Perajin Genting Makin Terpukul
Halaman 1 dari 1
Perajin Genting Makin Terpukul
*Pembatasan Solar Bersubsidi
BANYUMAS- Di tengah berbagai kendala lain, pembatasan solar bersubsidi turut memberi pukulan bagi operasional produksi industri genting di wilayah Kecamatan Ajibarang, Banyumas.
Mereka berharap pemerintah turut serta memikirkan dan mencarikan solusi bagi permasalahan tersebut.
Ketua Paguyuban Perajin Genting Pancasan, Sujato (56), mengatakan untuk mengatasi persoalan kelangkaan solar bersubsidi itu pihaknya harus pandai-pandai mencari waktu luang ke SPBU. Pasalnya, di saat situasi sekarang keberadaan solar bersubsidi memang terbilang langka.
’’Meski membawa pengantar dari desa, kami tak dapat menjamin memperoleh solar bersusidi SPBU. Apalagi sekarang ini antrean truk dan angkutan lain pengguna solar juga sangat banyak,’’ jelas dia yang biasa ke SPBU sekitar pukul 02.00 siang.
Meski kebutuhan solar untuk pelumas genting tidak terlalu banyak, namun kebutuhan itu dinilai cukup berpengaruh. Apalagi jumlah perajin di Desa Pancasan dan Karangbawang mencapai 700 industri.
Jika sampai gara-gara solar bersubsidi langka, maka bisa jadi ribuan pekerja pabrik genting akan menganggur.
’’Kebutuhan solar tiap 1.000 genting yang dicetak biasanya sekitar satu liter. Dulu kami memakai minyak tanah, namun karena sekarang mahal, pindah ke solar. Kalau kelak solar juga mahal, entah bagaimana jadinya.’’
Perajin genting lainnya, Ahmad Sobirin, mengatakan selain kendala langkanya solar bersubsidi, mereka juga mengalami berbagai persoalan saat ini.
Mulai dari turunnya harga, sulitnya bahan baku, hingga belum turunnya standar nasional kualitas genting. Padahal, hal itu sudah terjadi berulang kali.
’’Kami berharap hasil SNI segera diumumkan. Komitmen pemerintah dan swasta menggunakan produk genting Pancasan untuk pembangunan institusi pemerintah semoga benar-benar dapat direalisasikan. Apalagi daerah Pantura juga kini telah fanatik menggunakan genting Pancasan,’’ jelasnya.
Masalah Rutin
Kepala Desa Pancasan, Achmad Munawar, mengatakan tiap waktu ratusan perajin memang mengalami berbagai persoalan silih berganti. Mulai dari kenaikan harga BBM dan pencabutan subsidi minyak tanah hingga sulitnya mendapatkan bahan baku dari Purbalingga menjadi masalah rutin yang dihadapi.
’’Kami berharap ke depan pemerintah dapat memformulasikan kebijakan yang pro terhadap para perajin di wilayah Banyumas khususnya di Ajibarang. Apalagi dari produksi genting ini memberikan hidup pada ribuan mulut penduduk. Kami berharap persoalan ini tidak berlarut-larut,’’ tegasnya.
>>>suaramerdeka.com
BANYUMAS- Di tengah berbagai kendala lain, pembatasan solar bersubsidi turut memberi pukulan bagi operasional produksi industri genting di wilayah Kecamatan Ajibarang, Banyumas.
Mereka berharap pemerintah turut serta memikirkan dan mencarikan solusi bagi permasalahan tersebut.
Ketua Paguyuban Perajin Genting Pancasan, Sujato (56), mengatakan untuk mengatasi persoalan kelangkaan solar bersubsidi itu pihaknya harus pandai-pandai mencari waktu luang ke SPBU. Pasalnya, di saat situasi sekarang keberadaan solar bersubsidi memang terbilang langka.
’’Meski membawa pengantar dari desa, kami tak dapat menjamin memperoleh solar bersusidi SPBU. Apalagi sekarang ini antrean truk dan angkutan lain pengguna solar juga sangat banyak,’’ jelas dia yang biasa ke SPBU sekitar pukul 02.00 siang.
Meski kebutuhan solar untuk pelumas genting tidak terlalu banyak, namun kebutuhan itu dinilai cukup berpengaruh. Apalagi jumlah perajin di Desa Pancasan dan Karangbawang mencapai 700 industri.
Jika sampai gara-gara solar bersubsidi langka, maka bisa jadi ribuan pekerja pabrik genting akan menganggur.
’’Kebutuhan solar tiap 1.000 genting yang dicetak biasanya sekitar satu liter. Dulu kami memakai minyak tanah, namun karena sekarang mahal, pindah ke solar. Kalau kelak solar juga mahal, entah bagaimana jadinya.’’
Perajin genting lainnya, Ahmad Sobirin, mengatakan selain kendala langkanya solar bersubsidi, mereka juga mengalami berbagai persoalan saat ini.
Mulai dari turunnya harga, sulitnya bahan baku, hingga belum turunnya standar nasional kualitas genting. Padahal, hal itu sudah terjadi berulang kali.
’’Kami berharap hasil SNI segera diumumkan. Komitmen pemerintah dan swasta menggunakan produk genting Pancasan untuk pembangunan institusi pemerintah semoga benar-benar dapat direalisasikan. Apalagi daerah Pantura juga kini telah fanatik menggunakan genting Pancasan,’’ jelasnya.
Masalah Rutin
Kepala Desa Pancasan, Achmad Munawar, mengatakan tiap waktu ratusan perajin memang mengalami berbagai persoalan silih berganti. Mulai dari kenaikan harga BBM dan pencabutan subsidi minyak tanah hingga sulitnya mendapatkan bahan baku dari Purbalingga menjadi masalah rutin yang dihadapi.
’’Kami berharap ke depan pemerintah dapat memformulasikan kebijakan yang pro terhadap para perajin di wilayah Banyumas khususnya di Ajibarang. Apalagi dari produksi genting ini memberikan hidup pada ribuan mulut penduduk. Kami berharap persoalan ini tidak berlarut-larut,’’ tegasnya.
>>>suaramerdeka.com
Similar topics
» Genting Pancasan Bisa untuk Renovasi Sekolah
» Bukateja Makin Mencekam
» Kasus Asusila Makin Memprihatinkan
» Cilangkap-Cihonje Makin Terpencil
» Jembatan Soeharto Makin Terancam
» Bukateja Makin Mencekam
» Kasus Asusila Makin Memprihatinkan
» Cilangkap-Cihonje Makin Terpencil
» Jembatan Soeharto Makin Terancam
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|