Dua Desa di Ajibarang Ambil Air di Belik
Halaman 1 dari 1
Dua Desa di Ajibarang Ambil Air di Belik
BANYUMAS- Dua desa di Kecamatan Ajibarang, Banyumas yakni Desa Kracak dan Desa Darmakradenan, sejak sepekan terakhir mengalami kesulitan air bersih.
Warga di dua desa tersebut membuat belik (galian tanah di tepi sungai) untuk mendapatkan air.
Belik yang dibuat warga setempat itu berada di tepi Sungai Tajum. Mereka membuat dengan menggunakan peralatan sederhana, seperti cangkul. Diameter belik rata-rata 50 cm dengan kedalaman 30 cm.
Belik itu didiamkan dan diambil airnya pada pagi hari. Mulai pukul 05:30, warga berdatangan ke Sungai Tajum untuk mengambil air yang tergenang di belik.
Mereka yang kebanyakan dari kaum ibu itu mengambil air dengan gayung yang kemudian dikumpulkan ke dalam ember. “Sudah beberapa hari ini saya mengambil air di belik,” kata Tasem (42) warga Desa Darmakradenan.
“Air belik jernih kok. Tapi memang, kalau dimasak rasanya tidak enak. Tapi gimana lagi wong tidak ada air,” kata Irma Solehatun (24), yang saat ditemui sedang memandikan anaknya, Geza (2) di belik Sungai Tajum.
Pakai Jerigen Selain warga Darmakradenan, warga Desa Kracak juga mengambil air di belik tepi sungai tersebut. Aminah (50), mengambil air dengan menggunakan jerigen.
“Untuk Desa Kracak yang mengalami kesulitan air dusun sini (Kalibeber,”red),” kata Aminah yang mengaku enggan memakai pompa air karena sewanya mahal, Rp 25 ribu per hari.
Selain untuk memasak, Sungai Tajum juga untuk mandi, mencuci pakaian, mencuci kendaraan, memandikan ternak serta buang air besar (BAB).
Kadus I Desa Darmakradenan, Julehah mengatakan, warga yang mengambil air dari belik berasal dari Dusun 2, 3 dan Dusun 4. “Untuk Dusun 1 sudah memiliki sarana air bersih dari pemerintah kabupaten tahun lalu,” ungkapnya.
Proyek sarana air bersih itu sudah ada pengelolanya. Tiap warga yang mendapat pelayanan proyek air bersih tersebut dipungut biaya Rp 10 ribu. (K5-29)
Warga di dua desa tersebut membuat belik (galian tanah di tepi sungai) untuk mendapatkan air.
Belik yang dibuat warga setempat itu berada di tepi Sungai Tajum. Mereka membuat dengan menggunakan peralatan sederhana, seperti cangkul. Diameter belik rata-rata 50 cm dengan kedalaman 30 cm.
Belik itu didiamkan dan diambil airnya pada pagi hari. Mulai pukul 05:30, warga berdatangan ke Sungai Tajum untuk mengambil air yang tergenang di belik.
Mereka yang kebanyakan dari kaum ibu itu mengambil air dengan gayung yang kemudian dikumpulkan ke dalam ember. “Sudah beberapa hari ini saya mengambil air di belik,” kata Tasem (42) warga Desa Darmakradenan.
“Air belik jernih kok. Tapi memang, kalau dimasak rasanya tidak enak. Tapi gimana lagi wong tidak ada air,” kata Irma Solehatun (24), yang saat ditemui sedang memandikan anaknya, Geza (2) di belik Sungai Tajum.
Pakai Jerigen Selain warga Darmakradenan, warga Desa Kracak juga mengambil air di belik tepi sungai tersebut. Aminah (50), mengambil air dengan menggunakan jerigen.
“Untuk Desa Kracak yang mengalami kesulitan air dusun sini (Kalibeber,”red),” kata Aminah yang mengaku enggan memakai pompa air karena sewanya mahal, Rp 25 ribu per hari.
Selain untuk memasak, Sungai Tajum juga untuk mandi, mencuci pakaian, mencuci kendaraan, memandikan ternak serta buang air besar (BAB).
Kadus I Desa Darmakradenan, Julehah mengatakan, warga yang mengambil air dari belik berasal dari Dusun 2, 3 dan Dusun 4. “Untuk Dusun 1 sudah memiliki sarana air bersih dari pemerintah kabupaten tahun lalu,” ungkapnya.
Proyek sarana air bersih itu sudah ada pengelolanya. Tiap warga yang mendapat pelayanan proyek air bersih tersebut dipungut biaya Rp 10 ribu. (K5-29)
Similar topics
» Ambil Teralis SMK Dimejahijaukan
» Bazar Ajibarang Meriah
» Di Balik Cerita Legenda Ajibarang
» RSUD Ajibarang jadi BLUD
» Tarutu, Terompet Janur Asal Ajibarang
» Bazar Ajibarang Meriah
» Di Balik Cerita Legenda Ajibarang
» RSUD Ajibarang jadi BLUD
» Tarutu, Terompet Janur Asal Ajibarang
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|