Kondisi Drainase Memprihatinkan
Halaman 1 dari 1
Kondisi Drainase Memprihatinkan
PURWOKERTO- Hanya dengan hujan selama lebih kurang empat jam, bisa membuat sebagian wilayah Kota Purwokerto banjir. Ironisnya beberapa wilayah tersebut merupakan ruas jalan yang sebenarnya memiliki saluran drainase di sekitarnya.
Akibat dari kondisi itu, akhirnya masyarakat pengguna jalan yang dirugikan. Hal itu seperti dialami Tasmiatun Maratus Sholihah, yang harus mendorong motornya lantaran mogok karena tak kuat dipaksa melintasi genangan air setinggi lutut orang dewasa di Jalan Yos Sudarso, Kamis (22/11) sore lalu. Seperti terlihat di lapangan, genangan di sejumlah ruas jalan seperti di Jalan Yos Sudarso timbul akibat adanya luapan dari saluran drainase di sekitar lokasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Yuniyanto, saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan genangan yang terjadi di sejumlah wilayah perkotaan memang disebabkan meluapnya air dari sejumlah saluran.
Kondisi itu disebabkan saluran tidak mampu menampung air, akibat adanya penyempitan maupun pendangkalan, yang kebanyakan disebabkan adanya timbunan sampah.
’’Sebelum musim hujan kami sudah melakukan upaya pembersihan beberapa saluran. Saat itu hanya dari beberapa lokasi yang jaraknya terbilang dekat, sampah yang kami angkut sampai dua truk,” ungkapnya, kemarin.
Akhirnya Meluap
Sementara dalam kesempatan wawancara awal November lalu, Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas Cipta Karya Kebersihan, dan Tata Ruang (DCKKTR) Banyumas, Sakty Suprabowo, mengatakan hal senada, persoalan genangan yang terjadi pada sejumlah ruas jalan, kebanyakan disebabkan adanya sumbatan pada saluran.
Jadi membuat laju air tertahan dan akhirnya meluap, karena saluran tak mampu menampung air.
’’Guna mengatasi genangan saluran perlu dibersihkan, dan lubang saluran pembuangan air juga akan ditambah. Dengan begitu air dari permukaan jalan tidak sampai menggenang,’’ tuturnya.
Sementara dikonfirmasi terpisah, pegiat lingkungan dari Komunitas Peduli Slamet (Kompleet), Dhani Armanto, justru berpendapat lain. Pembersihan saluran drainase bukanlah solusi mengatasi genangan dan banjir di Purwokerto.
Ia mengatakan, untuk mengatasi banjir Pemkab Banyumas perlu mengatur regulasi tentang tata hidrologi.
’’Bagi masyarakat di perkotaan pola pikir yang ada saat ini adalah membuang air secepatnya, itu yang perlu diubah. Dengan pola pikir itu, maka setiap kali hujan turun, saluran akan dipenuhi air, jika saluran kondisinya tidak baik, sudah pasti meluap, dan menimbulkan banjir,’’ jelasnya.
Yang perlu dilakukan untuk mengatasi luapan air tentu dengan menjaga sebisa mungkin air tidak langsung mengalir ke saluran pembuangan. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai hal, semisal membuat sumur resapan.
#suaramerdeka.com
Akibat dari kondisi itu, akhirnya masyarakat pengguna jalan yang dirugikan. Hal itu seperti dialami Tasmiatun Maratus Sholihah, yang harus mendorong motornya lantaran mogok karena tak kuat dipaksa melintasi genangan air setinggi lutut orang dewasa di Jalan Yos Sudarso, Kamis (22/11) sore lalu. Seperti terlihat di lapangan, genangan di sejumlah ruas jalan seperti di Jalan Yos Sudarso timbul akibat adanya luapan dari saluran drainase di sekitar lokasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Yuniyanto, saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan genangan yang terjadi di sejumlah wilayah perkotaan memang disebabkan meluapnya air dari sejumlah saluran.
Kondisi itu disebabkan saluran tidak mampu menampung air, akibat adanya penyempitan maupun pendangkalan, yang kebanyakan disebabkan adanya timbunan sampah.
’’Sebelum musim hujan kami sudah melakukan upaya pembersihan beberapa saluran. Saat itu hanya dari beberapa lokasi yang jaraknya terbilang dekat, sampah yang kami angkut sampai dua truk,” ungkapnya, kemarin.
Akhirnya Meluap
Sementara dalam kesempatan wawancara awal November lalu, Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas Cipta Karya Kebersihan, dan Tata Ruang (DCKKTR) Banyumas, Sakty Suprabowo, mengatakan hal senada, persoalan genangan yang terjadi pada sejumlah ruas jalan, kebanyakan disebabkan adanya sumbatan pada saluran.
Jadi membuat laju air tertahan dan akhirnya meluap, karena saluran tak mampu menampung air.
’’Guna mengatasi genangan saluran perlu dibersihkan, dan lubang saluran pembuangan air juga akan ditambah. Dengan begitu air dari permukaan jalan tidak sampai menggenang,’’ tuturnya.
Sementara dikonfirmasi terpisah, pegiat lingkungan dari Komunitas Peduli Slamet (Kompleet), Dhani Armanto, justru berpendapat lain. Pembersihan saluran drainase bukanlah solusi mengatasi genangan dan banjir di Purwokerto.
Ia mengatakan, untuk mengatasi banjir Pemkab Banyumas perlu mengatur regulasi tentang tata hidrologi.
’’Bagi masyarakat di perkotaan pola pikir yang ada saat ini adalah membuang air secepatnya, itu yang perlu diubah. Dengan pola pikir itu, maka setiap kali hujan turun, saluran akan dipenuhi air, jika saluran kondisinya tidak baik, sudah pasti meluap, dan menimbulkan banjir,’’ jelasnya.
Yang perlu dilakukan untuk mengatasi luapan air tentu dengan menjaga sebisa mungkin air tidak langsung mengalir ke saluran pembuangan. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai hal, semisal membuat sumur resapan.
#suaramerdeka.com
Similar topics
» Kondisi Terminal Majenang Tujuh Tahun Memprihatinkan
» Kasus Asusila Makin Memprihatinkan
» Kondisi Korban Tertabrak Panser TNI Membaik
» Kondisi Jalur Selatan Relatif Lebih Baik
» Kondisi Tugu Pejuang Masyarakat Purbalingga di Desa Blater, Jauh dari Perawatan dan Mulai Dilupakan
» Kasus Asusila Makin Memprihatinkan
» Kondisi Korban Tertabrak Panser TNI Membaik
» Kondisi Jalur Selatan Relatif Lebih Baik
» Kondisi Tugu Pejuang Masyarakat Purbalingga di Desa Blater, Jauh dari Perawatan dan Mulai Dilupakan
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|