warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Ikon Baru Kota Dawet Ayu

Go down

Ikon Baru Kota Dawet Ayu Empty Ikon Baru Kota Dawet Ayu

Post  tahenk Sun Nov 13, 2011 10:52 pm

* Oleh M Syarif SW

LAYAKNYA kota-kota besar di negeri ini, ruang terbuka hijau sepertinya sudah menjadi kebutuhan di tengah kesesakan jalan dan gang untuk bermain. Apalagi kepulan asap kendaraan yang berseliweran menambah panas dan tidak nyaman suasana kota.

Kini, di kota Banjarnegara pun keberadaan pedagang di trotoar dan badan jalan sudah menjadi masalah tersendiri. Apalagi penataan parkir yang apa adanya karena keterbatasan lahan dan peningkatan jumlah kendaraan belum dapat teratasi.

Tak pelak, orang-orang pun merindukan suasana asri dan rindang layaknya di pedesaan.

Kebutuhan akan ruang terbuka hijau di tengah kota bak kerinduan akan oase di tengah padang pasir gersang. Masyarakat melontarkan berbagai harapan dan keinginan ketika teminal bus yang berada di jantung kota dipindah lokasi, meninggalkan ruang kosong yang tak termanfaatkan.

Saat Djasri menjabat sebagai bupati, ada pula yang melontarkan gagasan untuk mendirikan pusat perbelanjaan megah di lokasi bekas terminal itu. Namun karena bupati saat itu telanjur menyosialisasikan ide akan menampung pedagang kaki lima (PKL) lewat berbagai media, ide paling realistis yang bisa diwujudkan adalah membangun pusat penampungan PKL. Namun agar penampilan lebih menarik, dibungkuslah dengan label pusat kuliner dan ruang terbuka hijau.

Maka, kini di jatung Kota Dawet Ayu telah berdiri pusat kuliner dan ruang terbuka hijau yang pertama. Mungkin lokasi itu bisa dibandingkan dengan tempat yang tak jauh berbeda dari Purwokerto dan Purbalingga.

”Di ruang terbuka hijau, kami sediakan 20 unit kios bagi pedagang lama. Mereka berjualan makanan dan aneka barang. Di pusat kuliner yang berada satu kompleks dan berdampingan tersedia 50-60 los untuk pedagang kaki lima,” kata Wahyudiono, Kepala Seksi Sarana Dagang dan Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banjarnegara.

Sebagian besar pedagang di pusat kuliner memang berjualan makanan. Lokasi itu pun diproyeksikan menjadi objek wisata kuliner baru di tengah kota. Warga masyarakat bisa sekalian jalan-jalan, melepas penat dengan keluarga, dan menikmati makanan ala pesta kebun.

Kompleks tempat sebagian besar bangunan yang kini dalam proses sentuhan akhir itu seperti taman di kota-kota besar. Ada ayunan, jungkat-jungkit untuk anak-anak, meja dan kursi untuk makan dan duduk-duduk, serta tempat lesehan.

Para pengunjung bisa menikmati taman yang tak terlalu luas itu sembari menyantap makanan. Sejumlah tempat duduk yang di tepian taman memberikan pemandangan lalu lintas kendaraan dan lalu-lalang orang. Suasana yang terbangun seperti kafe di tepian jalan yang eksklusif.

”Arena parkir dibangun di area taman dan pusat kuliner sehingga pengunjung tak terganggu kendaraan pengunjung lain. Semua akan dilaksanakan dengan tertib,” kata Wahyu.

Sambut Baik

Bambang PS, anggota DPRD Banjarnegara, menyambut baik gagasan itu. Namun dia mengingatkan agar pengelolaan ruang terbuka hijau dan pusat kuliner yang berdampingan itu dilakukan secara konsisten.

”Maksudnya, konsepnya dijalankan secara benar. Jadi orang yang mencari makanan khas dari Banjarnegara tak pusing-pusing lagi karena semua sudah ada di situ. Misalnya, soto khas Krandegan, dawet ayu, jenang salak, dan keripik kentang dieng,” tutur dia.

Lokasi itu harus dipromosikan secara luas hingga ke luar daerah. Jadi tak hanya membidik pengunjung atau pembeli lokal, tetapi juga dari berbagai daerah. ”Lokasi itu bisa jadi ikon baru Kota Dawet Ayu di mata warga daerah sekitar. Orang yang melintasi kota kita akan mudah mencari lokasi istirahat yang nyaman dan khas, yakni di jatung kota. Itu kan promosi wisata kuliner yang bagus,” katanya.

Konsistensi dalam pengembangan lokasi itu, ujar dia, juga akan menjadi tumpuan warga yang menggantungkan rezeki di kawasan tersebut. Para pedagang tentu berharap suasana ramai pengunjung dan pembeli, sehingga beberapa terobosan harus segera dilakukan.

”Tujuannya agar proyek miliaran yang berkonsep bagus itu tak berakhir sia-sia karena mangkrak,” katanya. (51)


sumber: suaramerdeka.com
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik