warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Ribuan Penderes Terjerat Utang

Go down

Ribuan Penderes Terjerat Utang Empty Ribuan Penderes Terjerat Utang

Post  tahenk Sat Jul 17, 2010 8:35 pm

koran sore WAWASAN

BANYUMAS - Sebagai salah satu daerah sentra penghasil gula merah di Indonesia, Kabupaten Banyumas belum bisa memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi 32 ribu pentani penderes di wilayahnya. Terbukti, ribuan petani penderes secara turun-temurun tetap tidak bisa hidup sejahtera, akibat terjebak hutang pada pengepul. Kondisi ini mencuat saat para petani tersebut dikunjungi oleh anggota Komisi D DPRD Banyumas, dr Budi Setyawan.

Dalam kunjungan ke Desa Kedungurang, Kecamatan Gumelar, ratusan petani penderes mengeluhkan tentang rendahnya harga jual gula produksi mereka yang dibeli oleh pengepul. Harga satu kilogram gula kelapa produksi petani penderes, hanya dibeli seharga Rp 5.500 oleh pengepul. Padahal harga gula kelapa jika dipasarkan ke Purwokerto mencapai Rp 8 ribu per kilogramnya.

Para petani penderes ini tidak bisa mengelak dari para pengepul yang datang, karena sebelumnya mereka sudah terjerat utang. Sehingga gula hasil prosuksi mereka digunakan untuk membayar utangnya. "Dulu di desa ini ada koperasi petani gula kepala. Tetapi sekitar tahun 1970, koperasi tersebut bubar dan sampai sekarang tidak ada lagi.

Sehingga seluruh petani penderes terpaksa menjual hasil gula kepada pengepul atau tengkulak yang datang dengan harga rendah," kata Riswandi, salah satu penderes di Desa Kedungurang.

Para pengepul ini, sebelumnya selalu menawarkan uang pinjaman kepada para petani penderes. Semua kebutuhan mereka, dari mulai memperbaiki rumah atau bahkan hingga untuk biaya sunat anaknya, dibiayai terlebih dahulu oleh pengepul. Imbalannya, semua hasil gula kelapa dijual kepada pengepul tersebut. Kondisi ini sudah berjalan bertahun-tahun dan turun-temurun.

Kurang perhatian
Pendamping Lapangan Program Pertanian dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lingkungan Hidup LPPSLH, Hartanto mengatakan, selama ini LPPSLH sudah mendampingi sekitar 852 petani penderes. Dari jumlah tersebut, hampir semuanya terjerat utang dengan pengepul.

Selain itu, pemkab juga dinilai kurang perhatian terhadap jaminan kesehatan para petani penderes. Padahal tingkat kecelakaan para petani sangat tinggi, dalam satu bulan saja, di satu desa ada tiga orang penderes yang jatuh dan dua di antaranya meninggal dunia. Sekalipun sudah meninggal satu bulan lalu, namun santunan dari pemkab sampai sekarang belum turun.

"Padahal dalam APBD ada anggaran untuk santunan petani penderes yang mengalami kecelakaan ataupun meninggal dunia. Untuk yang meninggal dunia mendapat santunan Rp 2 juta, tetapi korban meninggal yang terakhir, yaitu Pak Warsito sampai sekarang belum mendapat santunan, " jelas Hartanto.

Dalam dialog bersama para petani penderes, anggota DPRD Banyumas dari Fraksi PDIP, dr Budi menyatakan, jalan satu-satunya untuk melepaskan diri dari jeratan para pengepul, para petani penderes harus menghidupkan kembali kopersi.

Kopersi tersebut nantinya akan membeli gula kelapa milik petani dengan harga sesuai pasaran. "Dengan didampingi teman-teman dari LSM ini, saya yakin bapakbapak bisa kembali menghidupkan koperasi demi kesejahteraan kita bersama.

Nantinya, utang kepada para pengepul dibayar dengan separuh hasil gula kelapa, dan sisanya dijual ke koperasi dengan harga yang lebih tinggi. Sedikit demi sedikit hal ini akan mampu menyelesaikan permasalahan para petani penderes, " papar dr Budi. Terkait jaminan kesehatan para petani penderes yang setiap harinya naik pohon sampai 30-40 pohon, dr Budi menyarankan untuk membuat asuransi bagi para penderes. hef-Hr
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik