Sarana Olahraga Kian Merana

BANJARNEGARA- Insan pecinta olahraga di Kabupaten Banjarnegara merasa prihatin dengan minimnya sarana dan kondisi fasilitas olahraga yang ada di Kota ‘’Dawet Ayu’’.

Salah satunya adalah GOR Pemuda. Kondisi gedung olahraga yang dibangun tahun 1986 lalu itu, dinilai tidak representatif menjadi sebuah tempat olahraga yang layak dimanfaatkan banyak pihak. Apalagi menjadi tempat diselenggarakan kejuaraan resmi.
Satu-satunya gedung olahraga yang menjadi andalan Pemkab Banjarnegara tersebut, juga tidak sepenuhnya milik Pemkab. Melainkan ada dua kepemilikan. Pemkab hanya memiliki gedung saja, sedangkan tanah masih milik sebuah yayasan.

Keluhan kerusakan infrastruktur, sarana, dan prasarana, serta minimnya fasilitas hampir selalu keluar dari mulut para pengguna. Bahkan, saat ini kondisi tribun penonton sisi timur dan atapnya sangat memprihatinkan.

Atap yang terbuat dari eternit hampir seluruhnya rusak. Penyebabnya adalah terkena bola voli pada saat atlet berlatih. Pembangunan tribun penonton sisi timur juga tidak dilanjutkan lagi dengan alasan anggaran yang tidak mencukupi.
Pengelola GOR Pemuda, Agus, mengatakan selain dua kerusakan tersebut, gedung juga seringkali bocor pada saat hujan deras. Agar tidak bocor, ia mengaku hampir setiap bulan sekali naik ke atas untuk membersihkan kotoran dan menambal atap yang berlubang penyebab kebocoran.
Mengenai kerusakan eternit, Agus sudah berulangkali mengusulkan kepada pihak terkait untuk memasang jaring, sehingga dapat menahan bola tidak masuk ke tribun penonton dan merusak eternit.

Sponsor Megeluh

Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Nur Tamami, mengatakan pernah mendapatkan keluhan dari sebuah sponsor yang akan bekerja sama menggelar turnamen bulu tangkis.
Mulai dari kondisi gedung yang gelap, minimnya tribun penonton, dan fasilitas lain seperti kamar mandi yang dianggap tidak layak untuk menjadi tempat kejuaraan.

‘’Keluhan pihak sponsor memang terkait kondisi gedung olahraga yang kondisinya jauh berbeda dari beberapa gedung olahraga yang ada di kabupaten tetangga,’’ ujar dia.
Ia menilai, memang sudah sepantasnya Kabupaten Banjarnegara memiliki gedung olahraga yang memadai dan layak untuk dimanfaatkan pecinta olahraga.
Beruntung, saat ini lapangan bulutangkis sudah banyak tersedia di desa-desa sehingga tidak harus mengandalkan GOR Pemuda untuk berlatih.

Terpisah, Sekum KONI Banjarnegara, Mulyanto, juga mengaku prihatin dengan kondisi GOR Pemuda saat ini.
Menurut dia, minimnya sarana dan prasarana olahraga di Banjarnegara bisa mempengaruhi psikologi para atlet. Adanya tempat fasilitas olahraga yang lengkap akan memberikan semangat para atlet untuk berlatih dan berprestasi.
Pembenahan gedung terakhir kali dilakukan pada tahun 2010 lalu, yakni pembangunan tribun penonton baik pada sisi timur atau barat. Untuk sisi barat, pembangunannya menelan dana Rp 100 juta. Adapun pada sisi timur yang saat ini kondisinya memprihatinkan hanya dianggarkan Rp 50 juta.

Idealnya, Banjarnegara memiliki satu gedung olahraga yang berstandar nasional yang bisa dinikmati banyak cabang olahraga. Apalagi cabang olahraga tersebut merupakan cabang unggulan daerah. Bupati Sutedjo Slamet Utomo pada sebuah kesempatan mengatakan pihaknya kini tengah menyiapkan lahan di sekitar stadion Sumitro Kolopaking, yang nantinya akan dibangun gedung olahraga.

Hanya saja, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki hal itu belum akan dilakukan pada tahun 2012. Tahun ini Pemkab akan membangun gedung kesenian di daerah Selamanik.
Ke depan dengan adanya pembangunan gedung tersebut, juga akan dijadikan satu kawasan khusus masyarakat Banjarnegara untuk berolahraga. Karena di tempat tersebut saat ini sudah ada stadion.(J3-17)

sumber: suaramerdeka.com