Hulu Sungai Luk Ulo Rusak
Halaman 1 dari 1
Hulu Sungai Luk Ulo Rusak
KEBUMEN - Komisi D DPRD Kebumen mengingatkan, kerusakan lingkungan di hulu Sungai Luk Ulo sudah sangat mengkhawatirkan. Hal itu diperparah aktivitas penambangan pasir yang tidak terkendali.
"Akibatnya, kini kondisi Sungai Luk Ulo sangat parah dan banjir setiap saat bisa membawa kerusakan tebing sungai maupun rumah penduduk. Ini buah yang harus kami petik karena kesalahan bersama,''tandas juru bicara Komisi D DPRD Kebumen Erna Cypriana saat menyampaikan Laporan Komisi D terhadap RAPBD 2012 pada Rapat Pleno DPRD, pekan lalu.
Dia menegaskan, kerusakan daerah hulu ditandai dengan fluktuasi air yang tinggi saat kemarau dan musim hujan seperti saat ini. Hal itu hampir terjadi di semua sungai. Namun palang parah di Kali Luk Ulo yang merupakan sungai terbesar di Kebumen. Bahkan adanya penjarahan hutan dan tanaman pada masa reformasi menyebabkan banjir di hilir dan longsor hampir sepanjang sungai.
Dia menyatakan, selama ini masih ada kesalahan persepsi saat mengatasi banjir, yakni dengan membuat bronjong dan memperkuat tanggul sungai. Padahal itu tidak bisa mengobati sumbernya. Yakni di daerah hulu atau di daerah atas. Karena itu penataan dan pengendalian daerah hulu harus dilakukan.
Komisi D juga meminta eksekutif mulai melakukan manajemen penambangan pasir yang berwawasan lingkungan. ( B3-45)
sumber: suaramerdeka.com
"Akibatnya, kini kondisi Sungai Luk Ulo sangat parah dan banjir setiap saat bisa membawa kerusakan tebing sungai maupun rumah penduduk. Ini buah yang harus kami petik karena kesalahan bersama,''tandas juru bicara Komisi D DPRD Kebumen Erna Cypriana saat menyampaikan Laporan Komisi D terhadap RAPBD 2012 pada Rapat Pleno DPRD, pekan lalu.
Dia menegaskan, kerusakan daerah hulu ditandai dengan fluktuasi air yang tinggi saat kemarau dan musim hujan seperti saat ini. Hal itu hampir terjadi di semua sungai. Namun palang parah di Kali Luk Ulo yang merupakan sungai terbesar di Kebumen. Bahkan adanya penjarahan hutan dan tanaman pada masa reformasi menyebabkan banjir di hilir dan longsor hampir sepanjang sungai.
Dia menyatakan, selama ini masih ada kesalahan persepsi saat mengatasi banjir, yakni dengan membuat bronjong dan memperkuat tanggul sungai. Padahal itu tidak bisa mengobati sumbernya. Yakni di daerah hulu atau di daerah atas. Karena itu penataan dan pengendalian daerah hulu harus dilakukan.
Komisi D juga meminta eksekutif mulai melakukan manajemen penambangan pasir yang berwawasan lingkungan. ( B3-45)
sumber: suaramerdeka.com
Similar topics
» Pendangkalan Sungai Picu Banjir
» Polar Sungai Serayu Kritis
» Rehabilitasi Sungai dekat Merapi Rp 300 M
» Jembatan Sungai Parakan Di Resmikan
» Hari Bumi, Aktivis Bersihkan Sungai
» Polar Sungai Serayu Kritis
» Rehabilitasi Sungai dekat Merapi Rp 300 M
» Jembatan Sungai Parakan Di Resmikan
» Hari Bumi, Aktivis Bersihkan Sungai
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|