Minim Promosi, Baturraden Sepi
Halaman 1 dari 1
Minim Promosi, Baturraden Sepi
PURWOKERTO - Tingkat hunian hotel di kawasan Objek Wisata Baturraden, Banyumas belakangan ini cenderung turun cukup drastis akibat tidak optimalnya Pemkab dalam mempromosikan wisata ke luar daerah.
Menurut Ketua Forum Komunikasi Pemilik dan Pengelola Hotel Baturraden, Juned Nugroho, tingkat hunian hotel di kawasan Baturraden turun sekitar 50 persen dibandingkan beberapa tahun lalu.
“Tingkat hunian hotel di Baturraden sekarang ini bukannya naik, tapi malah terus menurun,” katanya, kemarin.
Dia menambahkan, momen libur hari besar dan akhir tahun juga tidak terlalu berdampak pada tingkat okupansi hotel.
“Kenaikannya tidak begitu signifikan. Hunian hotel bisa penuh hanya ketika ada kegiatan diklat dari pemerintah. Itu pun momennya tidak tentu setiap bulan ada,” ujarnya.
Menurunnya tingkat hunian hotel dinilai karena tidak optimalnya Pemkab dalam mempromosikan potensi wisata ke luar daerah. Hal ini terlihat dari angka kunjungan kewisata Baturraden sampai saat sekarang masih didominasi oleh pengunjung lokal di eks Karesidenan Banyumas.
“Kalau pengunjung lokal tidak mungkin menginap hotel, kalaupun ada jumlahnya sedikit. Justru yang perlu dijaring adalah pengunjung dari luar daerah agar berdampak pada sektor usaha jasa perhotelan,” paparnya.
Pengelola hotel di kawasan Baturraden, Karsono juga mengemukakan, tamu wisatawan mancanegara dalam bentuk rombongan yang menginap di hotel Baturraden jumlahnya sangat rendah, yakni hanya sekitar 500 orang/tahun.
“Kami telah kehilangan sekitar 6.000 tamu dari wisatawan mancanegara dan sampai sekarang kami belum bisa mengembalikan angka hunian tersebut,” katanya beberapa waktu lalu.
Turunnya tingkat hunian ini diperparah dengan tidak adanya kebijakan pembatasan pendirian hotel di kawasan wisata. Jumlah hotel di Baturraden tercatat 123 hotel. Dari jumlah itu didominasi hotel melati. Tingkat okupansi hotel pada hari biasa rata-rata berkisar 40 persen - 50 persen.
“Jumlah hotel semakin banyak, sementara jumlah tamu yang datang cenderung tetap sehingga berdampak pada menurunnya tingkat hunian hotel,” papar Juned.
Benahi Pelayanan
Dia menambahkan, untuk meningkatkan angka hunian para pengelola telah membenahi pelayanan baik dari kemampuan sumber daya manusianya maupun fasilitas hotel yang ditawarkan kepada para tamu.
“Kami makin meningkatkan pelayanan kepada para tamu, tinggal langkah Pemkab dalam memasarkan wisata untuk menarik pengunjung dari luar daerah dan luar negeri,” katanya.
Pengelola Hotel Queen Garden Baturraden, Muslih mengatakan, efisiensi biaya sangat diperlukan mensiasati kondisi saat ini, tanpa mengurangi pelayanan yang diberikan kepada para tamu.
“Pelayanan harus terus ditingkatkan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Usaha Restoran, Hotel dan Hiburan Umum, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Deskart Sotyo Djatmiko mengaku Pemkab memang belum memfasilitasi ekstensifikasi (promosi ke luar negeri) wisata. Hal itu disebabkan minimnya dana.
Di sisi lain, penurunan ini juga disebabkan biro perjalanan melakukan penyegaran rute. Wisatawan mancanegara yang seringkali berkunjung ke Banyumas, khususnya Batur-raden tentu ingin juga ke tempat lain.
Mereka meminta kepada biro perjalanan wisata untuk mencari alternatif destinasi wisata. Salah satunya adalah Dieng Plateau, Banjarnegara. “Dua tahun terakhir ini, paket Baturraden digeser ke Dieng. Sehingga, berdampak pada tingkat kunjungan ke Batturaden. Oleh sebab itu, dibutuhkan pendekatan khusus kepada biro perjalanan,’’kata dia.
suaramerdeka.com
Menurut Ketua Forum Komunikasi Pemilik dan Pengelola Hotel Baturraden, Juned Nugroho, tingkat hunian hotel di kawasan Baturraden turun sekitar 50 persen dibandingkan beberapa tahun lalu.
