warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Jadikan Jensoed Malioboronya Purwokerto

Go down

Jadikan Jensoed Malioboronya Purwokerto Empty Jadikan Jensoed Malioboronya Purwokerto

Post  tahenk Fri Mar 18, 2011 9:47 pm

PURWOKERTO-Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PPKL) Jalan jenderal Soedirman (Jensoed) menolak direlokasi ke lantai II Pasar wage. Mereka bahkan menginginkan agar ruas jalan utama Kota Purwokerto itu dijadikan sebagai kawasan niaga dan menjadi ‘Malioboronya’ Purwokerto.

Keinginan itu mereka ungkapkan lewat pemsangan spanduk yang dibentangkan di sekitar lapak PKL di Jalan Jensoed Senin (7/3) kemarin.

Spanduk sepanjang 4 meter itu berrisi tulisan : “PKL Jensoed Menolak Relokasi, menolak penggusuran. Jadikan Jensoed Kawasan Wisata Niaga ala Malioboro”. Selain memasang sapanduk, para PKL juga tidak menghadiri pengundian lapak yang seharusnya dilakukan pada Senin siang kemarin.

Pihak PPKL mengklaim, selain sebagai reaksi penolakan relokasi, spanduk tersebut dimaksudkan sebagai pemberitahukan kepada masyarakat bahwa mereka tidak main-main untuk menolak kebijakan Pemkab Banyumas. “Agar masyarakat melihat, kami tidak setengah-setengah. Kami ingin total menolaknya,” ucap Ketua PPKL Jensoed, Affandi Putra Sikumbang.

Mereka juga meminta dukungan masyarakat agar kawasan Jalan Jendsoed dijadikan kawasan niaga.
“Kami juga meminta dukungan agar kami ditata di sini,” tambahnya. Sebenarnya dahulu, PPKL Jensoed pernah menyatakan kesediaan untuk direlokasi, Syaratnya mereka direlokasi ke tempat yang mereka inginkan.
“Di selatan pintu Pasar Wage. Namun tak ada tanda-tanda akan direlokasi di sana, sehingga kami memilih agar Jensode dijadikan kawasan niaga,” tegas Affandi Putra Sikumbang. Menurut dia, undangan pengundian lapak hanya formalitas untuk mengesankan ada usaha dari Pemkab.

“Hanya formalitas, mereka tahu kami tidak akan datang,” tuturnya. Namun, hal itu tidak membuatnya pusing, karena mereka semua kompak untuk tetap berjualan di sepanjang trotoar Jalan Jendsoed. Pengundian lapak sebanyak 48 tersebut, seharusnya diperebutkan 97 pedagang.

Namun ternyata, petugas Pasar Wage baru memberikan 23 undangan yang sampai ke PKL Jensoed. “Hari sabtu banyak yang tidak berjualan, jadi hanya beberapa saja yang diberi undangana,” ungkap salah satu petugas keamanan yang menyebarkan undangan pada Sabtu (5/3) lalu. Penyebaran undangan ini juga sudah diketahui oleh ketua PPKL Jensoed. “Soalnya mereka (anggota PPKL) menanyakan sudah melalui ketua atau belum,” terangnya.

Tidak Hadirnya PKL Jensoed dalam pengundian lapak di lantai II Pasar Wage ini, tidak membuat kaget Kepala Bidang Pasar dan PKL Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi (Disperindakop), Tony Simamora. Menurutnya, ini merupakan hak mereka sebagai warga negara. “Kami sudah mengundang, hak mereka untuk tidak datang,” ungkapnya.

Namun, ketidakdatangan para PKL Jensoed dalam pengundian tersebut tidak akan menyurutkan langkah Disperindakop untuk menertibkan PKL menuju ke lantai II Pasar Wage. “Kami akan tetap berusaha untuk menarik mereka sampai tanggal 17 Maret nanti. Masih banyak jurus yang akan kami buat untuk menarik mereka ke laniati II,” ucapnya.

Terkait permintaan PKL Jensoed untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan niaga, kemungkinan besar tidak akan terealisasi. Sebab pembuatan kawasan niaga membutuhkan dana yang tidak sedikit. “Biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. Dan harus melalui perencanaan yang matang,” tutur Tony Simamora. Karena itu, pihaknya masih memmberikan solusi dengan relokasi di lantai II Pasar Wage.(Radar Banyumas)
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik