Segarkan Lagi Ritual Besanan

*Karnaval Festival Baturraden 2011

BANYUMAs- Jodoh memang salah satu rahasia Tuhan. Tapi, setiap orang pasti ingin memiliki pasangan hidupnya lewat pernikahan. Nah, dalam tradisi Jawa, ada yang disebut dengan besanan dalam rangkaian pernikahan. Sayangnya, ritual besanan itu kerap 'dilupakan' oleh wong Jawa itu sendiri.

Menyegarkan kembali ritual besanan itu yang dibawa oleh Desa Rempoah, Kecamatan Baturaden saat Karnaval Festival Baturraden yang ditonton ribuan orang, Rabu kemarin.

Edi Ramanto, Sekdes Rempoah Kecamatan Baturaden, mengatakan, bila merujuk dalam tradisi jawa, orang mbesan itu membawa berbagai macam keperluan untuk keluarga pengantin perempuan. Mulai dari uang dan perhiasan, ditambah panganan tradisional berupa jenang, wajik, ketan, lan jajanan pasar yang dibungkus dengan 'wadah tenong atau dibawa dengan pikulan.

Tak cuma itu, dalam tradisi besan, pihak laki-laki semestinya juga membawa berbagai sayur-sayuran, dan buah-buahan secukupnya dengan dibungkus wadah 'wakul'.
Berbagai hal yang harus dibawa itu masih harus ditambah dengan kelapa yang dipikul, padi panjang dipikul, kambing atau ayam jago, dan terakhir suluh atau kayu bakar.

Dalam Karnaval Festival Baturraden, Desa Rempoah menunjukan tata cara dan berbagai barang dalam besanan. Semua yang dibawa dalam besanan, kata Edi, diangkut sekitar 70 orang yang terdiri dari s warga, perangkat desa, Karang Taruna dan tokoh masyarakat Desa Rempoah. Barisan akhir dari rombongan desa Rempoah adalah seni Hadroh.

"Sekarang, besanan adat Jawa sudah hampir hilang, " kata Edi. Menurutnya, warga t sudah menggantinya dengan amplop yang berisi uang banyak sebagai pengganti barang-barang tersebut. Padahal, arti serta makna dari berbagai barang yang dibawa tidak sekedar mengirim atau memberi. Melainkan keluarga ikut meramiakan dan menunjukan guyub rukun keluarga calon besan.



sumber: radar banyumas