warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Status Sindoro Waspada Level II

Go down

Status Sindoro Waspada Level II Empty Status Sindoro Waspada Level II

Post  tahenk Wed Dec 07, 2011 1:26 am

* Jalur Pendakian Ditutup

TEMANGGUNG- Status Gunung Sindoro yang berada di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo dinaikkan, dari aktif normal menjadi Waspada level dua, sejak Senin (5/12) malam.
Peningkatan status diumumkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, menyusul terjadinya lonjakan aktivitas pada dapur magma di gunung yang terakhir meletus, pada 1970 itu.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Dr Surono mengungkapkan, dari hasil pengamatan yang dilakukan sejak 1 Oktober 2011, hingga beberapa hari terakhir menunjukkan adanya peningkatan aktivitas cukup signifikan.
Dari hasil dua kali pengamatan visual dan pengukuran suhu di kawah puncak, pada beberapa detik di sekitar kawah, yaitu pada 26 November dan 2 Desember 2011, menunjukkan adanya kepulan asap dari furamol dengan temperature 75 derajat celcius dan 95 derajat celcius.

Tekanan Asap

Pada 2 November tinggi asap furamol sudah melewati bibir kawah gunung dengan tekanan asap lemah sedang.
Surono menambahkan, pada Oktober terekam tiga kali kejadian gempa vulkanik dalam (VA), 18 kejadian gempa tektonik jauh, dan 21 kali kejadian gempa tektonik lokal.
Selain itu, juga terjadi enam kali gempa vulkanik dangkal, 26 kali gempa tektonik jauh, lima kali gempa tektonik lokal, dan 22 kali kejadian gempa hembusan.

Selanjutnya, pada (1-4/12), terekam 20 kali kejadian gempa vulkanik dangkal (VB), dua kali gempa tektonik jauh, tiga kali gempa tektonik lokal, dan enam kali gempa hembusan.

Berdasarkan hasil analisa data visual dan kegempaan tersebut, maka terhitung, pada (5/12) pukul 20.00, status kegiatan Gunung Sindoro dinaikkan dari Normal (level I), menjadi Waspada (level II). Peningkatan aktivitas vulkanik berupa gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal dikhawatirkan akan memicu peningkatan aktivitas vulkanik berupa letusan freatik atau letusan lebu.

Meski status gunung sudah dinaikkan, kata dia, namun belum perlu dikhawatirkan. Dia meminta, warga di sekitar gunung tetap tanggap terhadap perkembangan. Mereka juga diminta mengikuti arahan pihak terkait.
Dia mengatakan, PVMBG memang melarang masyarakat mendekati kawah Sindoro karena sangat berbahaya. Sebab, area tersebut merupakan kawasan rawan bencana (KRB) III yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, gas beracun, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat.

Ring Bahaya

Hal senada diungkapkan petugas Pos Pengamatan Gunung Sindoro-Sumbing, Sumaryanto. Peningkatan status tersebut berdasarkan kenaikan aktivitas gunung yang dipantau secara visual maupun dari rekaman peralatan yang ada.

“Untuk sementara semua jalur pendakian, baik dari Temanggung maupun Wonosobo kami tutup. Jalur itu meliputi Sibajag, Kledung, Bansari, Katekan, Sigedang. Di kawah Jolotundo yang memiliki ketinggian 58 meter terlihat jelas sudah ada aktivitas dan peningkatan suhu asap sulfatara. Kami tidak bisa lagi menghitung titik semburan sulfatara karena sudah menyebar,” katanya.

Maryanto menyebutkan, pada (3/12) terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak delapan kali. Kemudian, pada (4/12) terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak 12 kali, tektonik lokal tiga kali, tektonik jauh dua kali, dan gempa hembusan satu kali. ‘’Pada (5/12) kemarin, terjadi penurunan aktivitas, namun diprediksikan akan terjadi peningkatan lagi.’’
Pantauan terakhir, kondisi di puncak gunung, suhu di dinding kawah mencapai 90 derajat celsius, sementara pada permukaan air danau mencapai 95 derajat celsius. Tinggi gelembung pada permukaan kawah mencapai 0,25 meter.

Siang kemarin, sejumlah petugas pemantau gunung dibantu porter kembali melakukan pemantauan di puncak gunung.
Camat Bansari Singgih Purnomo menjelaskan, sedikitnya ada lima kecamatan yang masuk dalam ring bahaya, yaitu Kledung, Bansari, Ngadirejo, Parakan, dan Candiroto. Di Bansari ada sekitar 13 desa, semuanya masuk dalam kawasan rawan bahaya, karena wilayah ini hanya berjarak 3-4 kilometer dari puncak Sindoro.

Sementara itu di Pos Pengamatan Gunung Sindoro dan Sumbing, di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari siang kemarin, ratusan warga mendatangi pos tersebut untuk mendapatkan informasi langsung terkait dengan peningkatan aktivitas. Sebagian warga tampak khawatir dan masing-masing menceritakan keadaan tempat tinggalnya.
“Saya khawatir kalau nanti sampai meletus, karena rumah saya dekat dengan puncak gunung, “ kata Widiyanto (31), warga Dusun Gintung, Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo.

Wakil Bupati Temanggung, Budiarto, yang juga Ketua Penanggulangan Bencana melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait di kantornya. Budi meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu-isu yang beredar dan cenderung meresahkan.
Warga juga diminta mengikuti perkembangan informasi secara lengkap dari pimpinan wilayah atau camat setempat. Budi menginstruksikan kepada camat di wilayah lereng gunung melakukan pendataan tentang data warga lansia, wanita hamil, anak-anak dan warga cacat selanjutnya dikirim ke BPBD.

Camat dan kepala desa juga diminta menentukan jalur evakuasi, peta dan rambu-rambu. Camat juga diperintahkan selalu siap di tempat dan melaporkan perkembangan yang terjadi. Selain itu, Dinas Sosial diminta mempersiapkan administrasi dan persiapan logistik. (dit,j1,dwi-71)


sumber: suaramerdeka
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik