Teater Perisai UMP Pentaskan 'Tolong' Putu Wijaya
Halaman 1 dari 1
Teater Perisai UMP Pentaskan 'Tolong' Putu Wijaya
PURWOKERTO - Teater Perisai UMP melalui produksi ke-139 hendak mementaskan naskah cerpen Putu Wijaya, Tolong, yang diadaptsi menjadi reportor teater oleh Edi Romadhon, Selasa malam (6/3), di Aula Lantai 4 Fakultas Teknik Kampus Dukuhwluh Purwokerto. Format garapan pentas berdursi 1 jam tersebut menjadi kolosal, karena peran-peran yang ada amat longgar tak terhingga.
“Sedikitnya 25 pemain terlibat dalam pemaanggungan tersebut” kata Ketua Teater Perisai UMP, Khaerul Sobar, Senin (5/3).
Pimpinan Produksi, Titis Wahyudi menambahkan, selain pentas di kampusnyaa sendiri, Perisai juga akan tour show di UPS Tegal, 28 Maret 2012 besok. “Naskah Tolong sebenarnya bercerita tentng tragedii mati suri yang diperaankan saya sebagai Bima. Nilai yang dibangun saat masih jadi cerpen adalah nilai-nilai targis pada keluarga sebelum upacara penguburan tradisi Bali, atau ngaben. Tetapi setelah diadaptaasi menjadi naskah drama berubah menjadi warna Jawa, bahkan tradisi Banyumasan amat kental disitu” tuturnya.
Disebutkan, tontonan nantinya akan diawaali oleh kagetnya orang-orang/pelayat ketika ternyata jenazah Bima tiba-tiba bergerak dan sontak terbangun. Orang-orang termasuk keluarga Bima kaget bukan main. Mereka mengira itu bukan sosok bima, melainkan sosok arwah gentayangan, memedi, dan mayat hidup. Namun disisi lain, Bima tetap bersikukuh meyakinkan bahwa ia masih hidup atau kembali bernafas. Ia meyakinkan Istrinya (Isah), anaknya (Imah), Bapak, Ibu, dan keluarganya yang lain.
Tapi mereka masih tidak percaya, dan meyakini bahwa Bima sudah meninggal tiga hari yang lalu. Keluarga sudah mencoba untuk melupakan semua kenangan tentang Bima dengan menjual seluruh harta Bima. Dengan dijualnya semua itu, keluarga berharap juga bisa dengan cepat melupakan Bima.
Meninggalnya Bima ada kaitannya dengan masuknya Koko dalam kehidupan rumah tangga mereka. Bagaimanakah kelanjutan nasib Bima yang terombang-ambing duka setelah terbangun dari matinya? Yang jelas, kata Titis Wahyudi, naskah tolong, sebuah cerpen karya Putu Wijaya yang diadaptasi dalam bahasa panggung merupakan cerita surealis yang bisa saja nyata ada di dunia, jika Tuhan menghendaki. Bukti adanya orang mati hidup lagi atu mati suri ada pada tokoh Bima. (Ero)
sumber: krjogja.com
“Sedikitnya 25 pemain terlibat dalam pemaanggungan tersebut” kata Ketua Teater Perisai UMP, Khaerul Sobar, Senin (5/3).
Pimpinan Produksi, Titis Wahyudi menambahkan, selain pentas di kampusnyaa sendiri, Perisai juga akan tour show di UPS Tegal, 28 Maret 2012 besok. “Naskah Tolong sebenarnya bercerita tentng tragedii mati suri yang diperaankan saya sebagai Bima. Nilai yang dibangun saat masih jadi cerpen adalah nilai-nilai targis pada keluarga sebelum upacara penguburan tradisi Bali, atau ngaben. Tetapi setelah diadaptaasi menjadi naskah drama berubah menjadi warna Jawa, bahkan tradisi Banyumasan amat kental disitu” tuturnya.
Disebutkan, tontonan nantinya akan diawaali oleh kagetnya orang-orang/pelayat ketika ternyata jenazah Bima tiba-tiba bergerak dan sontak terbangun. Orang-orang termasuk keluarga Bima kaget bukan main. Mereka mengira itu bukan sosok bima, melainkan sosok arwah gentayangan, memedi, dan mayat hidup. Namun disisi lain, Bima tetap bersikukuh meyakinkan bahwa ia masih hidup atau kembali bernafas. Ia meyakinkan Istrinya (Isah), anaknya (Imah), Bapak, Ibu, dan keluarganya yang lain.
Tapi mereka masih tidak percaya, dan meyakini bahwa Bima sudah meninggal tiga hari yang lalu. Keluarga sudah mencoba untuk melupakan semua kenangan tentang Bima dengan menjual seluruh harta Bima. Dengan dijualnya semua itu, keluarga berharap juga bisa dengan cepat melupakan Bima.
Meninggalnya Bima ada kaitannya dengan masuknya Koko dalam kehidupan rumah tangga mereka. Bagaimanakah kelanjutan nasib Bima yang terombang-ambing duka setelah terbangun dari matinya? Yang jelas, kata Titis Wahyudi, naskah tolong, sebuah cerpen karya Putu Wijaya yang diadaptasi dalam bahasa panggung merupakan cerita surealis yang bisa saja nyata ada di dunia, jika Tuhan menghendaki. Bukti adanya orang mati hidup lagi atu mati suri ada pada tokoh Bima. (Ero)
sumber: krjogja.com
Similar topics
» Umar: Tolong Jangan Dimusnahkan, Khat Untuk Kurangi Kolesterol
» Teater Brankas Garap Film Pendek
» "Demokrasi" Dalam Pentas Teater Monolog
» Teater Brankas Garap Film Pendek
» "Demokrasi" Dalam Pentas Teater Monolog
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik