Tradisi Gubyah di Kalibening
Halaman 1 dari 1
Tradisi Gubyah di Kalibening
*Menangkap Ikan Sekaligus Berharap Hujan
BANJARNEGARA – Lima bulan kemarau membuat para petani di Kecamatan Kalibening Banjarnegara tak bisa bercocok-tanam. Bahkan, tanaman padi yang masih ada, kini terancam puso akibat kekeringan.
Debit sungai Brukah, sumber air andalan yang melintasi Desa Kalibening, Sikumpul, Sirukem, Bedana dan Karanganyar kecamatan setempat, tak bisa lagi diharapkan karena menyusut tajam. Dan, pada Jumat (14/9/2012) siang, ratusan warga turun ke sungai Brukah. Lelaki-perempuan, tua-muda, membawa alat penangkap ikan di sepanjang sungai tersebut.
Mereka tak hanya mencari ikan, namun juga membuang endapan sampah di dasar sungai. Kegiatan massal itu dikenal dengan nama gubyah. Hajat mereka bukan cuma cari ikan dan membersihkan sampah, namun memohon agar hujan segera turun.
Salah satu warga Kalibening, Budi, mengatakan gubyah merupakan tradisi turun-temurun sejak dulu kala. "Kegiatan seperti ini, dilakukan setiap tahun sekali, di saat kemarau," ujarnya.
Budi mengatakan dalam situasi normal sungai Brukah memberi kemakmuran bagi para petani. Ratusan hektare lahan terairi oleh sungai tersebut. Namun, pada musim hujan, kerap mendatangkan bencana bagi para petani. Sungai meluap hingga berhari-hari dan merendam lahan pertanian di kawasan sekitarnya. "Maka, melalui gubyah warga tak hanya memperoleh ikan, namun juga berharap bebas banjir pada musim hujan mendatang, karena sampah-sampah yang menumpuk di dasar sungai disingkirkan," imbuhnya. (Muchtar M)
BANJARNEGARA – Lima bulan kemarau membuat para petani di Kecamatan Kalibening Banjarnegara tak bisa bercocok-tanam. Bahkan, tanaman padi yang masih ada, kini terancam puso akibat kekeringan.
Debit sungai Brukah, sumber air andalan yang melintasi Desa Kalibening, Sikumpul, Sirukem, Bedana dan Karanganyar kecamatan setempat, tak bisa lagi diharapkan karena menyusut tajam. Dan, pada Jumat (14/9/2012) siang, ratusan warga turun ke sungai Brukah. Lelaki-perempuan, tua-muda, membawa alat penangkap ikan di sepanjang sungai tersebut.
Mereka tak hanya mencari ikan, namun juga membuang endapan sampah di dasar sungai. Kegiatan massal itu dikenal dengan nama gubyah. Hajat mereka bukan cuma cari ikan dan membersihkan sampah, namun memohon agar hujan segera turun.
Salah satu warga Kalibening, Budi, mengatakan gubyah merupakan tradisi turun-temurun sejak dulu kala. "Kegiatan seperti ini, dilakukan setiap tahun sekali, di saat kemarau," ujarnya.
Budi mengatakan dalam situasi normal sungai Brukah memberi kemakmuran bagi para petani. Ratusan hektare lahan terairi oleh sungai tersebut. Namun, pada musim hujan, kerap mendatangkan bencana bagi para petani. Sungai meluap hingga berhari-hari dan merendam lahan pertanian di kawasan sekitarnya. "Maka, melalui gubyah warga tak hanya memperoleh ikan, namun juga berharap bebas banjir pada musim hujan mendatang, karena sampah-sampah yang menumpuk di dasar sungai disingkirkan," imbuhnya. (Muchtar M)
Similar topics
» MI di Kalibening Banjarnegara Memrihatinkan, Kurang Ruang Kelas dan Rusak Karena Usia
» Kemarau Datang, Tradisi Gebyuk Ikan Dimulai
» Klenteng Boen Tek Bio Lepas Ratusan Binatang di Acara Tradisi Fangshen
» Kemarau Datang, Tradisi Gebyuk Ikan Dimulai
» Klenteng Boen Tek Bio Lepas Ratusan Binatang di Acara Tradisi Fangshen
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|