Kerap Digelar Ritual di Makam 'Syekh', Warga Sidawas Resah
Halaman 1 dari 1
Kerap Digelar Ritual di Makam 'Syekh', Warga Sidawas Resah
BANJARNEGARA: Warga Dusun Siwadas, Desa Penawangan, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara resah menyusul dibangunnya 11 pusara seperti lazimnya pemakaman di tengah hutan pinus Perhutani di sisi atas desa tersebut. Anehnya, pusara tersebut di klaim oleh pembuatnya, Nangim alias Mbah Rusmin (40), sebagai makam syekh dari Timur Tengah.
Pantauan KRjogja.com Kamis (07/02/2013), ke-11 pusara dibuat di tiga lokasi terpisah. Dari bekas-bekasnya, sebagian tampak belum lama dibuat. Pada setiap pusara, tertera nama syekh dengan huruf Arab. Untuk menuju lokasi tersebut, harus berjalan melalui jalan setapak mendaki di lereng hutan pinus sekitar satu jam. Nama-nama syekh itu adalah Ahmad Bahwi, Imam Munawi, Barkah, Mursidin Ahmad, Imam Holil, Haris Muhamad, Imam Syarif, Syarifah Anis Salam, Bahrun, Khodirot dan Basroh.
Kades Penawangan, Rahmad Musnar, mengatakan, Nangim selaku pimpinan Majelis Dzikir Nurul Yaqin asal Desa Limbangan Madukara mulai membangun pusara sejak sekitar setahun silam. Pada saat-saat tertentu, para jamaah mengadakan ritual di kompleks pusara. "Jumlah jemaah sekitar 50 orang, 7 diantaranya warga Penawangan. Selebihnya, warga berbagai desa di wilayah Madukara dan Banjarmangu," katanya.
Tokoh pemuda Dusun Siwadas, Agus Priyo Utomo, mengatakan, munculnya bangunan pusara-pusara meresahkan warga, sebab dikhatirkan merusak akidah dan mengakibatkan orang tergelincir ke hal-hal sirik. "Itu harus dibongkar. Tak ceritanya disini ada makam syekh asal Timur Tengah," katanya.
>>krjogja.com
Pantauan KRjogja.com Kamis (07/02/2013), ke-11 pusara dibuat di tiga lokasi terpisah. Dari bekas-bekasnya, sebagian tampak belum lama dibuat. Pada setiap pusara, tertera nama syekh dengan huruf Arab. Untuk menuju lokasi tersebut, harus berjalan melalui jalan setapak mendaki di lereng hutan pinus sekitar satu jam. Nama-nama syekh itu adalah Ahmad Bahwi, Imam Munawi, Barkah, Mursidin Ahmad, Imam Holil, Haris Muhamad, Imam Syarif, Syarifah Anis Salam, Bahrun, Khodirot dan Basroh.
Kades Penawangan, Rahmad Musnar, mengatakan, Nangim selaku pimpinan Majelis Dzikir Nurul Yaqin asal Desa Limbangan Madukara mulai membangun pusara sejak sekitar setahun silam. Pada saat-saat tertentu, para jamaah mengadakan ritual di kompleks pusara. "Jumlah jemaah sekitar 50 orang, 7 diantaranya warga Penawangan. Selebihnya, warga berbagai desa di wilayah Madukara dan Banjarmangu," katanya.
Tokoh pemuda Dusun Siwadas, Agus Priyo Utomo, mengatakan, munculnya bangunan pusara-pusara meresahkan warga, sebab dikhatirkan merusak akidah dan mengakibatkan orang tergelincir ke hal-hal sirik. "Itu harus dibongkar. Tak ceritanya disini ada makam syekh asal Timur Tengah," katanya.
>>krjogja.com
Similar topics
» Ritual Sedekah Bumi Digelar Paguyuban Songsong Yuwono
» Pengepul Nira Resah
» Iklan Pengobatan Tradisional Kerap Menjebak
» SDN 1 Tamansari dan SDN 3 Makam Juara Pesta Siaga
» Ritual Cowongan
» Pengepul Nira Resah
» Iklan Pengobatan Tradisional Kerap Menjebak
» SDN 1 Tamansari dan SDN 3 Makam Juara Pesta Siaga
» Ritual Cowongan
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|