KALAH BERSAING DENGAN CINA; Petani Sutra Banyumas Bangkrut
Halaman 1 dari 1
KALAH BERSAING DENGAN CINA; Petani Sutra Banyumas Bangkrut
Kedaulatan Rakyat
PURWOKERTO (KR) - Lantaran harga kain sutra dari Cina, Thailand dan Taiwan jauh lebih murah dibanding dengan sutra Banyumas, ratusan petani sutra yang ada Banyumas hingga sekarang gulung tikar.
Akibatnya, sebanyak 80 hektar tanaman murbai penghasil kokon yang dijadikan bahan baku sutra yang tersebar di Desa Samedo, Kecamatan Pekuncen, Desa Sikapat, Kecamatan Sumbang dan Kecamatan Kalibagor, Banyumas lahannya sudah ditutup untuk tanaman lainnya.
“Sekarang tinggal 10 hektar yang masih dibudidayakan,” kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Banyumas Ir Wisnu Hermawato saat dihubungi KR, Rabu (23/4) di kantornya. Untuk mengatasi kebangkrutan petani sutra, Dishutbun Kabupaten Banyumas sedang melakukan langkah baru dengan memanfaatkan daun murbai sebagai penghasil kokon untuk dijadikan teh pengobatan.
Selain daun murbai, kokon atau ulat akan dijadikan obat kuat vitalitas seks untuk pria. Terobosan baru tersebut diharapkan akan mampu memperdayakan petani sutra yang sebelumnya mengalami kebangkrutan akibat perdagangan bebas yang mengakibatkan sutra dari Indonesia kalah murah dengan sutra dari luar negeri.
Wisnu Hermawanto mencontohkan, kain sutra dari Cina, Taiwan dan Thailand dipasarkan di Indonesia tiap lembar untuk satu bahan pakaian Rp 125 ribu. Sedang sutra dari Banyumas dengan ukuran sama dijual dengan harga Rp 300 ribu.
“Mesi kualitas sutra Banyumas jauh lebih bagus, namun para pembeli memilih sutra dari Cina, Taiwan, dan Thailand dengan alasan lebih murah,” ungkap Wisnu.
Sarno (46) petani sutra dari Kalibagor, Banyumas menjelaskan sebelum ada perdagangan bebas dan impor sutra dari Cina Taiwan dan Thailand harga kokon atau ulat sebagai bahan baku sutra tiap kilogramnya Rp 45 ribu, sekarang hanya Rp 5 ribu. Padahal untuk biaya penanaman pohon murbai hingga perawatan dengan break even point atau tidak rugi, kokon atau ulat minimal tiap kilogramnya Rp 35 ribu. (Dri)-g
PURWOKERTO (KR) - Lantaran harga kain sutra dari Cina, Thailand dan Taiwan jauh lebih murah dibanding dengan sutra Banyumas, ratusan petani sutra yang ada Banyumas hingga sekarang gulung tikar.
Akibatnya, sebanyak 80 hektar tanaman murbai penghasil kokon yang dijadikan bahan baku sutra yang tersebar di Desa Samedo, Kecamatan Pekuncen, Desa Sikapat, Kecamatan Sumbang dan Kecamatan Kalibagor, Banyumas lahannya sudah ditutup untuk tanaman lainnya.
“Sekarang tinggal 10 hektar yang masih dibudidayakan,” kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Banyumas Ir Wisnu Hermawato saat dihubungi KR, Rabu (23/4) di kantornya. Untuk mengatasi kebangkrutan petani sutra, Dishutbun Kabupaten Banyumas sedang melakukan langkah baru dengan memanfaatkan daun murbai sebagai penghasil kokon untuk dijadikan teh pengobatan.
Selain daun murbai, kokon atau ulat akan dijadikan obat kuat vitalitas seks untuk pria. Terobosan baru tersebut diharapkan akan mampu memperdayakan petani sutra yang sebelumnya mengalami kebangkrutan akibat perdagangan bebas yang mengakibatkan sutra dari Indonesia kalah murah dengan sutra dari luar negeri.
Wisnu Hermawanto mencontohkan, kain sutra dari Cina, Taiwan dan Thailand dipasarkan di Indonesia tiap lembar untuk satu bahan pakaian Rp 125 ribu. Sedang sutra dari Banyumas dengan ukuran sama dijual dengan harga Rp 300 ribu.
“Mesi kualitas sutra Banyumas jauh lebih bagus, namun para pembeli memilih sutra dari Cina, Taiwan, dan Thailand dengan alasan lebih murah,” ungkap Wisnu.
Sarno (46) petani sutra dari Kalibagor, Banyumas menjelaskan sebelum ada perdagangan bebas dan impor sutra dari Cina Taiwan dan Thailand harga kokon atau ulat sebagai bahan baku sutra tiap kilogramnya Rp 45 ribu, sekarang hanya Rp 5 ribu. Padahal untuk biaya penanaman pohon murbai hingga perawatan dengan break even point atau tidak rugi, kokon atau ulat minimal tiap kilogramnya Rp 35 ribu. (Dri)-g
Similar topics
» Penghasilan Peternak Itik Tak Kalah dengan Gaji PNS
» Petani Bunga Mawar di Banyumas Banjir Rezeki Valentine
» APE Lokal Siap Bersaing
» 102 Siswa Bersaing Dalam Olimpiade MIPA
» Enam Cabup Banyumas Tandatangani Ikrar Damai, Pilkada Banyumas 2.654 TPS
» Petani Bunga Mawar di Banyumas Banjir Rezeki Valentine
» APE Lokal Siap Bersaing
» 102 Siswa Bersaing Dalam Olimpiade MIPA
» Enam Cabup Banyumas Tandatangani Ikrar Damai, Pilkada Banyumas 2.654 TPS
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik