Tiga Pekan Tak Hujan, Padi Terancam Puso
Halaman 1 dari 1
Tiga Pekan Tak Hujan, Padi Terancam Puso
BANYUMAS-Hujan yang tidak turun selama tiga pekan mengakibatkan tanaman padi pada beberapa desa di Banyumas kekeringan. Tanaman berumur 40-70 hari itu terancam puso.
Padi yang kekeringan tersebut berada di wilayah tanpa irigasi atau sawah tadah hujan. Antara lain terletak di Desa Losari, Karanganyar dan Desa Menganti, Kecamatan Rawalo.
Di samping itu, sebagian sawah di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja dan beberapa desa di Kecamatan Kalibagor. Sawah di Desa Losari bahkan retak-retak. Sebagian tanaman padi umur sekitar 40 hari mengering. Padi yang sudah mrocot (keluar bilirnya) pun terancam tak bisa panen.
’’Tanaman pada umur-umur itu membutuhkan banyak air. Kalau tidak terairi, kering dan puso,’’ tutur Benggo (50), petani asal Desa Karanganyar yang menggarap di Losari.
Menurut dia, kekeringan juga melanda sebagian sawah di Desa Karanganyar. Untuk menyelamatkan tanamannya petani yang sawahnya dekat sumber air menyedot air Sungai Serayu atau Tajum.
Namun tak semua petani bisa memanfaatkan karena tak punya uang untuk membeli solar. Selain itu, jarak sungai 500-700 m sehingga butuh selang panjang.
Dulu di Losari ada mesin pompa yang bisa digunakan petani. Tapi sekarang sekarang rusak sehingga sawah dibiarkan kering. ’’Tanaman umur lebih dari 40 hari kalau tak terairi dalam jumlah cukup, tak bakal tertolong. Kecuali tiba-tiba turun hujan seminggu berturut-turut,’’ ujar Benggo.
Setelah Panen
Nurrohim (40), petani di Desa Menganti mengatakan sawah garapannya saat ini juga kekeringan. Untuk menyelamatkan tanaman ia dan petani lain menyedot air dari saluran irigasi berjarak 500 m.
’’Mesin pompa dan solar dipinjami desa. Sewa dibayar setelah panen. Petani yang punya sawah satu bau (7.000 m2) setor gabah 70 kg. Saya punya setengah bau, sehingga kalau panen setor 35 kg gabah ke desa sebagai sewa,’’ tuturnya.
Nasib serupa juga dialami petani di Pegalongan dan Sokawera, Kecamatan Patikraja.
Mereka menyewa mesin pompa untuk menyedot air Sungai Serayu berjarak sekitar 500 m. Mesin pompa disewa dari desa atau milik perorangan. Satu jam sewa milik desa Rp 10.000, sedangkan perorangan Rp 15.000. Untuk mengairi sawah agar benar-benar basah butuh waktu 10 jam.
’’Dihitung-hitung biayanya memang mahal. Namun kalau tidak dengan cara itu, tanaman yang sudah berumur lebih dari 30 hari bisa kering,’’ kata Nurrohim.
Para petani sawah tadah hujan itu berharap Pemkab Banyumas memperbanyak mesin pompa yang bisa dimanfaatkan petani. (G23-27)
Padi yang kekeringan tersebut berada di wilayah tanpa irigasi atau sawah tadah hujan. Antara lain terletak di Desa Losari, Karanganyar dan Desa Menganti, Kecamatan Rawalo.
Di samping itu, sebagian sawah di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja dan beberapa desa di Kecamatan Kalibagor. Sawah di Desa Losari bahkan retak-retak. Sebagian tanaman padi umur sekitar 40 hari mengering. Padi yang sudah mrocot (keluar bilirnya) pun terancam tak bisa panen.
’’Tanaman pada umur-umur itu membutuhkan banyak air. Kalau tidak terairi, kering dan puso,’’ tutur Benggo (50), petani asal Desa Karanganyar yang menggarap di Losari.
Menurut dia, kekeringan juga melanda sebagian sawah di Desa Karanganyar. Untuk menyelamatkan tanamannya petani yang sawahnya dekat sumber air menyedot air Sungai Serayu atau Tajum.
Namun tak semua petani bisa memanfaatkan karena tak punya uang untuk membeli solar. Selain itu, jarak sungai 500-700 m sehingga butuh selang panjang.
Dulu di Losari ada mesin pompa yang bisa digunakan petani. Tapi sekarang sekarang rusak sehingga sawah dibiarkan kering. ’’Tanaman umur lebih dari 40 hari kalau tak terairi dalam jumlah cukup, tak bakal tertolong. Kecuali tiba-tiba turun hujan seminggu berturut-turut,’’ ujar Benggo.
Setelah Panen
Nurrohim (40), petani di Desa Menganti mengatakan sawah garapannya saat ini juga kekeringan. Untuk menyelamatkan tanaman ia dan petani lain menyedot air dari saluran irigasi berjarak 500 m.
’’Mesin pompa dan solar dipinjami desa. Sewa dibayar setelah panen. Petani yang punya sawah satu bau (7.000 m2) setor gabah 70 kg. Saya punya setengah bau, sehingga kalau panen setor 35 kg gabah ke desa sebagai sewa,’’ tuturnya.
Nasib serupa juga dialami petani di Pegalongan dan Sokawera, Kecamatan Patikraja.
Mereka menyewa mesin pompa untuk menyedot air Sungai Serayu berjarak sekitar 500 m. Mesin pompa disewa dari desa atau milik perorangan. Satu jam sewa milik desa Rp 10.000, sedangkan perorangan Rp 15.000. Untuk mengairi sawah agar benar-benar basah butuh waktu 10 jam.
’’Dihitung-hitung biayanya memang mahal. Namun kalau tidak dengan cara itu, tanaman yang sudah berumur lebih dari 30 hari bisa kering,’’ kata Nurrohim.
Para petani sawah tadah hujan itu berharap Pemkab Banyumas memperbanyak mesin pompa yang bisa dimanfaatkan petani. (G23-27)
Similar topics
» Manfaatkan Sisa Musim Hujan Petani Nekat Tanam Padi
» 301 Hektar Sawah Selamat dari Puso
» Puluhan Hektare Sawah di Purbalingga Terancam Puso
» Pekan Depan, Persibangga Ditantang Persegres
» Pekan Depan SBY Akan Kunjungi Pertamina Cilacap
» 301 Hektar Sawah Selamat dari Puso
» Puluhan Hektare Sawah di Purbalingga Terancam Puso
» Pekan Depan, Persibangga Ditantang Persegres
» Pekan Depan SBY Akan Kunjungi Pertamina Cilacap
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|