warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Duku Manis, Manis Pula Nasib Petani

Go down

Duku Manis, Manis Pula Nasib Petani Empty Duku Manis, Manis Pula Nasib Petani

Post  tahenk Sat Feb 25, 2012 11:47 pm

* Oleh Ryan Rachman dan Bangkit Wismo

SELAIN dikenal dengan knalpot, rambut, dan bulu mata palsu, Kabupaten Purbalingga memiliki potensi ekonomi lain yang tak kalah manis, yakni duku (Lansium domesticum coor). Beberapa kecamatan membudidayakan buah itu, tetapi rasa duku dari Desa Kalikajar, Kecamatan Kaligondang, terkenal super.

Dari segi fisik, duku itu sama dengan varietas lain, bulat agak lonjong dengan ukuran relatif besar. Namun keunggulan yang tak dimiliki varietas lain di Jawa adalah kulit buahnya tipis dan berwarna kuning cerah serta mudah dikupas. Daging buah tebal karena berbiji kecil. Bahkan terkadang tak berbiji sama sekali. Rasanya pun lebih manis. Keunggulan itu sudah menyebar di antero Jawa sejak zaman Hindia Belanda.

Duku di Kalikajar bukan tumpuan utama pendapatan ekonomi bagi warga desa. Duku hanya menjadi tanaman sampingan sesudah padi. Namun lebih dari 70 persen warga desa itu memiliki tanaman duku di lahan pekarangan mereka. Buah itu juga mengangkat perekonomian masyarakat desa.

Pemerintah Desa Kalikajar mencatat, sekitar 3.000 pohon duku produktif berusia lebih dari 25 tahun siap panen. Adapun 4.000 pohon muda berusia kurang dari 25 tahun sebagian sudah berbuah. Duku memiliki masa panen yang singkat, yaitu medio Maret-April. Begitu pula di Kalikajar.

Setiap pohon dapat menghasilkan buah rata-rata 3 kuintal. Pohon dewasa paling tidak menghasilkan 900 ton duku. Jika dipatok harga Rp 5.000/kg, total jenderal omzet warga Kalikajar Rp 4,5 miliar sekali panen.

Duku itu dibeli pengepul, lalu disebar ke beberapa kota di Jawa Tengah. Maka, duku Kalikajar pun menyebar ke Semarang, Pemalang, Tegal, Brebes, Kebumen, Purworejo, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), serta Madiun dan Surabaya di Jawa Timur.

Faktor Tanah

Keunggulan duku Kalikajar berasal dari tanah tempat tumbuh. Tak jauh dari desa itu ada Sungai Serayu. Tanah yang teduh menjadi tempat yang baik bagi pertumbuhan pohon duku. Sebab, jika tanaman itu dipindahtanamkan ke daerah lain, hasilnya tidak sebagus di Kalikajar, meski cuma di tetangga desa.

“Kalau ada varietas dari daerah lain ditanam di sini, hasilnya sama seperti asli sini,” kata Sekretaris Desa Kalikajar, Harsono.

Tahun 2009, Desa Kalikajar dengan dukunya masuk menjadi daerah agropolitan Jawa Tengah. Pemerintah Kabupaten mengadakan berbagai program untuk mengangkat potensi itu. Sayang, karena terkendala lahan, program itu pun terhenti di tengah jalan.

“Sebenarnya pemerintah tak kurang-kurang ingin mengembangkan. Dulu, kami diminta menyiapkan lahan 40 hektare. Namun karena lahan tanah kering di desa kami sempit, akhirnya ya tidak jadi,” kata Harsono.

Pada 1990 hingga 2000 menjadi masa suram bagi pemilik pohon duku di Kalikajar. Mereka memang memanen, tetapi tak menikmati hasilnya. Sebab, mereka terbuai bujuk rayu tengkulak yang memberi pinjaman uang dengan jaminan panen duku.

“Misalnya, satu pohon dibayar Rp 500.000 dengan jaminan tiga kali panen. Para tengkulak itu dapat untung besar. Jika hasilnya sedikit, mereka tak menghitungnya sebagai panen. Para pemilik pohon hanya bisa nglogog (tercenung),” kata Harsono.

Namun sekarang itu jarang ditemui lagi. Jika ada karena pemilik pohon sangat butuh uang. Sistem beli tebas pun jarang. Mereka lebih senang menunggu beberapa minggu untuk memperoleh hasil lebih baik.

Saking terkenal duku Kalikajar, saat belum panen atau pascapanen banyak duku dari daerah lain masuk ke Kalikajar untuk dikemas para tengkulak dan didaku sebagai duku Kalikajar. Dengan cap Kalikajar, duku luar itu dikirim lagi ke berbagai kota.

Primadona

Melihat potensi duku itu, pemerintah desa pun berpikir mengembangkan diri menjadi daerah agrowisata. Pemerintah Desa berkoordinasi dengan kelompok tani duku. Namun itu masih sebatas rencana dan perlu persiapan dan modal besar.

Rencananya, di beberapa tempat disediakan homestay untuk pengunjung. Di sekitar homestay tentu sudah berdiri pohon duku yang penuh buah. Pengunjung dipersilakan memetik duku dan menikmati sepuas hati.

Itu tentu harus didukung tanaman duku berkualitas baik.

Pemilik pohon duku yang tergabung dalam Kelompok Tani Duku Tunas Harapan pun selalu membenahi penanaman. Awalnya mereka hanya membiarkan pohon duku tumbuh begitu saja, tetapi kini sudah memupuk, memberantas hama tanaman baik hewan maupun tumbuhan parasit.

“Secara berkala kami mendata pohon yang pernah berbuah dan pohon baru. Penyuluhan pun tak henti-henti kami lakukan dengan mendatangkan penyuluh dari kabupaten,” kata Ketua Kelompok Tani Duku Tunas Harapan, Marsaid Marmo Kustanto.

Ya, saat ini, duku jadi primadona bagi masyarakat Kalikajar. Tak ada yang berani menebang pohon itu, kecuali pohon sudah mati, lantaran mereka sudah merasakan benar manfaat ekonomisnya.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Purbalingga, Lily Purwati, menyatakan potensi duku Kalikajar tak kalah dari duku dari Palembang. Bahkan pada Festival Hortikultura Jawa Tengah 2012, pekan lalu, duku Kalikajar menjadi juara ketiga.

Namun untuk meningkatkan daya saing, dia mengimbau warga desa mau mbrongsong, membungkus, buah. “Dengan dibrongsong, duku menjadi putih bersih, daging buah bening dan rasa sangat manis,” tuturnya.

Selain itu, pembrongsongan juga mengurangi risiko penyerangan lalat buah. Dinas mengklaim sudah mendampingi petani dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman melalui program SL Agribisnis.(51)


sumber: suaramerdeka.com
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik