Perajin Batik Desa Limbarasari Lakukan Studi Banding
Halaman 1 dari 1
Perajin Batik Desa Limbarasari Lakukan Studi Banding
PURBALINGGA – Sebanyak 25 perajin batik Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari, melakukan studi banding ke produsen batik di Desa Selabaya, Kecamatan Kalimanah.
Studi banding itu untuk mengetahui proses pembuatan mulai dari menggambar motif, membantik sampai melakukan pewarnaan kain batik. Studi banding ini juga untuk mengatasi persoalan para perajin tentang sulitnya mewarnai batik sendiri. "Sebagian perajin di desa kami baru bisa mendesain dan membatik saja. Kami masih kesulitan mewarnai kain batik," kata perajin batik Limbasari, Enmiyarti.
Menurutnya, kesulitan mewarnai secara mandiri ini membuat perajin harus mengeluarkan biaya operasional tambahan untuk ongkos pewarnaan batik ke produsen batik Sokaraja. "Kami harus menambah biaya tambahan sekitar Rp 25.000 - Rp 45.000, tergantung jenis warna batik yang dipesan," ujar dia.
Lebih lanjut Enmiyarti mengatakan, dengan melakukan studi banding ini perajin mendapatkan pengetahuan tambahan tentang mewarnai secara mandiri. "Ini sangat penting bagi kami. Harapan kedepan perajin bisa mandiri dan bisa mengefisiensi biaya operasional," paparnya.
Kabag Perekonomian Setda, Mukodam juga mengatakan, persoalan yang dialami sebagian besar perajin batik Purbalingga adalah belum mampu melakukan perwarnaan sendiri. Pewarnaan biasanya dilakukan di kabupaten lain. "Meskipun telah mendapat pelatihan pewarnaan tapi sebagian besar perajin belum mampu mewarnai sendiri. Perajin yang sudah mampu mewarnai sendiri yakni perajin muda," tuturnya.
Sementara itu, Produsen batik Desa Selabaya Yoga Prabowo mengatakan, pihaknya berkomintmen akan terus memberdayakan kerajinan batik di Purbalingga. "Kami siap memberikan pelatihan pewarnaan kain batik. Tujuannya agar usaha batik makin berkembang dan perajin batik tidak selalu bergantung pada produsen batik di kabupaten lain," katanya.
#suaramerdeka.com
Studi banding itu untuk mengetahui proses pembuatan mulai dari menggambar motif, membantik sampai melakukan pewarnaan kain batik. Studi banding ini juga untuk mengatasi persoalan para perajin tentang sulitnya mewarnai batik sendiri. "Sebagian perajin di desa kami baru bisa mendesain dan membatik saja. Kami masih kesulitan mewarnai kain batik," kata perajin batik Limbasari, Enmiyarti.
Menurutnya, kesulitan mewarnai secara mandiri ini membuat perajin harus mengeluarkan biaya operasional tambahan untuk ongkos pewarnaan batik ke produsen batik Sokaraja. "Kami harus menambah biaya tambahan sekitar Rp 25.000 - Rp 45.000, tergantung jenis warna batik yang dipesan," ujar dia.
Lebih lanjut Enmiyarti mengatakan, dengan melakukan studi banding ini perajin mendapatkan pengetahuan tambahan tentang mewarnai secara mandiri. "Ini sangat penting bagi kami. Harapan kedepan perajin bisa mandiri dan bisa mengefisiensi biaya operasional," paparnya.
Kabag Perekonomian Setda, Mukodam juga mengatakan, persoalan yang dialami sebagian besar perajin batik Purbalingga adalah belum mampu melakukan perwarnaan sendiri. Pewarnaan biasanya dilakukan di kabupaten lain. "Meskipun telah mendapat pelatihan pewarnaan tapi sebagian besar perajin belum mampu mewarnai sendiri. Perajin yang sudah mampu mewarnai sendiri yakni perajin muda," tuturnya.
Sementara itu, Produsen batik Desa Selabaya Yoga Prabowo mengatakan, pihaknya berkomintmen akan terus memberdayakan kerajinan batik di Purbalingga. "Kami siap memberikan pelatihan pewarnaan kain batik. Tujuannya agar usaha batik makin berkembang dan perajin batik tidak selalu bergantung pada produsen batik di kabupaten lain," katanya.
#suaramerdeka.com
Similar topics
» Prajurit TNI Bawa Batik Khas Banyumas ke Desa Laktutus
» Perajin Caping Desa Banjarsari Kian Langka
» Divonis 3 Tahun 6 Bulan Penjara, Susno Langsung Minta Banding
» Astaga, Anak SD Lakukan Tindak Asusila
» Lakukan Program Imunisasi, Dinkes Gandeng MUI dan Kemenag
» Perajin Caping Desa Banjarsari Kian Langka
» Divonis 3 Tahun 6 Bulan Penjara, Susno Langsung Minta Banding
» Astaga, Anak SD Lakukan Tindak Asusila
» Lakukan Program Imunisasi, Dinkes Gandeng MUI dan Kemenag
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|