 ribu hektare atau turun 50 persen sejak 2000 yang seluas 24 ribu hektare.

Kepala Bidang Kehutanan Dinpertanbunhut Banyumas Sumaryono mengatakan, Dinas telah berupaya melakukan reboisasi atau penghijauan setiap tahun sehingga terjadi penurunan luasan lahan kritis sejak 2000 hingga 2011.

Akan tetapi, kata dia, bibit pohon yang ditanam tersebut baru kelihatan saat lima tahun ke depan.

Padahal, lanjutnya, kegiatan penebangan pohon terus dilakukan, baik oleh masyarakat maupun perusahaan penggergajian kayu yang jumlahnya mencapai 200 unit usaha.

"Jika setiap perusahaan hanya boleh menebang 2.000 kubik kayu saja, maka akan ada 400 ribu kubik kayu yang ditebang setiap tahunnya. Asumsinya, dalam satu hektare berisi 400 batang kayu, berarti setiap tahun terjadi penambahan lahan kritis seluas 1.000 hektare," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan, hal itu hanya asumsi karena faktanya jumlah pohon yang ditebang tidak sebanding detngan bibit yang ditanam.

Oleh karena itu, kata dia, Dinpertanbunhut Banyumas terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar hutan terkait persyaratan penebangan pohon dan bahaya hutan gundul.

Sementara itu di Kabupaten Purbalingga, kegiatan Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HPMI) dan Bulan Menanam Pohon Indonesia Tahun 2011 akan dipusatkan di Desa Kaliori, Kecamatan Karanganyar, pada Rabu (7/12).

"Kegiatan ini akan disatukan dengan Kampanye Indonesia Menanam Tingkat Kabupaten Purbalingga dengan jenis tanaman kayu-kayuan dan buah. Kami menargetkan penanaman sebanyak 2.003.708 batang dengan sumber dana dari APBN, APBD, maupun swadaya masyarakat," kata Kepala Dintanbunhut Purbalingga Lili Purwati.

Menurut dia, bibit pohon tersebut di antaranya berasal dari program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), Kebun Bibit Rakyat, Hutan Kota, Penghijauan Lingkungan, Reboisasi Kawasan Hutan, Konservasi Daerah Aliran Sungai Hulu, Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon, Turus Jalan, serta program Kebun Bibit Rakyat (KBR) Swadaya. (Ant/Yan)


sumber: krjogja.com