Warga Tinggalkan Elpiji
Halaman 1 dari 1
Warga Tinggalkan Elpiji
BANYUMAS (KRjogja.com) - Warga pedesaan di Kabupaten Banyumas mulai meninggalkan elpiji tabung tiga kilogram dan beralih ke kayu bakar karena maraknya ledakan bahan bakar hasil program konversi minyak tanah ini.
Tuminah (41), warga Grumbul Kalipondok, Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas mengaku sudah dua bulan ini tak lagi menggunakan gas elipiji untuk memasak. Dan, beralih ke kayu bakar karena merasa lebih aman dan hemat
"Saya takut kalau sampai meledak seperti yang di tv. Makanya, saya menggunakan pawon kayu bakar untuk memasak. Sedangkan kompor gas tidak digunakan. Dan, kayu bakarnya tinggal mengambil di hutan," katanya kepada krjogja.com, Kamis (8/7).
Ketua RT 3 RW 5 Desa Karangbawang, Ajibarang, Banyumas, Samidi (45) mengatakan keengganan warga menggunakan elpiji adalah harganya yang terus meroket. Padahal, kehidupan warga sangat sederhana dan dinilai memberatkan.
"Di beberapa pengecer sudah naik. Semula Rp 13.500, kini naik menjadi Rp 16.000 dan sangat memberatkan. Mendingan pakai pawon, kayu bakarnya gratis, tinggal ambil di tobong tempat kerja suami saya,” ucapnya.
Bahkan, lanjutnya salah seorang warganya mengalami kebakaran akibat ledakan tabung gas elpiji mesipun tidak ada korban jiwa. "Saya merasa trauma menggunakan kompor gas, maka saya sekarang menggunakan pawon saja, meski lama masaknya, yang penting aman," ujarnya (Ero)
Tuminah (41), warga Grumbul Kalipondok, Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas mengaku sudah dua bulan ini tak lagi menggunakan gas elipiji untuk memasak. Dan, beralih ke kayu bakar karena merasa lebih aman dan hemat
"Saya takut kalau sampai meledak seperti yang di tv. Makanya, saya menggunakan pawon kayu bakar untuk memasak. Sedangkan kompor gas tidak digunakan. Dan, kayu bakarnya tinggal mengambil di hutan," katanya kepada krjogja.com, Kamis (8/7).
Ketua RT 3 RW 5 Desa Karangbawang, Ajibarang, Banyumas, Samidi (45) mengatakan keengganan warga menggunakan elpiji adalah harganya yang terus meroket. Padahal, kehidupan warga sangat sederhana dan dinilai memberatkan.
"Di beberapa pengecer sudah naik. Semula Rp 13.500, kini naik menjadi Rp 16.000 dan sangat memberatkan. Mendingan pakai pawon, kayu bakarnya gratis, tinggal ambil di tobong tempat kerja suami saya,” ucapnya.
Bahkan, lanjutnya salah seorang warganya mengalami kebakaran akibat ledakan tabung gas elpiji mesipun tidak ada korban jiwa. "Saya merasa trauma menggunakan kompor gas, maka saya sekarang menggunakan pawon saja, meski lama masaknya, yang penting aman," ujarnya (Ero)
Similar topics
» Kuota Elpiji 3 Kg Cilacap Capai 17.515 Tabung Per Hari
» PKL Ancam Tinggalkan Pratistha Harsa
» Tinggalkan Pekerjaan untuk Evakuasi Korban Sukhoi
» DBD Serang 24 Warga
» Warga Pendatang Tak Terdata
» PKL Ancam Tinggalkan Pratistha Harsa
» Tinggalkan Pekerjaan untuk Evakuasi Korban Sukhoi
» DBD Serang 24 Warga
» Warga Pendatang Tak Terdata
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|