Nelayan Cilacap Panen Ubur-ubur
Halaman 1 dari 1
Nelayan Cilacap Panen Ubur-ubur
CILACAP – Ubur-ubur atau biota laut yang memiliki tubuhnya berbentuk payung berumbai dan masuk dalam kelas Scyphozoa tengah banyak bermunculan di peraian laut Selatan Gombong, Kebumen.
Kondisi itu membuat sejumlah nelayan Cilacap berupaya memburunya, karena biota laut tersebut laku dijual dan menjadi komoditi ekpor ke sejumlah negara Asia Timur.
"Harga jual ubur-ubur sekarang ini masih berkisar Rp 700 per kg,"ujar Siman (30) nelayan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap. Kendati harga ubur-ubur masih murah, namun karena untuk sekali melaut nelayan bisa mendapatkan ubur-ubur mencapai 5 ton, untuk satu kapal jenis comreng, sehingga nelayan Cilacap sangat bergairah untuk memburunya.
Menurutnya, untuk menjual ubur-ubur hasil tangkapannya nelayan Cilacap tidak dibuat repot, karena di sepanjang Kali Yasa atau di kolam II PPSC, banyak berjejer para pengepul ubur-ubur. Dengan menggelar tenda yang dibuat seperti bak penampungan darurat, ubur-ubur hasil pembongkaran kapal nelayang langsung ditimbang kemudian ditampung bak darurat itu.
Setelah mendapatkan ubur-ubur cukup banyak para pengepul itu kemudian menyetorkan kepada para eksportir untuk diolah dulu sebelum diekspor. Karena ubur-ubur yang diekspor biasanya masih dalam bentuk segar atau telah melalui proses pengolahan sederhana, yaitu dengan penggaraman untuk meningkatkan daya awet dan mempermudah pengolahan selanjutnya
"Di Cilacap, Salah satu eksportirnya PT Suisan Jaya,"katanya. Ubur-ubur asal Cilacap itu diekspor ke negara Jepang, Korea, dan Hongkong, dengan kapasitas produksi eksportir tersebut sekitar 80 ton per hari. Konon ubur-ubur tersebut dapat dijadikan bahan baku pabrik kosmetik.(Mak)
#krjogja.com
Kondisi itu membuat sejumlah nelayan Cilacap berupaya memburunya, karena biota laut tersebut laku dijual dan menjadi komoditi ekpor ke sejumlah negara Asia Timur.
"Harga jual ubur-ubur sekarang ini masih berkisar Rp 700 per kg,"ujar Siman (30) nelayan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap. Kendati harga ubur-ubur masih murah, namun karena untuk sekali melaut nelayan bisa mendapatkan ubur-ubur mencapai 5 ton, untuk satu kapal jenis comreng, sehingga nelayan Cilacap sangat bergairah untuk memburunya.
Menurutnya, untuk menjual ubur-ubur hasil tangkapannya nelayan Cilacap tidak dibuat repot, karena di sepanjang Kali Yasa atau di kolam II PPSC, banyak berjejer para pengepul ubur-ubur. Dengan menggelar tenda yang dibuat seperti bak penampungan darurat, ubur-ubur hasil pembongkaran kapal nelayang langsung ditimbang kemudian ditampung bak darurat itu.
Setelah mendapatkan ubur-ubur cukup banyak para pengepul itu kemudian menyetorkan kepada para eksportir untuk diolah dulu sebelum diekspor. Karena ubur-ubur yang diekspor biasanya masih dalam bentuk segar atau telah melalui proses pengolahan sederhana, yaitu dengan penggaraman untuk meningkatkan daya awet dan mempermudah pengolahan selanjutnya
"Di Cilacap, Salah satu eksportirnya PT Suisan Jaya,"katanya. Ubur-ubur asal Cilacap itu diekspor ke negara Jepang, Korea, dan Hongkong, dengan kapasitas produksi eksportir tersebut sekitar 80 ton per hari. Konon ubur-ubur tersebut dapat dijadikan bahan baku pabrik kosmetik.(Mak)
#krjogja.com
Similar topics
» Nelayan Cilacap Harus Jual Ikan di TPI Pangandaran
» Kapal tenggelam, 2 nelayan hilang
» Gubernur Serahkan Bantuan 7 Kapal Nelayan
» Tercemar Minyak, Nelayan Bersihkan Pantai
» Paceklik, Anak Nelayan Nunggak Bayar Sekolah
» Kapal tenggelam, 2 nelayan hilang
» Gubernur Serahkan Bantuan 7 Kapal Nelayan
» Tercemar Minyak, Nelayan Bersihkan Pantai
» Paceklik, Anak Nelayan Nunggak Bayar Sekolah
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|