Jembatan Tajum Baru Separuh Diperbaiki
Halaman 1 dari 1
Jembatan Tajum Baru Separuh Diperbaiki
AJIBARANG-Rehab jembatan sungai Tajum belum sepenuhnya selesai. Kemarin (1/12) pembangunan yang baru separuh itu belum terlihat dilanjutkan kembali. Padahal separuh jembatan yang belum diperbaiki kondisinya sangat memprihatinkan.
"Perbaikan ini dilakukan dengan dana swadaya masyarakat. Jadi menunggu dana terkumpul kembali, baru pengerjaan dilanjutkan," kata Tarsim, warga Tiparkidul, kemarin (1/12).
Tarsim mengatakan, rencananya Desember tahun ini, pengerjaan jembatan akan dilanjutkan kembali. Ia berharap pembangunan tersebut bisa lebih cepat dilaksanakan karena kondisi jembatan yang belum direhab memprihatinkan.
"Kondisi kayu untuk jalan sudah banyak yang rapuh. Warga yang melewati jembatan tersebut banyak yang was-was karena kayu tumpuan jalan sudah rapuh,'tambah Tarsim.
Diketahui sebelumnya, warga melaksanakan rehab jembatan ini secara swadaya dengan harapan permasalahan kesulitan transportasi ratusan warga dusun terisolir ini akan terselesaikan. Untuk memecahkan permasalahan transportasi itulah, kini sekitar 150 kepala keluarga warga Janggawana sejak 6 Oktober memperbaiki kondisi jembatan Sungai Tajum.
Sekarang jembatan Tajum yang semula hanya bisa dilewati satu sepeda motor, rencananya akan dibeton dan perlebar agar dapat dilewati kendaraan roda dua bisa berpapasan dan kondisinya relatif lebih aman dan nyaman.
"Kalau sekarang dengan kayu, nanti dengan iuran akan diganti dengan besi oleh warga. Dan rencananya alas jembatan sepanjang 76 meter ini akan kami ganti dengan beton,"jelas Dasiwan, salah satu warga Tiparkidul.
Direncanakan perbaikan jembatan Tajum ini tahap pertama ini akan memakan dana hingga Rp 153 juta. Namun jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah hingga akhir pelebaran jembatan Tajum tersebut. Untuk itulah selain swadaya bahan bangunan dari warga, panitia penghimpun dana tengah mencari donatur untuk membangun jembatan tersebut.
"Kalau dengan alas kayu pada jembatan, setahun bisa dua kali memperbaikinya,"kata Daiswan.
Sementara itu, Kepala Desa Tiparkidul, Handoyo mengatakan, meski termasuk akses vital bagi warga Dusun Janggawana, namun sungai Tajum belum pernah mendapatkan jembatan yang cukup besar. Jembatan yang dibangun warga tahun 1989, hanya beberapa kali mendapatkan bantuan dari pemerintah. Selebihnya warga yang secara swadaya memperbaiki jembatan tersebut dengan segala keterbatasannya.(gus)
sumber: radarbanyumas
"Perbaikan ini dilakukan dengan dana swadaya masyarakat. Jadi menunggu dana terkumpul kembali, baru pengerjaan dilanjutkan," kata Tarsim, warga Tiparkidul, kemarin (1/12).
Tarsim mengatakan, rencananya Desember tahun ini, pengerjaan jembatan akan dilanjutkan kembali. Ia berharap pembangunan tersebut bisa lebih cepat dilaksanakan karena kondisi jembatan yang belum direhab memprihatinkan.
"Kondisi kayu untuk jalan sudah banyak yang rapuh. Warga yang melewati jembatan tersebut banyak yang was-was karena kayu tumpuan jalan sudah rapuh,'tambah Tarsim.
Diketahui sebelumnya, warga melaksanakan rehab jembatan ini secara swadaya dengan harapan permasalahan kesulitan transportasi ratusan warga dusun terisolir ini akan terselesaikan. Untuk memecahkan permasalahan transportasi itulah, kini sekitar 150 kepala keluarga warga Janggawana sejak 6 Oktober memperbaiki kondisi jembatan Sungai Tajum.
Sekarang jembatan Tajum yang semula hanya bisa dilewati satu sepeda motor, rencananya akan dibeton dan perlebar agar dapat dilewati kendaraan roda dua bisa berpapasan dan kondisinya relatif lebih aman dan nyaman.
"Kalau sekarang dengan kayu, nanti dengan iuran akan diganti dengan besi oleh warga. Dan rencananya alas jembatan sepanjang 76 meter ini akan kami ganti dengan beton,"jelas Dasiwan, salah satu warga Tiparkidul.
Direncanakan perbaikan jembatan Tajum ini tahap pertama ini akan memakan dana hingga Rp 153 juta. Namun jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah hingga akhir pelebaran jembatan Tajum tersebut. Untuk itulah selain swadaya bahan bangunan dari warga, panitia penghimpun dana tengah mencari donatur untuk membangun jembatan tersebut.
"Kalau dengan alas kayu pada jembatan, setahun bisa dua kali memperbaikinya,"kata Daiswan.
Sementara itu, Kepala Desa Tiparkidul, Handoyo mengatakan, meski termasuk akses vital bagi warga Dusun Janggawana, namun sungai Tajum belum pernah mendapatkan jembatan yang cukup besar. Jembatan yang dibangun warga tahun 1989, hanya beberapa kali mendapatkan bantuan dari pemerintah. Selebihnya warga yang secara swadaya memperbaiki jembatan tersebut dengan segala keterbatasannya.(gus)
sumber: radarbanyumas
Similar topics
» Erosi Sungai Tajum Ancam Puluhan Rumah
» Erosi Tajum Kian Meluas, Dua Rumah Terancam Ambrol
» Jaringan Irigasi di Purbalingga Siap Diperbaiki
» Jelang Lebaran, Jalur Selatan Diperbaiki
» Kerusakan Jalan Akan Segera Diperbaiki
» Erosi Tajum Kian Meluas, Dua Rumah Terancam Ambrol
» Jaringan Irigasi di Purbalingga Siap Diperbaiki
» Jelang Lebaran, Jalur Selatan Diperbaiki
» Kerusakan Jalan Akan Segera Diperbaiki
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|