“Tingkat hunian hotel di Baturraden sekarang ini bukannya naik, tapi malah terus menurun,” katanya, kemarin.
Dia menambahkan, momen libur hari besar dan akhir tahun juga tidak terlalu berdampak pada tingkat okupansi hotel.
“Kenaikannya tidak begitu signifikan. Hunian hotel bisa penuh hanya ketika ada kegiatan diklat dari pemerintah. Itu pun momennya tidak tentu setiap bulan ada,” ujarnya.
Menurunnya tingkat hunian hotel dinilai karena tidak optimalnya Pemkab dalam mempromosikan potensi wisata ke luar daerah. Hal ini terlihat dari angka kunjungan kewisata Baturraden sampai saat sekarang masih didominasi oleh pengunjung lokal di eks Karesidenan Banyumas.
“Kalau pengunjung lokal tidak mungkin menginap hotel, kalaupun ada jumlahnya sedikit. Justru yang perlu dijaring adalah pengunjung dari luar daerah agar berdampak pada sektor usaha jasa perhotelan,” paparnya.
Pengelola hotel di kawasan Baturraden, Karsono juga mengemukakan, tamu wisatawan mancanegara dalam bentuk rombongan yang menginap di hotel Baturraden jumlahnya sangat rendah, yakni hanya sekitar 500 orang/tahun.
“Kami telah kehilangan sekitar 6.000 tamu dari wisatawan mancanegara dan sampai sekarang kami belum bisa mengembalikan angka hunian tersebut,” katanya beberapa waktu lalu.
Turunnya tingkat hunian ini diperparah dengan tidak adanya kebijakan pembatasan pendirian hotel di kawasan wisata. Jumlah hotel di Baturraden tercatat 123 hotel. Dari jumlah itu didominasi hotel melati. Tingkat okupansi hotel pada hari biasa rata-rata berkisar 40 persen - 50 persen.
“Jumlah hotel semakin banyak, sementara jumlah tamu yang datang cenderung tetap sehingga berdampak pada menurunnya tingkat hunian hotel,” papar Juned.
Benahi Pelayanan
Dia menambahkan, untuk meningkatkan angka hunian para pengelola telah membenahi pelayanan baik dari kemampuan sumber daya manusianya maupun fasilitas hotel yang ditawarkan kepada para tamu.
“Kami makin meningkatkan pelayanan kepada para tamu, tinggal langkah Pemkab dalam memasarkan wisata untuk menarik pengunjung dari luar daerah dan luar negeri,” katanya.
Pengelola Hotel Queen Garden Baturraden, Muslih mengatakan, efisiensi biaya sangat diperlukan mensiasati kondisi saat ini, tanpa mengurangi pelayanan yang diberikan kepada para tamu.
“Pelayanan harus terus ditingkatkan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Usaha Restoran, Hotel dan Hiburan Umum, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Deskart Sotyo Djatmiko mengaku Pemkab memang belum memfasilitasi ekstensifikasi (promosi ke luar negeri) wisata. Hal itu disebabkan minimnya dana.
Di sisi lain, penurunan ini juga disebabkan biro perjalanan melakukan penyegaran rute. Wisatawan mancanegara yang seringkali berkunjung ke Banyumas, khususnya Batur-raden tentu ingin juga ke tempat lain.
Mereka meminta kepada biro perjalanan wisata untuk mencari alternatif destinasi wisata. Salah satunya adalah Dieng Plateau, Banjarnegara. “Dua tahun terakhir ini, paket Baturraden digeser ke Dieng. Sehingga, berdampak pada tingkat kunjungan ke Batturaden. Oleh sebab itu, dibutuhkan pendekatan khusus kepada biro perjalanan,’’kata dia.
suaramerdeka.com
Similar topics
» Fapet Unsoed "Promosi" Peternakan RI di Malaysia
» Penumpang Sepi, BBM Disubsidi
» Penumpang Sepi, Angkutan Mengeluh
» Polisi Selidiki Kecelakaan Beruntun di Baturraden
» Minim Persiapan
» Penumpang Sepi, BBM Disubsidi
» Penumpang Sepi, Angkutan Mengeluh
» Polisi Selidiki Kecelakaan Beruntun di Baturraden
» Minim Persiapan
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|