Plasma Bulu Mata Palsu Berhenti

*Upah Dinilai Terlalu Rendah

BANYUMAS-Akibat harga hasil produksi bulu mata palsu terlalu rendah, dua plasma bulu mata palsu di Desa Ciberung dan Cikawung terpaksa berhenti dari aktifitas produksi.

Warga yang sebelumnya memproduksi bulu mata palsu, mengaku upah yang diberikan pihak mitra masih rendah. Upah per set bulu mata palsu, hanya Rp 300 .

Setiap hari, minimal 10 set bulu mata palsu yang harus diproduksi. Kalau kurang dari 10 set, upah berkurang.

"Kami terpaksa berhenti berproduksi bulu mata palsu setelah mengikuti pelatihan selama satu bulan lebih, dan memproduksi. Warga yang ikut membuat merasa upah yang diberikan terlalu rendah. Padahal, pembuatan bulu mata palsu sangat rumit,"kata kordinator plasma di Desa Ciberung, Puji W.

Menurut Puji, jika ada investor yang berani melatih dan membayar warga untuk produksi bulu mata palsu sesuai Upah Minimun Regional (UMR), di Ciberung siap dengan tenaga kerja. "Tenaga kerja di wilayah Ciberung sangat banyak. Tinggal upah yang sesuai UMR. Kalau ada investor yang siap, kami juga siap,"kata Puji.

Sebelumnya, puluhan perusahaan rambut dan bulu mata palsu di Purbalingga, kekurangan ratusan tenaga kerja terampil. Pihak pengusaha melakukan kerjasama kemitraan dengan warga yang kemudian tergabung dalam kelompok kemitraan bulu mata palsu.

"Memang kami kewalahan dalam memenuhi permintaan bulu mata palsu. Tenaga kerja yang yang masuk sebagai karayawan perusahaan bulu mata sudah banyak dan terpenuhi. Padaham produksi kami terus meningkat,"kata Damar Sagita dari perusahaan bulu mata palsu Pubalingga dalam sosialisai dan pelatihan bagi warga di Desa Ciberung Ajibarang. .

Menurut Damar, pihaknya melakukan kerjasama kemitraan dengan warga yang nantinya menjadi kelompok perajin bulu mata yang menjalin kemitraan dengan pihak perusahaan. Pihak perusahaan melebarkan sayap kemitraan ke beberapa daerah, seperti Cilongok. Dan di Ajibarang sendiri, lanjut damar baru pertama kali dilaksanakan dan akan berjalan.

"Kalau di Cilongok sudah berjalan. Di Ajibarang sendiri baru akan mulai. Kami pun sudah
melakukan sosialisai dan pelatihan sejak sebulan yang lalu dengan warga desa Ciberung terutama para kaum perempuan,"jelasnya.

Canny Habibatun Naja, kordinator warga mengatakan, warga Desa Ciberung khusunya ibu-ibu yang mengikuti pelatiah sejak sebulan lalu sudah banyak yang terampil. "Diharapkan, para ibu-ibu yang mengikuti pelatihan cepat mahir, sehingga cepat produksi dan menikmati hasilnya. Kalau sebagian besar ibu-ibu tidak sibuk dengan pekerjaannya, yang datang dalam pelatihan ini bisa lebih dari 40 orang,"katanya. (gus/din)


sumber: radar banyumas