Lakukan Program Imunisasi, Dinkes Gandeng MUI dan Kemenag
Halaman 1 dari 1
Lakukan Program Imunisasi, Dinkes Gandeng MUI dan Kemenag
CILACAP - Dinas Kesehatan Cilacap menggandeng Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia setempat terkait pelaksanaan program imunisasi campak dan polio di kabupaten ini yang dilaksanakan pada 18 Oktober-18 November 2011.
"Dalam rapat koordinasi beberapa waktu lalu, Kemenag dan MUI menyatakan siap membantu melakukan pendekatan kepada masyarakat jika terjadi penolakan terhadap pelaksanaan imunisasi tersebut," kata Kepala Dinkes Cilacap, Bambang Setiyono, di Cilacap, Jumat (21/10).
Dia mengakui, dalam pelaksanaan imunisasi polio dan campak yang dilaksanakan sejak 18 Oktober silam terjadi penolakan dari beberapa kelompok masyarakat di Kecamatan Wanareja dan Binangun.
"Mereka memiliki pemahaman bahwa imunisasi itu tidak boleh. Oleh karena telah masuk ranah agama, kami menggandeng Kemenag dan MUI untuk melakukan pendekatan kepada mereka," kata dia menjelaskan.
Menurut dia, jumlah warga yang menolak pelaksanaan imunisasi campak dan polio sangat kecil.
Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya tetap berharap seluruh balita di Kabupaten Cilacap dapat diimunisasi campak dan polio.
"Jumlah balita di Kabupaten Cilacap yang menjadi sasaran imunisasi campak dan polio sebanyak 151.447 anak," katanya.
Menurut dia, Kabupaten Cilacap pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) polio tahun 2005 sehingga hal ini diharapkan tidak terulang kembali.
"Yang terkena polio memang hanya satu anak di Desa Karangsari, Kecamatan Cimanggu. Tetapi yang namanya polio, meskipun yang terkena hanya satu, gegernya bukan main sehingga menjadi KLB," katanya.
Berdasarkan data Dinkes Cilacap, penyakit campak positif juga terjadi peningkatan, karena pada tahun 2010 ditemukan 16 kasus di Kecamatan Sidareja dan tahun 2011 ada empat kasus tersebar di Kecamatan Kesugihan, Kawunganten, Cilacap Utara, dan Cilacap Tengah.
Secara terpisah, Camat Wanareja Rumbarwoto mengatakan pihaknya telah mengumpulkan para kepala desa di kecamatan ini untuk menyosialisasikan pelaksanaan imunisasi campak dan polio kepada masyarakat.
"Kami telah meminta seluruh kepala desa untuk menyosialisasikannya serta melakukan pendekatan kepada masyarakat agar pelaksanaan imunisasi campak dan polio ini berjalan sukses," katanya. (Ant/Yan)
sumber: krjogja.com
"Dalam rapat koordinasi beberapa waktu lalu, Kemenag dan MUI menyatakan siap membantu melakukan pendekatan kepada masyarakat jika terjadi penolakan terhadap pelaksanaan imunisasi tersebut," kata Kepala Dinkes Cilacap, Bambang Setiyono, di Cilacap, Jumat (21/10).
Dia mengakui, dalam pelaksanaan imunisasi polio dan campak yang dilaksanakan sejak 18 Oktober silam terjadi penolakan dari beberapa kelompok masyarakat di Kecamatan Wanareja dan Binangun.
"Mereka memiliki pemahaman bahwa imunisasi itu tidak boleh. Oleh karena telah masuk ranah agama, kami menggandeng Kemenag dan MUI untuk melakukan pendekatan kepada mereka," kata dia menjelaskan.
Menurut dia, jumlah warga yang menolak pelaksanaan imunisasi campak dan polio sangat kecil.
Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya tetap berharap seluruh balita di Kabupaten Cilacap dapat diimunisasi campak dan polio.
"Jumlah balita di Kabupaten Cilacap yang menjadi sasaran imunisasi campak dan polio sebanyak 151.447 anak," katanya.
Menurut dia, Kabupaten Cilacap pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) polio tahun 2005 sehingga hal ini diharapkan tidak terulang kembali.
"Yang terkena polio memang hanya satu anak di Desa Karangsari, Kecamatan Cimanggu. Tetapi yang namanya polio, meskipun yang terkena hanya satu, gegernya bukan main sehingga menjadi KLB," katanya.
Berdasarkan data Dinkes Cilacap, penyakit campak positif juga terjadi peningkatan, karena pada tahun 2010 ditemukan 16 kasus di Kecamatan Sidareja dan tahun 2011 ada empat kasus tersebar di Kecamatan Kesugihan, Kawunganten, Cilacap Utara, dan Cilacap Tengah.
Secara terpisah, Camat Wanareja Rumbarwoto mengatakan pihaknya telah mengumpulkan para kepala desa di kecamatan ini untuk menyosialisasikan pelaksanaan imunisasi campak dan polio kepada masyarakat.
"Kami telah meminta seluruh kepala desa untuk menyosialisasikannya serta melakukan pendekatan kepada masyarakat agar pelaksanaan imunisasi campak dan polio ini berjalan sukses," katanya. (Ant/Yan)
sumber: krjogja.com
Similar topics
» Kepala Dinkes Diminta Mundur
» Gandeng UGM, Banyumas Panen Perdana Padi SRI
» Pendataan Jamkesda 2012, Dinkes Purbalingga Tunggu Data PPLS 2011
» Astaga, Anak SD Lakukan Tindak Asusila
» Kejar World Class, Unsoed Gandeng Universitas Belgia
» Gandeng UGM, Banyumas Panen Perdana Padi SRI
» Pendataan Jamkesda 2012, Dinkes Purbalingga Tunggu Data PPLS 2011
» Astaga, Anak SD Lakukan Tindak Asusila
» Kejar World Class, Unsoed Gandeng Universitas Belgia
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|