Dilanda Longsor, Tiga Rumah Rata dengan Tanah
Halaman 1 dari 1
Dilanda Longsor, Tiga Rumah Rata dengan Tanah
BANYUMAS - Tanah longsor menyebabkan tiga rumah di Desa Gentawangi, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, rata dengan tanah. Longsor pada Jumat (20/1) mengancam 10 bangunan di sekitar aliran Sungai Tajum.
Rumah yang rata dengan tanah masing-masing milik Kawireja (85), Kasnuri (85), dan Darwo (35). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebanyak 10 jiwa diungsikan
Selain merobohkan rumah, longsoran juga memutus jalan lingkar dusun setempat dengan kedalaman sekitar empat meter.
Keterangan yang dihimpun, gejala datangnya longsor terlihat sejak Kamis (19/1) pagi. Di jalan yang berada di dekat aliran Sungai Tajum sudah terlihat rekahan tanah yang terus melebar mengarah ke tiga rumah warga yang mengalami kerusakan berat.
Akibat kejadian itu tercatat sedikitnya 14 orang mengungsi karena rumahnya roboh dan khawatir menghuni rumah yang terancam longsor. Hingga Jumat (20/1) siang di lokasi warga dibantu SAR, anggota TNI AD dan Linmas Reaksi Cepat melakukan pembersihan puing-puing.
"Hujan lebat sejak tiga hari lalu telah menyebabkan tanah bergerak, pada Jumat dinihari sekitar 01.00 terjadi tanah longsor," kata Kawireja, salah seorang pemilik rumah yang rata dengan tanah. Sebelum bencana tersebut terjadi, dia telah meminta keluarganya untuk mengungsi ke rumah saudara yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.
Darwoto korban yang rumahnya hancur, menambahkan bencana tanah ambles ini merupakan yang ketiga kalinya. "Kejadian serupa sekitar tahun 1989 silam yang merobohkan puluhan rumah warga dan memutus jalan penghubung Desa Gentawangi dengan Desa Gerduren.
Kepala Dusun I Desa Gentawangi Turyono mengatakan, pihaknya telah mengusulkan bantuan dan perbaikan talud sekitar Sungai Tajum kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas. Sebenarnya pernah dilakukan perbaikan pada 2010 dengan dana sebesar Rp300 juta dari APBD Banyumas.
Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak Yogyakarta juga telah memasang 450 bronjong yang dilakukan secara swakelola. "Kita juga sudah ke Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serayu-Citanduy untuk mengajukan usulan perbaikan talud," jelasnya.
Turnono juga mengimbau, agar warga yang rumahnya terancam roboh untuk mengungsi ke tempat aman. Ke 10 rumah yang terancan dihuni sekitar 20 jiwa. Sementara rumah yang roboh ada tiga unit dan 10 orang penghuninya telah mengungsi. (A-99/das)***
sumber: pikiran rakyat online
Rumah yang rata dengan tanah masing-masing milik Kawireja (85), Kasnuri (85), dan Darwo (35). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebanyak 10 jiwa diungsikan
Selain merobohkan rumah, longsoran juga memutus jalan lingkar dusun setempat dengan kedalaman sekitar empat meter.
Keterangan yang dihimpun, gejala datangnya longsor terlihat sejak Kamis (19/1) pagi. Di jalan yang berada di dekat aliran Sungai Tajum sudah terlihat rekahan tanah yang terus melebar mengarah ke tiga rumah warga yang mengalami kerusakan berat.
Akibat kejadian itu tercatat sedikitnya 14 orang mengungsi karena rumahnya roboh dan khawatir menghuni rumah yang terancam longsor. Hingga Jumat (20/1) siang di lokasi warga dibantu SAR, anggota TNI AD dan Linmas Reaksi Cepat melakukan pembersihan puing-puing.
"Hujan lebat sejak tiga hari lalu telah menyebabkan tanah bergerak, pada Jumat dinihari sekitar 01.00 terjadi tanah longsor," kata Kawireja, salah seorang pemilik rumah yang rata dengan tanah. Sebelum bencana tersebut terjadi, dia telah meminta keluarganya untuk mengungsi ke rumah saudara yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.
Darwoto korban yang rumahnya hancur, menambahkan bencana tanah ambles ini merupakan yang ketiga kalinya. "Kejadian serupa sekitar tahun 1989 silam yang merobohkan puluhan rumah warga dan memutus jalan penghubung Desa Gentawangi dengan Desa Gerduren.
Kepala Dusun I Desa Gentawangi Turyono mengatakan, pihaknya telah mengusulkan bantuan dan perbaikan talud sekitar Sungai Tajum kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas. Sebenarnya pernah dilakukan perbaikan pada 2010 dengan dana sebesar Rp300 juta dari APBD Banyumas.
Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak Yogyakarta juga telah memasang 450 bronjong yang dilakukan secara swakelola. "Kita juga sudah ke Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serayu-Citanduy untuk mengajukan usulan perbaikan talud," jelasnya.
Turnono juga mengimbau, agar warga yang rumahnya terancam roboh untuk mengungsi ke tempat aman. Ke 10 rumah yang terancan dihuni sekitar 20 jiwa. Sementara rumah yang roboh ada tiga unit dan 10 orang penghuninya telah mengungsi. (A-99/das)***
sumber: pikiran rakyat online
Similar topics
» Tebing Longsor, Tiga Rumah Rata Tanah
» Korban Tanah Longsor Masih Mengungsi
» Korban Tanah Longsor Jadi Perhatian Pemkab Banjarnegara
» Tanah Bergerak, Dua Rumah Rusak
» Tanah Bergerak, Puluhan Rumah Terancam
» Korban Tanah Longsor Masih Mengungsi
» Korban Tanah Longsor Jadi Perhatian Pemkab Banjarnegara
» Tanah Bergerak, Dua Rumah Rusak
» Tanah Bergerak, Puluhan Rumah Terancam
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|