Petani Terancam Gagal Panen

BANJARNEGARA (radar banyumas) -Areal padi seluas 24 hektar dan 37 hektar lahan jagung di dua kecamatan, yakni Kalibening dan Pandanarum terancam gagal panen. Musim kemarau yang sudah dirasakan selama dua bulan ini membuat lahan pertanian tersebut mengering.

Para petani di wilayah tersebut mengaku pasrah bila memang harus gagal panen. Sebab sudah tidak ada air yang mengalir sama sekali ke areal pertanian mereka.

Salah satu petani di Kalinening, Partinah (48) mengungkapkan, lahan pertanaiannya memang berada dekat dengan Sungai Sindu yang menjadi sumber irigasi masyarakat sekitar. Namun musim kemarau ini, aliran air sungai tersebut juga sudah mengering.

"Saya tetap akan merawat tanaman saya ini semampu saya. Walaupuu nantinya tidak bisa panen tapi tetap berusaha," ujar Partinah. Menurutnya, jika sampai beberapa hari ke depan hujan tidak kunjung turun, dipastikan ia dan puluhan petani lain akan mengalami kerugian biaya produksi paling tidak sebesar Rp 5 juta per hektar.

Ia menambahkan, kebanyakan petani di wilayah Kalibening baru saja memasuki awal masa tanam dan masih sangat membutuhkan air. Jika tidak, pasti akan mati.

"Jika dihitung kami mengabiskan Rp 5 juta untuk biaya dari awal hingga saat ini per hektarnya. Jika hujan tidak turun, kekeringan dipastika akan meluas dan mengancam ratusan hektar lahan pertanian yang lain," katanya.

Petugas Pengamat Hama Kecamatan Kalibening dan Pandanarum, Maulana menjelaskan, dari pendataan sementara tercatat luasan lahan pertanian yang sudah mengering di kedua kecamatan tersebut sudah ,emcapai puluhan hektar.

"Di Kecamatan kalibening sendiri awah yang sudah kering mencapai 18 hektar dan lahan jagung sekitar 20 hektar. Sedangkan di kecamaytan Pandanarum Sawah kering sudah mencapai enam hektar dan lahan jagung 17 hektar," kata Maulana. (byu)