Agar Berkembang, Koperasi Pasar Harus Memberdayakan Anggotanya
Halaman 1 dari 1
Agar Berkembang, Koperasi Pasar Harus Memberdayakan Anggotanya
Cilacap, CyberNews. Koperasi pasar diminta agar lebih memperhatikan pengembangan dan pemberdayaan para pedagang pasar. Hal ini harus dilakukan agar pasar tradisional mampu bersaing dengan unit ekonomi lain, yakni toko atau pusat perbelanjaan modern.
Permintaan ini disampaikan Asisten Deputi Bidang Sarana Kementrian Koperasi dan UKM RI, Ahmad Zabadi, saat meninjau pembangunan Pasar Induk Majenang, kemarin. "Koperasi jangan hanya terpaku bagaimana caranya menarik sewa kios. Tapi juga harus bisa mendorong pemberdayaan pedagang pasar," katanya.
Hal ini bisa dilakukan dengan membantu padagang dalam mencari suplai barang dagangan yang murah dan berkualitas. Mereka dapat memfasilitasi para pedagang dengan pabrik/produsen bahan baku. Selain itu, koperasi bisa ikut mempromosikan pasar agar lebih ramai dikunjungi.
Cara ini dapat ditempuh melalui kedisiplinan pengurus dan pedagang dalam mengelola pasar. Kedisiplinan ini terkait kenyamanan, kebersihan, keamanan, keindahan, dan kedisiplinan dalam administrasi. Dengan demikian, mereka dapat membangun pencitraan pasar yang positif.
Menyoal pinjaman yang diberikan Kementrian untuk membangun lahan timur Pasar Majenang, pihaknya meminta koperasi pasar agar segera menyusun proyeksi pembayaran pinjaman. Sebab, dana sebesar Rp 1 Miliar itu merupakan pinjaman bergulir.
"Kalau cepat lunas, dana ini bisa dipakai untuk membangun yang lain," katanya.
Pemerintah pusat menetapkan jangka waktu pengembalian maksimal selama delapan tahun dengan bunga 0%. Sistem pembayarannya diserahkan kepada koperasi sesuai kemampuan para pedagang.
Sementara itu, Manajer koperasi Pasar Induk Majenang, Warsa mengungkapkan, pembangunan lahan timur Pasar Induk Majenang menelan biaya sekitar Rp 3,25 Miliar. Dengan perincian, Rp 1 Miliar merupakan pinjaman dari kementrian koperasi dan UKM, Rp 750 juta dianggarkan dari APBD Cilacap, serta Rp 1,5 Miliar berasal dari dana swadaya para pedagang pasar.
Dana dari APBD Cilacap dipakai untuk membangun fondasi dan lantai keramik pasar. Sedangkan pinjaman dari kementrian digunakan untuk membangun tembok, pilar, dan lorong pasar. Sementara itu, dana swadaya pedagang pasar dimanfaatkan untuk melengkapi bangunan dengan atapnya.
Proyek ini ditargetkan selesai hingga 20 Juli mendatang. "Kita berharap, bangunan baru nantinya bisa ditata sebelum bulan puasa," katanya. Sebab pada bulan tersebut, jumlah pengunjung sangat tinggi. Sehingga pedagang pasar berkesempatan menunjukkan fasilitas mereka yang baru.
(Khalid Yagi /CN09)
Permintaan ini disampaikan Asisten Deputi Bidang Sarana Kementrian Koperasi dan UKM RI, Ahmad Zabadi, saat meninjau pembangunan Pasar Induk Majenang, kemarin. "Koperasi jangan hanya terpaku bagaimana caranya menarik sewa kios. Tapi juga harus bisa mendorong pemberdayaan pedagang pasar," katanya.
Hal ini bisa dilakukan dengan membantu padagang dalam mencari suplai barang dagangan yang murah dan berkualitas. Mereka dapat memfasilitasi para pedagang dengan pabrik/produsen bahan baku. Selain itu, koperasi bisa ikut mempromosikan pasar agar lebih ramai dikunjungi.
Cara ini dapat ditempuh melalui kedisiplinan pengurus dan pedagang dalam mengelola pasar. Kedisiplinan ini terkait kenyamanan, kebersihan, keamanan, keindahan, dan kedisiplinan dalam administrasi. Dengan demikian, mereka dapat membangun pencitraan pasar yang positif.
Menyoal pinjaman yang diberikan Kementrian untuk membangun lahan timur Pasar Majenang, pihaknya meminta koperasi pasar agar segera menyusun proyeksi pembayaran pinjaman. Sebab, dana sebesar Rp 1 Miliar itu merupakan pinjaman bergulir.
"Kalau cepat lunas, dana ini bisa dipakai untuk membangun yang lain," katanya.
Pemerintah pusat menetapkan jangka waktu pengembalian maksimal selama delapan tahun dengan bunga 0%. Sistem pembayarannya diserahkan kepada koperasi sesuai kemampuan para pedagang.
Sementara itu, Manajer koperasi Pasar Induk Majenang, Warsa mengungkapkan, pembangunan lahan timur Pasar Induk Majenang menelan biaya sekitar Rp 3,25 Miliar. Dengan perincian, Rp 1 Miliar merupakan pinjaman dari kementrian koperasi dan UKM, Rp 750 juta dianggarkan dari APBD Cilacap, serta Rp 1,5 Miliar berasal dari dana swadaya para pedagang pasar.
Dana dari APBD Cilacap dipakai untuk membangun fondasi dan lantai keramik pasar. Sedangkan pinjaman dari kementrian digunakan untuk membangun tembok, pilar, dan lorong pasar. Sementara itu, dana swadaya pedagang pasar dimanfaatkan untuk melengkapi bangunan dengan atapnya.
Proyek ini ditargetkan selesai hingga 20 Juli mendatang. "Kita berharap, bangunan baru nantinya bisa ditata sebelum bulan puasa," katanya. Sebab pada bulan tersebut, jumlah pengunjung sangat tinggi. Sehingga pedagang pasar berkesempatan menunjukkan fasilitas mereka yang baru.
(Khalid Yagi /CN09)
denmasgoesyono- Jumlah posting : 127
Join date : 27.01.08
Similar topics
» Koperasi Harus Bisa Dukung Warga Desa
» Jalur rawan kecelakaan agar dipasang rambu
» Ribuan Orang Ikuti Jalan Sehat Hari Koperasi
» Tak Tahu Harus Mengungsi ke Mana
» Pertamina harus gelar operasi
» Jalur rawan kecelakaan agar dipasang rambu
» Ribuan Orang Ikuti Jalan Sehat Hari Koperasi
» Tak Tahu Harus Mengungsi ke Mana
» Pertamina harus gelar operasi
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|