warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Dipertanyakan, Jualan Susu di Sekolah

Go down

Dipertanyakan, Jualan Susu di Sekolah Empty Dipertanyakan, Jualan Susu di Sekolah

Post  tahenk Mon May 12, 2008 1:21 am

Keracunan di SDN 1dan 2 Bancarkembar

PURWOKERTO-Keracunan susu di SDN 1 dan 2 Bancarkembar, Kecamatan Purwkerto Utara sebaiknya tidak dilihat akibat ketidaksengajaan.

Kejadian itu dinilai tak lepas dari kelemahan kontrol dinas terkait. Dinas Pendidikan melalui UPK dan sekolah telah melegalkan penjualan susu berdalih program peningkatan gizi.

’’Mestinya kalau itu program, harus ada kontrol ketat. Susu sebelum dibagikan wajib diuji. Kejadian itu membuktikan dinas terkait dan sekolah hanya melihat sisi untungnya,’’ kata Srihono, salah seorang anggota Dewan Pendidikan Banyumas, kemarin.

Ia menanggapi peristiwa keracunan 40 murid akibat mengonsumsi susu, Sabtu lalu. Mereka dikirim ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan.
Menurut Srihono, susu yang dijual kepada para murid termasuk mahal karena per bungkus ukuran 120 mm Rp 1.000.

’’Ukuran itu semestinya hanya Rp 500. Namun yang penting bukan soal harga, tetapi kenapa penjualan susu di sekolah bisa legal. Sekolah ibarat pasar. Itu harus dijelaskan,’’ ujarnya.

Kalau program itu atas nama Pemkab lewat dinas terkait, seharusnya murid tak diwajibkan membeli dengan uangnya sendiri.

’’Pihak yang memperbolehkan kerja sama itu yang harus tanggung jawab. Murid dan orang tua yang jadi korban. Sudah wajib membeli, kalau ada kejadian seperti itu yang seharusnya bertanggung jawab malah bingung,’’ kata mantan aktivis GMNI itu.

Berdasarkan informasi yang ia dapatkan penjualan susu lewat sekolah tak hanya terjadi di SD Bancarkembar 1 dan 2. Program itu sudah jalan di SD 3 dan 4.

Masih Dirawat

Dari 12 korban yang kritis dan dirawat di RS Wijayakusuma kemarin tinggal dua anak, yakni Nurwariah dan Ajeng Permana. Keduanya belum diperbolehkan pulang karena masih demam.

Kasubag Kesehatan dan Kesejahteraan pada Bagian Kesra Setda, Kristin Lestari SH MHum, mengatakan biaya perawatan korban diambilkan dari asuransi kesehatan dan anggaran penanganan bencana.

Staf BBPTU Basuki menjelaskan susu yang diproduksi dijamin bersih. Susu yang dijual produksi Kamis siang dan sore harinya dimasak. Setelah itu dimasukkan ke lemari pendingin.

’’Kami memproduksi 1.050 bungkus,’’ jelasnya.
Pihaknya siap memberikan keterangan kepada polisi terkait dengan susu yang menyebabkan 40 murid keracunan.

’’Polisi sudah mengamankan susu yang menyebabkan keracunan,’’ jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan dokter Gempol Suwandono mengatakan tim sudah mengecek tempat pemerahan susu dan pengolahan.

Tim juga mengambil sampel dari sisa susu di BBPTU. Susu itu kini tengah diteliti untuk mengetahui jenis bakteri atau bahan kimia yang menyebabkan keracunan. (G22,in-27)
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik