Produksi Benih Ikan Terganggu
Halaman 1 dari 1
Produksi Benih Ikan Terganggu
PURBALINGGA (KRjogja.com) - Kondisi cuaca yang tidak menentu telah memengaruhi produksi benih ikan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
"Suhu yang panas pada siang hari dan berubah dingin pada malam hari mengacaukan metabolisme sehingga reproduksi induk ikan terhambat," kata Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Purbalingga Siswanto di Purbalingga, Kamis (29/9).
Karena itu, Siswanto menjelaskan induk ikan tidak dapat menghasilkan telur berkualitas bagus. Bahkan, kematian benih yang dihasilkan dari telur tersebut sangat tinggi dan pertumbuhannya lambat.
Siswanto menjelaskan ikan lele yang lazimnya bertelur antara satu hingga 1,5 bulan mengalami kemunduran hingga tiga bulan, sedangkan ikan gurami yang bertelur setiap dua bulan terlambat hingga tiga atau empat bulan. Akibatnya, produksi benih ikan terlambat, suplai untuk budi daya pembesaran juga terganggu.
Terkait hal itu, kata dia, Disnakkan Purbalingga membeli 1.200 ekor induk ikan lele jenis Sangkuriang dari Balai Budi Daya Air Tawar Sukabumi sebanyak 80 paket, masing-masing terdiri lima ekor pejantan dan 10 ekor betina.
"Pembelian induk ikan bersertifikat bibit unggul tersebut dilakukan untuk mengatasi kekurangan benih ikan di Purbalingga. Dinas membeli 52 paket bibit ikan gurami dan setiap paket terdiri satu ekor pejantan dan empat ekor betina serta tiga paket benih ikan nila yang masing-masing terdiri 100 ekor pejantan dan 300 ekor betina." (Ant/Tom)
"Suhu yang panas pada siang hari dan berubah dingin pada malam hari mengacaukan metabolisme sehingga reproduksi induk ikan terhambat," kata Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Purbalingga Siswanto di Purbalingga, Kamis (29/9).
Karena itu, Siswanto menjelaskan induk ikan tidak dapat menghasilkan telur berkualitas bagus. Bahkan, kematian benih yang dihasilkan dari telur tersebut sangat tinggi dan pertumbuhannya lambat.
Siswanto menjelaskan ikan lele yang lazimnya bertelur antara satu hingga 1,5 bulan mengalami kemunduran hingga tiga bulan, sedangkan ikan gurami yang bertelur setiap dua bulan terlambat hingga tiga atau empat bulan. Akibatnya, produksi benih ikan terlambat, suplai untuk budi daya pembesaran juga terganggu.
Terkait hal itu, kata dia, Disnakkan Purbalingga membeli 1.200 ekor induk ikan lele jenis Sangkuriang dari Balai Budi Daya Air Tawar Sukabumi sebanyak 80 paket, masing-masing terdiri lima ekor pejantan dan 10 ekor betina.
"Pembelian induk ikan bersertifikat bibit unggul tersebut dilakukan untuk mengatasi kekurangan benih ikan di Purbalingga. Dinas membeli 52 paket bibit ikan gurami dan setiap paket terdiri satu ekor pejantan dan empat ekor betina serta tiga paket benih ikan nila yang masing-masing terdiri 100 ekor pejantan dan 300 ekor betina." (Ant/Tom)
Similar topics
» Bupati Banyumas Tebar 12 Ribu Benih Ikan
» Unsoed Luncurkan Pusat Penelitian dan Produksi Benih Kedelai
» Perjalanan KA akan terganggu pada 6 Desember
» Banjir, Aktivitas di SMK Nahdatul Ulama Ma`arif Bobotsari Terganggu
» Produksi Makanan Olahan Naik 100 Persen
» Unsoed Luncurkan Pusat Penelitian dan Produksi Benih Kedelai
» Perjalanan KA akan terganggu pada 6 Desember
» Banjir, Aktivitas di SMK Nahdatul Ulama Ma`arif Bobotsari Terganggu
» Produksi Makanan Olahan Naik 100 Persen
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|