Harga Naik, Produksi Anjlok

BANYUMAS - Harga gula merah mengalami kenaikan sejak dua minggu terakhir. Hanya saja, para perajin gula merah di Banyumas tidak bisa menikmati kenaikan harga tersebut. Pasalnya, produksi gula merah sekarang ini sedang menurun hingga 50 persen.


Salah seorang perajin gula merah di Desa Panusupan, Kecamatan Cilongok, Sarno kemarin mengatakan, harga gula merah sekarang ini naik, dari Rp 6 ribu per kilogram menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Namun, produksi gula merah justru tengah menurun dratis. Hal tersebut disebabkan menurunnya kualitas dan produksi nira, sebagai bahan baku pembuatan gula merah.
"Harga sedang bagus, tetapi kita tidak bisa memproduksi banyak, karena keterbatasan bahan baku. Sehingga kenaikan harga ini tidak bisa kita nikmati," katanya.

Jika sebelumnya, Sarno bisa memproduksi hingga 5 kilogram gula merah setiap harinya. Sekarang kondisinya menurun dan hanya bisa memproduksi 2 kilogram setiap harinya. Hal ini juga dialami oleh hampir semua perajin gula merah di Banyumas.
Pengepul gula merah di Cilongok, Agus Sasono mengatakan, setoran para perajin gula merah akhir-akhir ini memang menurun dratis. Perajin maksimal bisa menyetor hanya 3 kilogram gula merah. Padahal biasanya, satu perajin bisa menyetor sampai 5 kilogram.

Menurutnya Agus, penurunan produksi ini terjadi karena tingkat rendemen nira kelapa yang diolah menjadi gula merah, mengalami penurunan. Sebab, nira kelapa yang disadap para perajin dengan menggunakan batang-batang bambu, kerap tercampur air hujan.


"Hujan ini sangat berpengaruh terhadap kualitas nira. Dan rendahnya rendemen nira kelapa ini, membuat biaya pengolahan gula merah menjadi tinggi, sebab mengolahnya lebih lama. Jadi meskipun harga gula merah sedang bagus, tetapi untuk para perajin justru sebaliknya dan mereka tidak bisa menikmati kenaikan harga gula merah ini," terangnya. (sdk/acd)


sumber: radar banyumas