Musim Kemarau, Panen Padi di Banyumas 'Anjlok'
Halaman 1 dari 1
Musim Kemarau, Panen Padi di Banyumas 'Anjlok'
PURWOKERTO (KRjogja.com) - Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyumas, memprediksikan luas area panen padi di kabupaten ini mengalami penurunan akibat musim kemarau.
"Luas panen Agustus 2011 diprediksikan sekitar 6.500 hektare dari luas total lahan 32 ribu hektare, sedangkan Juli 2010 mencapai 11 ribu hektare " kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas, Joko Wikanto, di Purwokerto, Jumat (5/.
Menurut dia, penurunan luasan panen ini wajar terjadi karena sebagian besar petani mengganti komoditas padi dengan palawija sesuai program Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas pada musim kemarau.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengimbau kepada para petani, terutama yang menggarap sawah tadah hujan untuk tidak menanam padi karena dipastikan bakal mengalami kekeringan.
Sebagai gantinya, kata dia, merekomendasikan penanaman palawija di wilayah rawan kekeringan, antara lain Kecamatan Purwajati, Gumelar, Lumbir, dan sebagian Patikraja.
Dari lahan sawah seluas 32 ribu hektare, 5.000 hektare di antaranya sawah tadah hujan. Namun ada juga sawah yang bukan tadah hujan ditanami palawija.
Salah satu tujuannya untuk pergiliran varietas, terutama pada wilayah yang terkena serangan wereng batang coklat, sehingga diharapkan dapat memutus siklus wereng, katanya.
Seorang petani di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Patikraja, Sarmi (47) mengatakan sawahnya seluas 1.400 meter persegi ditanami kacang hijau.
Akan tetapi, kata dia, hanya 50 persen tanaman kacang hijau yang dapat bertahan hidup.
"Tidak apa-apa kalau sebagian tanaman mati karena yang utama memang menunggu musim hujan tiba sehingga bisa menanam padi. Selama musim kemarau ini, sawah saya memang tidak bisa menghasilkan padi," katanya.
Petani lainnya, Tarkum (56) mengaku terpaksa menelantarkan sawahnya seluas setengah hektare karena merupakan sawah tadah hujan.
"Saya tidak punya modal untuk menanam palawija sehingga memilih membiarkan sawah begitu saja hingga datangnya musim hujan," katanya. (Ant/Yan)
"Luas panen Agustus 2011 diprediksikan sekitar 6.500 hektare dari luas total lahan 32 ribu hektare, sedangkan Juli 2010 mencapai 11 ribu hektare " kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas, Joko Wikanto, di Purwokerto, Jumat (5/.
Menurut dia, penurunan luasan panen ini wajar terjadi karena sebagian besar petani mengganti komoditas padi dengan palawija sesuai program Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas pada musim kemarau.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengimbau kepada para petani, terutama yang menggarap sawah tadah hujan untuk tidak menanam padi karena dipastikan bakal mengalami kekeringan.
Sebagai gantinya, kata dia, merekomendasikan penanaman palawija di wilayah rawan kekeringan, antara lain Kecamatan Purwajati, Gumelar, Lumbir, dan sebagian Patikraja.
Dari lahan sawah seluas 32 ribu hektare, 5.000 hektare di antaranya sawah tadah hujan. Namun ada juga sawah yang bukan tadah hujan ditanami palawija.
Salah satu tujuannya untuk pergiliran varietas, terutama pada wilayah yang terkena serangan wereng batang coklat, sehingga diharapkan dapat memutus siklus wereng, katanya.
Seorang petani di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Patikraja, Sarmi (47) mengatakan sawahnya seluas 1.400 meter persegi ditanami kacang hijau.
Akan tetapi, kata dia, hanya 50 persen tanaman kacang hijau yang dapat bertahan hidup.
"Tidak apa-apa kalau sebagian tanaman mati karena yang utama memang menunggu musim hujan tiba sehingga bisa menanam padi. Selama musim kemarau ini, sawah saya memang tidak bisa menghasilkan padi," katanya.
Petani lainnya, Tarkum (56) mengaku terpaksa menelantarkan sawahnya seluas setengah hektare karena merupakan sawah tadah hujan.
"Saya tidak punya modal untuk menanam palawija sehingga memilih membiarkan sawah begitu saja hingga datangnya musim hujan," katanya. (Ant/Yan)
Similar topics
» Gandeng UGM, Banyumas Panen Perdana Padi SRI
» Musim Kemarau di Selatan Jateng dan DIY Mundur
» Masuki Panen Raya Harga Gabah di Jateng Selatan Anjlok
» Dirjen PLA Panen Perdana Padi SRI
» Manfaatkan Sisa Musim Hujan Petani Nekat Tanam Padi
» Musim Kemarau di Selatan Jateng dan DIY Mundur
» Masuki Panen Raya Harga Gabah di Jateng Selatan Anjlok
» Dirjen PLA Panen Perdana Padi SRI
» Manfaatkan Sisa Musim Hujan Petani Nekat Tanam Padi
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik